RENE mulai berpikir jernih, kenapa juga ia harus stres karna ulah Kintan dan Debora? Bodoh amatlah! Lupain Kintan. Lupain Han. Rene sudah bertekad untuk tidak ambil pusing soal mereka.
Rene berjalan santai menuju kelasnya. Bahkan, ia melemparkan senyum pada murid-muridnya yang berpapasan dengannya. Murid-murid cowok langsung terpana melihatnya. Sedangkan murid-murid cewek langsung berdecak kagum, sekaligus iri.
"Wah, elo dapat hidayah dari mana?" jerit Mia senang melihat Rene muncul di depan kelas dengan penampilan yang cantik. Rene sudah melepas jaket dan topinya.
"Apaan? Biasa aja tuh." jawab Rene cuek, lalu duduk di kursinya di sebelah Mia.
"Jadi, elo udah move on dari Han?" Mia jadi kepo.
Rene melotot. "Jangan sebut nama itu lagi, sekalipun huruf H-nya!"
"Seriusan gue nggak boleh sebut nama Han?" tanya Mia memastikan.
"Breng..." Ucapan Rene terjeda. Hampir saja. "Mia sayang, tutup mulut elo, atau gue buat elo nggak bisa buka mulut lagi selamanya." lanjutnya sambil berbisik penuh ancaman.
Mia mengangguk. Pandangan teralihkan dengan kotak ponsel baru yang ditaruh Rene di atas meja.
"Elo beli HP baru?" tanya Mia sambil mengecek merek ponsel tersebut.
"Ini hadiah." jawab Rene sambil merebut kotak ponsel itu dari tangan Mia, lalu membukanya.
"Hadiah apa?" Mia mendekat, penasaran.
"Jadi kemarin gue nggak sengaja ngelempar HP gue sama si brengsek yang mau mencelakai teman gue. Hp gue rusak. Barusan, teman gue itu kasih gue HP baru." jawab Rene polos.
"Teman?" Mia menatap curiga. "Cowok apa cewek?"
"Cowok."
"Siapa? Dodo?"
"Elo pikir cuma Dodo doang yang dekat sama gue?"
"Trus, siapa?"
"Ada deh."
"Ganteng nggak?"
Rene terdiam berpikir sambil membayangkan sosok Vasco.
"Hm, lumayan." jawab Rene dengan seulas senyum tipis.
"Elo naksir dia?"
"Apaan sih? Nggak."
"Udah saatnya kali elo move on dari..." Mia menjeda kata-katanya sendiri. "Pokoknya elo harus cari pacar baru deh."
"Elo juga, cari pacar sana biar nggak ngurusin gue mulu."
"Ogah ah, pacar bikin pusing. Mending gue belajar." Mia mengambil buku secara asal dari tas, lalu tatapannya fokus ke sana.
Mia melirik Rene yang sibuk dengan ponsel barunya. Mia pun menarik nafas lega. Pacar? Mia juga pengen punya pacar. Tapi, siapa yang mau pacaran dengan cewek jelek sepertinya? Tidak ada kan?
--- ooo ---
RENE berdiri di depan cermin besar dengan gaun selutut. Ia memiringkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, memastikan semuanya tampak sempurna, plus wajah cantiknya yang mempesona.
Rene terdiam beberapa saat, berpikir. Kayaknya ada yang salah deh.
Jadi gini, tadi itu Vasco ngechat, ngajak Rene ngumpul bareng teman-temannya di kafe biasa mereka nongkrong. Rene mau nolak sih, tapi batal, mengingat cowok itu sudah berbaik hati menggantikan ponselnya rusak. Jadilah ia mengiyakan tawaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS PATAH HATI (tamat)
Ficção AdolescenteBercerita tentang seorang gadis populer bernama RENE MAURENNE yang sedang patah hati. Yang memutuskan hubungannya dalam perasaan masih sayang. Yang tidak bisa melupakan mantannya. Yang berharap bisa balikan lagi dengan mantannya. Yang tidak bisa men...