Minggu berikutnya adalah dimana berbagai peristiwa tak terduga terjadi selama beberapa hari terakhir ini. Banyak segala hal yang selalu kutakutkan dan selalu saja kuwanti-wanti agar tak terjadi, malah tiba-tiba bak terkabulkan dan dibuat menjadi nyata.
Akhir-akhir ini, Yoongi sering mengajakku berkunjung ke studionya atau sekedar jalan-jalan di taman, makan malam, dan sejenisnya lah. Kami menggunakan berbagai dinding penghalang (topi, makser, hoddie) guna tak diketahui fans. Setiap ada satu mata yang melirik, aku selalu saja lari terbirit-birit.
Yha… namanya mata fans, para penggemar berat pasti tajam. Buktinya pada LOVE YOURSELF Highlight Reel, saat bagian cerita J-Hope dan Jimin, dimana Jungkook ketahuan menggantikan si bantet itu. ARMY begitu jeli, bukan?
"Duh, Gusti! Gimana nih? Aku pergi aja gitu dari sini? Neptunus! Pengen ke India aja sudah rasanya!" serbuku pada Angel dan Mark yang diam menatapku datar. Sahabatnya dilanda masalah begini, malah mereka tak peduli.
"Salah sendiri sampai ketahuan. Tiruin aku dong. Profesional, bukan yang kaleng-kaleng" penuturan Angel membuatku menoleh kaget melihatnya. Otakku tidak bodoh-bodoh sekali, aku masih bisa membaca ini semua.
"What theㅡ? Serius nih kamu pacaran sama Namjoon?! Oh my GOD! Keren parah" seruku mengguncang-guncang tubuh sahabatku yang tengah tertawa mengerikan itu.
"Yen? Boleh kita bicara sebentar? Berdua aja" sebuah deheman disertai permintaan itu terdengar bersama pemilik suara yang beranjak dari duduknya dan melangkah menuju balkon. Melihatnya, aku sedikit bingung sebelum menyusulnya.
"Kenapa? Kamu pengen kasih saran atau kejutan kalau kamu juga pacaran nih?" tebakanku mengundang tawa renyah Mark namun dengan maniknya yang berfokus pada pemandangan kota Seoul.
"Nggak lah… gimana?"
"Apanya?"
"Rasanya. Kamu nggak digangguin sama fansnya dia? Aku nanya kayak gini, soalnya aku khawatir sama kamu" jelas Mark yang berubah serius. Helaan nafas pun kulontarkan.
"Yha… gitu. Mereka tau akun SNS ku terus mulai ngirim pesan yang aneh-aneh. Sebagiannya sih ada yang dukung apalagi yang dari Indonesia atau ARMY-internasional. Tapi sisanya tuh yang ngehujat sampai main nyumpahin akuㅡ Lah? Tadi kan sudah aku ceritain"
"Terus? Kamu diam aja gitu? Kamu bakalan tetap ngelanjutin ini?" pertanyaan Mark dengan nada suara dinginnya serasa membuatku merinding seketika. Entah ia terlalu serius atau apa, aku tak tau.
"Ngapain ribut? Aku nggak mau nambah masalah, cukup diam sama jalanin aja. Lagian, aku tau yang bener-bener ARMY nggak akan ngelakuin hal-hal aneh" sahutku pelan namun nyatanya aku tetap saja merasa tidak tenang saat ini.
Kemarin saja aku mendapat telepon dari nomor tak dikenal. Saat kuangkat, aku langsung disembur dengan berbagai kalimat kasar. Aku tak memberitaukan hal ini pada Yoongi, lebih tepatnya aku tak bisa. Toh, paling-paling segalanya akan tenggelam seperti sedia kala, secepatnya jika tak ada respon apapun. Semoga.
2 hari setelah itu...
Nafasku terengah begitu memasuki sebuah apartement yang bukan milik Mark. Ini apartement bersama antara aku dan Yoongi. Jantungku berpacu begitu cepat. Tentu saja.
Saat aku hendak pergi membuang sampah tadi pagi (di apartement Mark), aku malah mendapatkan sampah tambahan. Kepala cicak di depan pintuku! Mengerikan saat aku melihatnya dengan seksama dan menyadari bahwa mata cicak itu belum sempat menutup. Ditambah lagi ketika aku benar-benar pergi membuang sampah, ada banyak anak remaja dengan wajah beringas menghampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel: Dream✔
Fanfiction𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍: 𝑫𝒓𝒆𝒂𝒎 note: disarankan membaca cerita sebelumnya yang bertajuk 'DREAM'. Hanya sekedar goresan tentang bagaimana kisah asmara yang pernah terjalin antara aku dan dirinya. Apakah akan berlanjut dan membawaku pada akhir yang didambak...