Hari ini adalah hari kelulusan bagi angkatan Daru. Dari sudut aula Sany berdiri ditemani Kalvi dan Sharen. Ia tersenyum bangga ketika melihat Daru baru saja turun dari podium setelah penyerahan kalung kelulusan bersama Erik dan Ozra. Walaupun Daru tidak meraih prestasi sebagai murid berprestasi tahun ini tidak lantas membuatnya merasa bersedih. Meskipun begitu Andaru Prasetya tetap lolos PTN di jurusan yang ia mau lewat jalur SNMPTN.
"Dar, pacar lo tuh." Erik menyikut lengan Daru ketika melihat Sany melambaikan tangannya ke arah Daru.
"Belom resmi," ucap Daru.
"Resmiin lah sekarang," ujar Ozra.
Erik dan Ozra sudah mengetahui bahwa Daru sudah membalas perasaan Sany. Namun, mereka belum resmi menjadi sepasang kekasih dikarenakan Sany yang menolak menjadi kekasih Daru di saat Daru harus berjuang diakhir tahun masa sekolahnya. Sany hanya ingin Daru fokus dengan tujuannya.
"DARU!"
Teriakan itu membuat Daru menoleh dan mendapati Zita yang berjalan ke arahnya. Cewek itu terlihat anggun dengan kebaya simpel dan polesan make-up natural.
"Selamat yah lulus di IPB," ucap Zita kepada Daru.
Daru tersenyum. "Lo juga Zit, selamat yah keterima di Ilmu Komunikasi Unpad."
"Ozra lo jadi ke Jogja?" tanya Zita.
Ozra mengangguk. "Jadi, Zit, walaupun di PTS."
"Nggak apa-apa, Zra. Mau PTS mau PTN semuanya sama aja. Yang penting gimana lonya aja," ucap Erik.
Ozra memang tidak lolos PTN yang ada di Jogjakarta. Ia juga tidak ingin gapyear dan memang sudah rencananya dari awal apabila ia tidak lolos PTN ia memang mengambil PTS jurusan Farmasi. Sedangkan Erik memilih untuk gapyear karena ingin mencari kerja terlebih dahulu. Katanya dia pengen kuliah sambil kerja.
"Eh gue samperin dulu Sany," kata Daru.
Erik mengacungkan jempolnya. "Kita tunggu di luar yah kita foto-foto."
Setelah Erik, Ozra, dan Zita keluar dari aula Daru berjalan mendekati Sany.
"Selamat yah Kak buat kelulusannya," ucap Sharen ketika Daru sudah berada di hadapan mereka bertiga.
"Makasih, Ren," jawab Daru kemudian menatap ke arah Kalvi. "Lo nggak mau ngucapin selamat ke gue?"
Kalvi memutarkan bola matanya. "Najis!" Namun, kemudian ia melebarkan senyumnya. "Becanda sayang. Selamat yah, Bro."
"Yoi, makasih."
"Gimana nih? Jangan gantungin sahabat gue," ucap Kalvi.
"ang ada sahabat lo ini yang gantungin gue," kata Daru.
Kalvi hanya terkekeh kemudian menoleh ke arah Sharen. "Ren, mending kita ke luar yuk, biarin mereka ngobrol."
"Oke, ayok. San, Kak, aku keluar duluan yah." Pamit Sharen.
Sany dan Daru mengangguk bersamaan. Setelah itu Kalvi dan Sharen keluar dari aula. Samar-samar Sany dna Daru mendengar percakapan Sharen dan Kalvi sebelum benar-benar keluar dari aula.
"Ren, katanya kalau terlalu serius nanti cepet mati loh. Gimana kalau kita jalan pulang dari sini?" Tanya Kalvi.
Sharen menoyor bahu Kalvi. "Dih, Kal! Lo udha ketularan kebar-barannya si Snay nih."
Sany dan Daru tertawa melihat kedua temannya itu. Kalvi akhir-akhir ini memnag menaruh perhatian lebih kepada Sharen dan sempat mengaku kepada Sany kalau dia mau mencoba mendekati Sharen. Snay sih setuju aja, toh Sharen anak baik-baik. Masalahnya Sharen sendiri yang memiliki hati sekeras batu. Dia terlalu cuek.
"Mereka kenapa nggak jadian aja," ucap Daru.
"Sharennya yang cuek, Kak."
Daru mengangguk-anggukkaan kepalanya. "Oh...."
"Selamat yah, Kak, buat kelulusannya," ucap Sany.
"Iya, sama-sama."
Setelah di mana Daru mengutarakan perasaannya beberapa bulan yang lalu, Sany dan Daru memang selalu terlihat bersama saat di sekolah. Tidak ada penolakan lagi dari Daru walaupun terkadang Daru masih malu dengan tingkah konyol Sany. Hampir seluruh murid pun mulai mengetahui bahwa Daru membalas perasaan Sany dan menyimpulkan bahwa mereka sudah berpacaran padahal sebenarnya belum.
"Jadi gimana?" tanya Daru.
"Gimana apanya?"
"Janji lo waktu itu."
"Yang nerima Kak Daru kalau udah lulus?"
"Iya."
"Ya udah," jawab Sany.
"Ya udah apa?"
"Ya udah kita pacaran. Kak Daru juga udah lulus juga, jadi gue harus tepatin janjinya."
Daru tersenyum jahil. "Tapi, lo kan naik ke kelas 12 kalau lo pacaran sama gue nanti lo nggak fokus sekolah. Katanya pengen masuk jurusan DKV. Kalau gitu mending gak usah pacaran sampai lo lulus."
Mata Sany seketika terbelalak. "Nggak mau! Kak Daru gimana sih?! Katanya mau dipastiin tapi malah Kak Darunya yang gini. Gue janji deh bakalan fokus sekolah. Kalau misalnya nunggu gue lulus yang ada gue harus nunggu lagi. Nunggu itu capek tau."
Melihat wajah Sany yang kesal Daru malah tertawa.
"Bisa janji nggak lo mau fokus?"
"Kan gue punya lo, Kak. Kalau gue mau tanya materi yang nggak paham tinggal tanya Kak Daru, kan?"
"Tapi gue bakalan ngekos loh. Kita LDR-an."
Sany terdiam. Sebenarnya ia juga belum siap untuk LDR. Namun, bagaimanapun juga masa depan Daru lebih penting.
"Nggak apa-apa. Gue juga bakalan ikut les biar gampang belajarnya."
Daru tidak menjawab. Ia terdiam sejenak.
"Serius?"
"Iya."
Daru menghela napas pelan. "Ya udah kalau gitu, kita resmiin hubungan kita ini. Tapi janji lo harus fokus ke masa depan lo. Sama tujuan lo. Jangan jadiin gue prioritas banget. Masa depan lo, mimpi lo lebih penting daripada gue."
Sany mengangguk semangat. "Siap Bos! Nanti kalau gue bucin ingetin aja yah. Suka khilaf."
Daru tertawa lagi. Ia merangkul bahu Sany. "Ya udah, keluar yuk kita foto bareng sama yang lainnya."
Sany mengangguk.
"Btw, San."
"Iya"
"Makasih yah."
"Untuk?""
Semuanya. Dan gue minta maaf atas perlakuan gue yang nggak baik ke lo."
"Udah lah lupain aja. Gue udah dapetin Kak Daru aja udah senang tau.""
Gue pun."
Sampai detik ini Sany masih belum percaya bahwa semua perjuangannya bisa membuahkan hasil yang baik. Bersama Daru adalah mimpi baginya. Dan mimpi itu menjadi nyata. Sany merasa semua perjuangannya tidak sia-sia.
Sany beruntung memiliki Daru.
Begitupun dengan Daru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, I Love You! (Completed)
Ficțiune adolescențiDaru tidak tahu harus dengan cara apalagi ia harus menyingkirkan Sany dari kehidupannya. Cewek pecinta warna kuning itu selalu membuat hidup Daru tidak tenang. Apalagi kalau Sany sudah meneriakinya 'I Love You', ingin sekali rasanya Daru mengirim Sa...