"PAGI Rene." jerit Mia dan Dodo hampir bersamaan saat pintu terbuka.
"Kalian ngapain ke sini? Jualan sayuran?" tanya Rene heran melihat dua kantong belanjaan berisi bahan-bahan makanan yang dipegang oleh keduanya.
"Elo yah, kalau nebak bagusin dikit kek." kata Mia yang langsung nyelonong masuk, menuju dapur. "Kita tuh ke sini mau ngajarin elo masak. Iya nggak, Do?"
Dodo mengangguk sambil meletakkan belajaannya di atas meja.
"Kapan gue bilang mau belajar masak, hah?" bantah Rene langsung.
"Terus, ngapain elo gabung di ekskul masak kalau elo nggak mau belajar masak. Elo mau jadi asisten chef Kintan terus? Nggak kan?"
"Biar gue perjelas." Rene menarik sedikit sudut bibirnya, lalu menjentikkan jari. Bersamaan dengan itu, pelayanan di rumahnya yang berjumlah tujuh orang langsung berbaris, membungkuk memberi hormat. "Siapkan makanan." perintahnya.
"Baik, Non." jawab Bi Diah, kepala pelayan di rumah itu. Lalu tidak lupa, mereka membungkuk memberi hormat sebelum pergi dari hadapan Rene dan menyiapkan semuanya.
Hanya butuh waktu tiga puluh menit, semua makanan enak sudah tersedia di atas meja makan yang ukurannya cukup panjang itu.
Dodo dan Mia terpana, sekaligus rasa lapar mereka kambuh walaupun sudah sarapan dari rumah.
"Lihat! Gue bisa makan makanan enak tanpa perlu memasak." kata Rene, lalu menjentikkan jarinya lagi.
Lima orang yang berpakaian seperti chef dan koki terkenal muncul menghampiri Rene. Entah datang darimana.
"Mereka adalah chef dan koki hebat dari resto keluarga gue. Dalam segi rasa, sajian, kualitas dan segala halnya deh mereka nomor satu."
Mia dan Dodo saling pandang. Antara bingung, kagum dan aneh.
"Princess Rene lagi ngapain sih? Dodo ke sini kan mau ngajarin dia masak. Kok jadi gini?" tanya Dodo setengah berbisik pada Mia.
"Sengaja, buat pamer. Elo baru pertama kali kan datang ke rumah Rene? Nah, Si Nona Besar itu sedang pamer kekayaannya, biar nanti elo tahu batas sejauh mana elo bisa dekat sama dia." balas Mia dengan suara pelan.
"Kalian boleh pergi." kata Rene pada tamunya itu.
Sekali lagi, sebelum pergi mereka sempat memberi hormat pada Rene dengan mengangguk sopan.
"Sekarang gue tanya... apa gue butuh ngelakuin hal yang nggak penting itu?" tanya Rene dengan sikap sok berkuasa.
Jika sudah begini, mereka tidak tahu harus menjawab apa. Rene memang punya segalanya dan hidup layaknya Tuan Putri di negeri dongeng.
Mia dan Dodo hanya diam sambil menikmati makanan di depan mereka.
"Oke... gue ganti pertanyaannya." kata Rene lagi melihat Mia dan Dodo melongo bengong sambil makan. "Kasih gue satu alasan, kenapa gue harus belajar masak sama kalian berdua?"
"Karna..."
"Sstts..." Mia langsung membukam mulut Dodo. "Jangan asal ngomong, Do. Pikir dulu! Kalau sampai jawaban elo salah, kita bakal diusir dari sini sekarang juga. Bahkan kalau Rene kumat, kita harus bayar makanan yang kita makan barusan."
"Oke..." Dodo mengangguk mengerti.
Dodo terdiam lama, berpikir.
"Sebelum Rene dan Mia gabung di ekskul memasak, Dodo pernah sekelompok sama Kintan. Terus, Kintan ngasih Han nyicip makanan yang sudah kita masak. Han suka banget masakan itu sampai ngabisin semuanya. Terus kata Kintan, Han suka cewek yang bisa masak. Makanya Kintan bisa pacaran sama Han." jelas Dodo dengan membawa nama Han yang pasti akan membuat Rene tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS PATAH HATI (tamat)
Teen FictionBercerita tentang seorang gadis populer bernama RENE MAURENNE yang sedang patah hati. Yang memutuskan hubungannya dalam perasaan masih sayang. Yang tidak bisa melupakan mantannya. Yang berharap bisa balikan lagi dengan mantannya. Yang tidak bisa men...