PART 12

105 3 0
                                    

Di ruang Olimpiade

Semua murid yang ada disini sibuk dengan berkas yang mereka pegang. Termasuk aku dan Reuben.

Yap, Olimpiade Sains tinggal seminggu lagi. Untungnya aku udah nemuin bahan-bahan buat Olimpiade, dan tinggal belajar bareng sama Reuben tiap hari. Latihan makin intensif, karena lomba sebentar lagi.

Aku dan Reuben duduk di dekat rak buku. Reuben asyik membaca essay yang baru kubikin tadi.

“Well, Reu. Rasanya agak aneh sekarang liat kamu disini. Kayaknya lebih cocok liat kamu bareng gitar, deh. Hehehe…” kataku pelan sambil tertawa.

Reuben mendongak dan ikut tertawa. “Haha, me too. Rasanya liat kamu nyanyi kemaren, dan sekarang liat kamu bikin essay. Beda banget…”

Kami berdua tertawa pelan. Reuben kemudian menatapku, “Oh iya, can I ask you something?”

Aku mengangguk.

“Menurut kamu, Mikha anaknya gimana? Seru gak?” tanya Reuben.

Denger nama Mikha disebut langsung aja aku nervous gak karuan. “Nngg… Mikha baik. Jago main musik. Lucu banget lagi, haha…”

“Yakin itu aja?”

Aku mengangguk lambat-lambat. “Emang kenapa, Reu?”

Reuben menggeleng. “Kayaknya, kamu sama Mikha akhir-akhir ini dekat, ya? Hmm, jangan-jangan kamu udah mulai suka lagi sama adek aku, hahaha!”

Okay. Okay. Calm down Mona. Tebakan Reuben bener dan aku mulai salting. Okay. Stay cool.

“Haha, ada-ada aja, Reu…”

“But seriously. Mik kayaknya belum pernah suka sama cewek. Tapi siapapun yang bakal dia sukain nanti, cewek itu beruntung banget. Mikha is like a prince, baik dan tulus banget,” kata Reuben sambil senyum.

“Promosiin Mikha, nih?” kataku sambil tertawa.

Reuben ketawa. Dan adek-kakak ini kalo ketawa emang ganteng banget ya…… Rrrrrr

“Haha. Kalo diliat-liat, sih, Mikha perhatian banget sama kamu. Just saying sih, Mon…” kata Reuben. “Dan kalau aku liat, cara dia natap kamu aja udah beda banget.”

Apa kata Reuben tadi? Perhatian sama aku? Rrrr blushing. Blushing.

Reuben kembali membaca essayku, sementara aku berpikir keras.

Bener sih, kata Reuben. Akhir-akhir ini aku kemana-mana bareng Mikha. Mulai dari sebangku terus di kelas, istirahat bareng Mikha, kadang-kadang juga sama Reuben, Jeremy, dan Mada, latihan bareng.

Kalau dibandingin sama yang dulu-dulu, jelas beda banget.

Aku takut berharap berlebihan. Bisa aja, kan, Mikha cuma anggap aku temannya?

Ya, bisa jadi.

Reuben menepuk bahuku, menyadarkanku dari lamunan sesaat. “Hey, Mon! Kamu mikir apa, sih? Udah, jangan mikirin Mikha mulu, hahaha lol.” Reuben ketawa.

Reubeeennn!

Music Is Our Way (The Overtunes Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang