:: BAB 16 - HOROR ::

294 10 0
                                    

"REN, sorry banget." ujar Mia dengan wajah memelas.

"Gue bohong sama elo. Perjanjiannya, kalau Dodo berhasil ngajarin elo masak. Kalian bakal ngedate berdua. Tapi kalau gagal, kita bakal ngedate bertiga. Ya, gue tahu dia bakalan gagal, makanya gue iyain waktu itu. Nah, tadi Dodo nagih janji itu. Ntar malam, dia ngajak kita nonton bioskop. Elo mau kan? Please!" Mia merapatkan kedua tangannya di depan dada.

"Nonton bioskop ya? Boleh deh." jawab Rene tanpa mengalihkan matanya dari layar ponselnya yang menyala.

"Seriusan elo mau? Nggak marah?" tanya Mia memastikan

"Iya. Lagian gue udah lama nggak nonton bioskop."

Mia menarik nafas lega. Untung saja, Rene tidak marah.

"Tapi..." kata Rene lagi, membuat Mia melirik cemas ke arahnya. "Jangan film horor."

"Oh, oke..." Mia mengangguk mengerti.

Rene itu anti banget sama film horor. Iya, Rene penakutnya tingkat dewi. Terakhir nonton film horor waktu itu, Mia sampai dipaksa Rene menginap di rumahnya selama seminggu penuh.

Kata Rene sih, ia masih terbayang-bayang wajah hantu di film horor itu. Serem banget pokoknya sampai setiap kali menutup mata, wajah hantunya muncul terus dalam bayangannya.

--- ooo ---

TIKET sudah dipesan. Setengah jam lagi, film yang mereka pilih akan ditayangkan. Sambil menunggu, Rene, Mia dan Dodo melihat-lihat film yang akan segera tayang. Masih dalam status 'coming soon'.

Mia dan Dodo yang alay sibuk selfie di poster film yang dipajang dengan berbagai pose dan tidak lupa mengupload-nya ke sosmed. Tipikal kids jaman now yang alay banget.

Rene memilih sebagai penonton saja. Tapi, ada beberapa cowok yang mencuri pandang ke arahnya. Seperti cowok yang mengenakan jaket abu-abu dengan rambut belah tengah itu menatap Rene tanpa berkedip. Padahal cowok itu sedang bersama seorang cewek, yang pasti adalah pacarnya. Dasar, cowok zaman sekarang, nggak bisa lihat cewek yang lebih cantik dari ceweknya. Rene paling anti cowok seperti itu.

Rene bersikap acuh, tidak mau ambil pusing. Toh, ia selalu menjadi pusat perhatian karna kecantikannya yang tidak bisa ditutupi itu. Tapi sedetik kemudian, Rene terperanjat kaget, ada Han dan Kintan yang saat ini sedang berjalan menghampirinya.

Gawat! Rene mau kabur, tapi terlambat. Mereka keburu mendekat. Dan benar, lagi-lagi Kintan sok akrab menyapa Rene sambil tangannya mengenggam erat tangan Han. Duh! Bikin kesel saja. Sepertinya cewek itu memang sengaja pamer kemesraan di depannya.

"Kebetulan ketemu Kak Rene di sini. Aku sama Han mau nonton film horor. Kak Rene mau ikutan?" tanya Kintan ramah, tapi Rene malas banget meladeninya.

"Princess Rene nggak suka film horor." timpal Dodo yang berniat menjauhkan Kintan segera dari Rene.

Tapi sebaliknya...

"Masa sih? Hahaa... lucu ya, Han. Udah gede ngini masa ada yang nggak suka film horor?" canda Kintan.

Han memaksakan sebuah senyum menanggapi omongan Kintan itu.

"Jangan bilang Kak Rene penakut, makanya nggak berani nonton film horor?" selidik Kintan.

Rene diam.

"Kayaknya Han bakalan keberatan deh kalau elo nonton bareng kita?" tambah Mia, mencoba melepaskan diri dari Kintan segera. Sebelum Rene melepas topengnya yang membuat Kintan menyesal karna berani mencari gara-gara dengan sahabatnya itu.

"Gapapa kan, Han?" tanya Kintan pada Han.

Han mengangguk ragu.

Mia melirik ke arah Rene. "Sebenarnya kita..."

"Oke. Kita nonton bareng." kata Rene menyela ucapan Mia yang belum selesai itu.

"Ren, elo gimana sih, kita udah beli tiket lho?" tanya Mia, bingung.

"Udah, ikutin aja kata gue." jawab Rene sambil menyunggingkann senyum kecil.

--- ooo ---

MEREKA berlima duduk di bangku bertuliskan G dalam satu deretan.

Kintan duduk paling tepi, di dekat jalan masuk, di tengah-tengah yang memisahkan deretan bangku sebelah kanan dan kiri.

Di sebelahnya ada Han, dan tepat sebelah Han-lah Rene duduk. Ini seperti poster film, dimana ada dua orang cewek yang memperebutkan satu cowok.

Untung saja, tidak seperti itu. Karna ada Mia di sebelah Rene, dan Dodo di sebelahnya lagi. Di depan mereka, ada cowok yang berjaket abu-abu tadi bersama pacarnya. Di sisi lain, kosong. Hanya mereka bertujuh yang mengisi kursi bioskop saat ini.

Film diputar. Mia berkali-kali membuang muka, ketika penampakkan sosok hantu, begitu pun Dodo. Sedangkan Kintan memilih menyembunyikan wajahnya di bahu Han.

Rene sendiri merasa sesak nafas melihat ulah Kintan itu. Ditambah lagi, ia dan Han duduk bersisian tanpa saling bicara.

"Elo nggak takut, Ren?" tanya Mia, melihat Rene santai, tidak teriak atau pun tampak ketakutan sama sekali. Atau, Rene sedang berusaha keras menutupinya karna ada Han dan Kintan di sisinya. Entahlah.

"Ada hal lain yang lebih gue takutin." balas Rene pelan, penuh penekanan.

Mia mengangguk paham. Sepertinya yang lebih menakutkan bagi Rene sekarang, bukan hantu di film horor itu, tapi melihat Han begitu mesranya dengan Kintan.

Tiba-tiba, musik keras khas film horor memenuhi ruangan bioskop membuat Kintan menjerit ketakutan.

"Kok aneh ya, udah hampir mau habis filmnya, masa cuma kita-kita aja yang nonton?" tanya Kintan tersadar melihat sekitar yang masih kosong.

Biasanya kan, sekalipun filmnya sudah diputar, ada saja penonton yang baru masuk alias telat datangnya. Tapi kali ini, tidak ada siapa pun kecuali mereka bertujuh di ruangan bioskop yang luas itu.

"Bagus dong. Jangan-jangan elo takut ya karna bioskopnya sepi?" tanya Rene, iseng.

"Hahaa... nggak kok." jawab Kintan santai sambil memutar matanya kembali ke layar. Kintan berusaha untuk tenang agar tidak ketahuan kalau ia sedang ketakutan.

Rene melirik ke arah Han santai, lalu kembali fokus ke layar.

Tahu kenapa Rene tidak takut? Di kepalanya, hanya ada kecemburuan, balas dendam dan keinginan untuk segera pergi dari situ. Rene gagal fokus, makanya seseram apapun hantunya, ia tidak punya waktu untuk berteriak ketakutan.

Memang sih, mata Rene melihat ke layar, tapi pikirannya menerawang jauh. Entah sampai dimana lamunannya. Yang jelas, saat film-nya selesai diputar, Rene pun menghembuskan nafas lega. Seolah, ia baru saja lepas dari ketakutan itu sendiri.

--- ooo ---

CERITA dibalik bioskop yang sepi.

Rene mengajak Dodo berbicara empat mata setelah menyetujui ajakan Kintan untuk menonton film horor.

"Do, elo bawa credit card nggak?" tanya Rene setengah berbisik.

"Ini." Dodo mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya.

"Gue pinjam ya, besok gue ganti berapa pun yang kepakai."

"Iya. Nggak diganti juga gapapa." jawab Dodo sungguh-sungguh.

Rene mengambil kartu kredit Dodo itu, lalu menuju ke meja penjualan tiket.

"Saya mau pesan semua tiket yang masih tersisa." kata Rene, lalu menyebut film horor yang dimaksud Kintan tadi.
-
-
-
-
#08/04/19

PRINCESS PATAH HATI (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang