17. How this?

634 76 11
                                    

Vote dulu gaes…

Malam itu adalah hal yang sangat membekas di otakku. Bahkan, rasanya memoriku dipenuhi oleh setiap tutur kata dari obrolan mengerikan yang terjalin saat itu. Bagaimana tidak? Terselip bumbu dusta disana, walau tak terlalu bermasalah. Ayolah! Tetap saja rasanya aku seperti seorang wanita bodoh saat itu. Yap, wanita.

"K-kalian tinggal bersama?"

"Ya" belum sempat aku menjawab, Yoongi sudah lebih dulu menyambar pertanyaan ibunya.

"Apa kalian pernah melakukan itu?"

"Hm. Aku ingin menikahinya untuk bertanggung jawab" sekali lagi mataku melotot kaget ketika kalimat tak berotak itu meluncur bebas dari mulut pria yang duduk disampingku.

"I-ia ini hamil?" tanya ibunya tak percaya seraya menatapku yang menggeleng panik dengan tangan bergoyang untuk mengatakan itu tidak benar.

"T-tidak. B-bukan begitu, kami bahkanㅡ"

"Belum, tapi kami sudah sering melakukannya dan itu akan segera terjadi. Mungkin besok," seketika itu juga aku dan ibunya sama-sama dilanda sesak nafas. Mati saja aku, mati saja kau Yoongi.

"Eomma, aku mencintainya. Ia tak seperti gadis lain, ia bahkan tak menganggapku sebagai publik figur. Ia apa adanya. Eomma tau kan, butuh waktu lama bagiku untuk benar-benar menyukai seseorang? Sekali aku menyukainya, aku akan memilikinya dan takkan pernah melepaskannyaㅡ Argh! Aku tak ingin menikah dengan Young i! Aku ingin dengan Yenie jika tidak, aku akan mati"

"Hei! Kau gila?! Jika kau mati, lalu bagaimana dengan ibumu? Keluargamu?! Min Yoon Gi, kau bodoh!" pekikku refleks pada makhluk kesurupan disebelahku yang sedang memasang wajah tak peduli bahkan terkesan dingin.

"Apa gunanya aku punya Ayah, Ibu, Hyung, atau apalah itu yang namanya keluarga. Mereka bahkan tak mendukungku!"

PLETAK!

"ASTAGA! APA YANG KAU LAKUKAN?!"

"Ada ibumu disini! Bagaimana bisa kau berkata begitu? Dimana sopan santunmu? Kau perlu kembali ke TK, huh? Atau mau kudidik dengan kekerasan? Minta maaf cepat!" racauku otomatis pada makhluk yang menundukkan kepalanya dengan raut wajah kesal layaknya anak kecil. Bibirnya dipautkan segala, ingin kuterkam?

"Aish! Arasseo! Eomma, mian" suaranya benar-benar tak menggambarkan ketulusan, aku kembali dibuatnya naik pitam.

"Kau tidak tulus, Min Yoon Gi. Ulangi!"

"Hhh… Eomeonim, yongseohaejuseyo" mohonnya pada wanita disana yang sedang menahan tawanya dengan menutup mulutnya dengan satu tangan.

"Berapa lama kalian menjalin hubungan?" pertanyaan itu sontak membuatku dan Yoongi saling tatap seraya mengangkat jari bersama.

"Hei! Kau bahkan tak pernah memintaku menjadi kekasihmu" tepukku pada pundak manusia itu yang tersentak sembari merenung sebentar lalu menatap ibunya yang tersenyum.

"Sebelum tur WINGSㅡ Eh? Kapan pertama kali aku menciummu?"

"Mana kutau! Aku tak mengingat hal-hal mesum begitu" terdengar tawa renyah sang ibu disana yang membuatku sadar diri saat itu juga.

"Yoongi-ah, Eomma tau kalian saling mencintai. Eomma mendukung jika ini keputusanmu, sesuatu yang kau inginkan. Tapi, Eomma tak tau cara membujuk Appa mu. Kau tau kan, ia keras kepala?"

"Ya, aku tau. Lalu bagaimana ini?!"

"Ya sudah, kita lupakan saja semuanya" baiklah, aku diabaikan sekarang.

Sequel: Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang