1. Prologue: Going To Seoul

2.3K 131 33
                                    

Aku Yenista Hinaku, seorang alumni mahasiswa jurusan bahasa di Universitas Gajah Mada yang baru saja lulus setelah menyelesaikan skripsiku.

Lega? Senang? Tentu saja!
Aku akhirnya terbebas dari kehidupan seorang anak kuliahan yang melelahkan, sampai-sampai rasanya dulu aku hendak mengakhiri hidupku dengan berteriak didepan Bibi Jean yang sudah pasti akan membunuhku setelah itu.

Sebelum aku selesai dengan pendidikkanku, kepalaku yang malang ini pernah terbentur diatas pijakan batu rumahku sendiri hingga aku koma dan mengalami manehsia~

Apa kau manehsia~
Apa kau manehsia~
-Lucinta Luna

Backsound yang bagus. Tidak juga, namun berhubung itu produk buatanku, aku menyukainya. Taukan? Aku adalah penggemar K-POP, baru-baru ini setelah Angel (sahabat sintingku) menularkan virus tersebut. Ya, walau awalnya aku merasa sedikit tak asing dengan itu semua, seperti 'hey! Aku pernah melakukannya dulu' bahasanya sungguh terdengar ambigu, bukan?

Lupakan itu, sebenarnya aku merasa diriku masih banyak kehilangan sebagian ingatanku ini, padahal semua orang sudah mengatakan semua yang ingin kudengar dan ingatanku juga sudah kembali, tapi belum sepenuhnya. Pasti ada yang kulupakan, mengingat beberapa bulan terakhir seorang pria berkebangsaan asing; sebut saja ia artis. Sosok tersebut tiba-tiba bertingkah seperti mengenalku. Aneh kan? Ya, memang aneh, sangat-sangat aneh. Bagaimana mungkin aku bisa mengenal seorang artis? Bahkan terlihat dekat? Apa dulunya aku juga seorang artis? Tidak, ya? Kurasa tidak.

Persetan dengan hal itu, sebuah realita yang menyenangkan menghampiri diriku ini.
Aku melamar sebuah pekerjaan di perusahaan penerjemah Jakarta, Indonesia dan beberapa minggu kedepan aku akan diterbangkan ke Korea Selatan, Seoul! Bayangkan itu! Apakah ini mimpi atau khayalan belaka?!

Aku akan bekerja disana dan menjalani pelatihan atau apapun itu sebutannya. Keberangkatanku di biayai oleh pihak perusahaan. Selama setahun aku akan berada di Seoul, meninggalkan Bibi Jean dan Sari di Jogja. Sedih memang, tapi ini sebenarnya adalah sebagian dari impianku. Diriku yang rendah ini selalu bermimpi pergi mengelilingi dunia untuk menjelajahi dan mendalami bahasanya.

Jika ada yang bertanya pekerjaanku, sebelumnya lupa kuceritakan. Setelah lulus, aku tak membuang waktuku dengan bersantai, aku bekerja sebagai seorang penerjemah berbagai novel.

Bahagianya, impianku (pt.1) tercapai.

"Disana kamu hati-hati. Jangan suka jajan sembarangan, jangan suka jalan malam-malam, uang jangan dihabiskan sehari, kerja tuh yang serius, jangan lupa juga kirimkan Bibi sama Sari oleh-oleh setiap bulan" pesan sang wanita paruh baya yang menggandeng lengan adikku itu. Mereka rela ikut mengantarku sampai ke bandara Seokarno-Hatta, Jakarta.

"Iya, Bi~ Iya… Bibi sama Sari juga jaga diri baik-baik, hati-hati pulangnya"

"Keberangkatan Jakarta, Indonesia ke Seoul, Korea Selatan. Departure blablablabla"

Suara wanita di speaker yang terdengar begitu formal itu membuatku harus buru-buru memeluk keluargaku tersebut dan melambaikan tanganku dengan senyuman sebelum melangkahkan kaki ini menjauhi mereka. Aku tak perlu mengkhawatirkan apapun tentang dua manusia berharga itu, ada Daddy dan Mommy yang pasti akam menjaga mereka selama si Hina ini pergi merantau.

Heuheuheu…

Kududukkan diriku di kursi kelas ekonomi dengan santai. Padahalkan tujuanku ke Korea untuk menjalin kerja sama bisnis, kenapa perusahaan tak memberiku kursi di kelas bisnis?
Pemberitahuan dari seorang pilot tampan itu mencuri perhatian semua penumpang, tak terkecuali seorang bayi diujung sana. Setelah sosok itu pergi, seluruh umat disini siap lepas landas menuju Korea. I'm coming Seoul!

Sequel: Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang