Setelah bel pulang bordering, Sanny dan Sharen segera merapikan buku-bukunya ke dalam tas maisng-masing.
“Ren, anter ke koperasi dulu, yah. Tadi istirahat gue lupa mau bilang ke Bang Tino kalau mau cetak komik lagi,” kata Sany.“Emangnya lo udah selesain kelanjutan komik lo itu?” tanya Sharen seraya menggendong tasnya.
Pasalnya dua bulan yang lalu Sany bilang ke Sharen bahwa dia mau hiatus dan tidak melanjutkan cerita komiknya itu.
“Udah. Tinggal dicetak.”
“Bagus. Ya udah, ayo, pembaca lo pasti kangen sama komik lo tau,” kata Sharen sambil tersenyum.
Hal yang paling Sharen sukai dari Sany adalah dia itu mempunyai penghasilan sendiri yang menambah uang jajanya. Sany itu jago menggambar. Bakatnya itu dia gunakan untuk membuat komik kecil-kecilan yang diatur sendiri dan dicetak sendiri. Komiknya ia pasarkan di koperasi sekolahnya. Jangan salah, komiknya lumayan laku karena alur ceritanya yang menarik. Apalagi bagi perempuan yang hobi membaca, komik Sany selalu menjadi perbincangan mereka. Satu kali mencetak komik, Sany mencetaknya sebanyak duapuluh komik saja. Apabila ada yang ingin membeli lagi Sany bakalan cetak lagi. Harga komiknya dibandrol seharga 25 ribu saja. Menyesuaikan dengan lembar setiap satu komik atau per episodenya tidak lebih dari 20 lembar. Sebab Sany sengaja membuat komiknya tidak terlalu panjang alur per episodenya. Dan sekarang sudah jalan 7 episode alias buku ke-7.
Sesampainya Sany di koperasi ia pun menghampiri penjaga koperasi yaitu, Bang Tino yang sedang merapikan makanan karena sudah mau tutup.
“Bang Tino.”
“Eh, Sany, mau apa? Jajan?”
Sany menggeleng. “Bukan, Bang. Sany cuman mau kasih kabar aja nanti Senin depan Sany bakalan cetak komik lagi.”
Bang Tino tampak senang. “Wah! Abang seneng banget dengernya, San. Udah ada beberapa orang yang nanyain kelanjutan komik lo itu. ‘Bang Tin, komik Cinta Bertepuk Sebelah Tangan udah ada kelanjutannya belom?’ mereka pada nanya gitu mulu ke gua, San.”
Sany tertawa geli. “Komik gue emang seru, kan, Bang?”
“Seru. Pacar Abang juga nyampe suka.”
“Wah bilangin sama pacar Bang Tino yah makasih gitu.”
“Siap-siap.”
“Ya udah, Bang, Sany cuman mau bilang itu aja. Nanti hari Senin Sany bawa komiknya oke.”
“Siap Abang tunggu.”
Setelah itu Sany dan Sharen segera pergi dari sana untuk segera pulang. Komik berjudul 'Cinta Bertepuk Sebelah Tangan' itu Sany buat karena terinspirasi dari dirinya sendiri yang menyukai Daru. Ceritanya ringan, banyak humor recehnya, dan tentang keseharian seorang cewek yang menyukai cowok yang tidak menyukainya yang di mana Sany dan Daru versi komiknya saja.
*****
Sebelum sampai di rumah, Sany tadi mampir ke ATM dekat perumahan terlebih dahulu untuk menarik tunai untuk keperluan mencetak komiknya. Saat ini Sany sudah sampai di rumah Daru. Ia mengucapkan salam seraya menemui Sasti yang sedang memasak di dapur.
“Eh, Sany sudah pulang.”
“Iya Tante. Tante masak apa?”
“Sayur asam. Eh, cobain deh, menurut kamu enak nggak?” Sasti mengambil mangkuk kecil dan sendok. Setelah itu menuangkan satu siuk sayur asam ke dalam mangkuk tersebut. “Nih cobain.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, I Love You! (Completed)
Teen FictionDaru tidak tahu harus dengan cara apalagi ia harus menyingkirkan Sany dari kehidupannya. Cewek pecinta warna kuning itu selalu membuat hidup Daru tidak tenang. Apalagi kalau Sany sudah meneriakinya 'I Love You', ingin sekali rasanya Daru mengirim Sa...