30. Cemburu?

213 23 7
                                    

Jujur saja dibandingkan tinggal di rumah Daru, Sany lebih leluasa tinggal di rumah Kalvi. Ya iyalah, toh keluarganya dengan keluarga Kalvi sudah seperti saudara. Dulu saat Sany masih tinggal di Bandung rumahnya bersebelahan dengan Kalvi. Namun, saat Sany berumur 5 tahun keluarganya harus pindah ke Jakarta. Walaupun begitu hubungan keluarga Sany dengan Kalvi tetap terjalin dengan baik. Biasanya setiap lebaran Sany sekeluarga pergi ke rumah Neneknya yang di Bandung lalu mampir ke rumah Kalvi.

Malam ini Sany dan Kalvi sedang bermain PS di kamar Kalvi. Kamar ini masih terlihat berantakan karena Kalvi masih belum selesai merapikan barang-barangnya kecuali TV dan PS yang langsung dia pasang dibandingkan baju-bajunya yang harus dimasukkan ke dalam lemari.

"Nggak sabar gue besok sekolah," ucap Kalvi sambil fokus ke layar TV. Tangannya yang memegang kontroler tidak berhenti bergerak.

Di sampingnya Sany menjawab. "Lo jangan jadi anak nakal."

"Menjadi anak nakal adalah jalan ninja biar gue bisa terkenal."

Sany memutarkan bola matanya. "Narsis."

"Kal."

"Apa sayang."

"Gue mau minta tolong sama lo."

Setiap kali Kalvi memanggilnya sayang, Sany memang tidak pernah terbawa perasaan. Begitu pun sebaliknya. Kalvi merasa biasa-biasa saja setiap kali Sany memanggilnya sayang.

"Minta tolong apaan?"

"Gue kan punya rencana buat tahu perasaan Kak Daru itu gimana. Gue pengen tahu aja sebenarnya apa Kak Daru suka sama gue apa nggak? Kalau dia nggak suka gue berarti udah fix gue harus lupain dia."

"Bukannya dia emang nggak suka lo yah?"

"MAKSUDNYA BUKAN GITU WOI! KAN GUE PERNAH TINGGAL SAMA DIA. NAH SEKARANG GUE CUMAN PENGEN TAHU APA DIA ITU UDAH SUKA SAMA GUE APA BELUM!" jawab Sany ngegas. "Tau ah kesel gue!"

Kalvi tertawa terbahak-bahak. "Hahaha oke-oke gue paham. Canda sayang. Hahaha. Oke terus gimana?"

"Nah gue mau minta tolong sama lo, Kal. Nanti di sekolah gue bakalan cuek sama Kak Daru tapi bakalan kelihatan deket banget sama lo. Gue mau lo kelihatan kayak suka sama gue. Biar apa? Biar Kak Daru cemburu."

"Tapi lo yakin si Daru itu bakalan cemburu?"

"Gue nggak yakin. Tapi pengen nyoba dulu aja. Kak Daru bentar lagi keluar sekolah, bakalan kuliah di Bogor, gue nggak mau harus ngegalauin Kak Daru mulu."

"Oke siap! Serahin aja sama gue."

"Lo yang serius yah jangan main-main."

"Heueuh. Percaya aja sama gue. Gue jamin si Daru itu bakalan cemburu lihat lo sama gue."

"Beruntung banget gue punya sahabat sebaik lo."

"Bisa aja kamu sayang."

"Iya sayang, I love you."

Apabila ada yang bertanya apakah Kalvi menyukai Sany?

Jawabannya tidak.

Sany sudah dianggap seperti adik sendiri bagi Kalvi. Adik yang harus dijaga layaknya seperti adik kandung.

*****

Sialnya rencana itu yang ditujukan untuk membuat Daru cemburu yang ada malah sebaliknya. Pagi ini ketika Sany dan Kalvi baru saja sampai di sekolah, di parkiran motor Sany melihat Daru dan Zita baru saja sampai. Melihat Zita yang dibonceng Daru malah membuat Sany cemburu.

"Itu dia udah ada. Tapi sama siapa?" tanya Kalvi seraya maneruh helm di atas motornya.

"Itu Kak Zita. Sahabatnya Kak Daru sekaligus orang yang disuka sama Kak Dar,"" jawab Sany jutek.

Hey, I Love You! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang