Rembulan dan bintang tampak indah malam ini. Mereka bersinar dengan terangnya, memberikan kesan damai sebagai penghantar tidur setiap makhluk hidup.
Kutekan angka password terakhir dan mulai membuka pintu apartementku, lalu melepas sepatuku asal sebelum meletakkan tas dimanapun aku mau. Tercium sesuatu melalui hidungku, serasa membelainya dan menari-nari disana. Otomatis, kakiku berjalan lebih cepat memasuki apartement ini diikuti sosok kanebo kitty di belakangku.
"Mark!," seruku riang setelah loading ulang tentang apa yang kulihat. Di dapur sana, Mark berdiri memunggungiku sembari sibuk memasak.
"Bahagianya aku, kau ada disini dan memasak untukku. Apa yang kau buat?" ocehku setelah menubruk tubuhnya dari belakang, seakan tidak ingin membiarkannya pergi lagi meninggalkanku seperti tadi.
"Aku hanya memasak sup daging. Kau terlambat pulang, darimana saja?" tanyanya dengan satu lengan mengelus sisi kepala sampingku. Mark adalah sosok yang lembut, aku berharap suamiku kelak adalah dirinya.
"Akuㅡ"
"Hei! Mau sampai kapan kau menempel dengannya begitu? Apa kalian ini cicak yang sedang dalam masa kawin?" teriakan itu terdengar menggema diiringi langkah kaki cepat dan sebuah tangan putih pucat yang memisahkanku dengan Mark. Kejam! Ini sungguh kejam!
"Kau membawa kekasihmu?" wajah Mark seakan meminta penjelasan akan hal tersebut dengan kalimatnya yang menuding 'kau gadis nakal'.
"T-tidak! Kanebo ini bukan kekasihku! Lepaskan tanganku, wahai albino kanebo kitty!," panikku lalu segera menghentakkan genggamannya dan mulai menjaga jarak, lebih spesifiknya aku kembali menghampiri Mark dan berdiri disampingnya.
"Aku berani bersumpah, ia bukan kekasihkuㅡ Oh, iya. Mark! Jadilah kekasihku!"
"Hah?" satu kata dilontarkan oleh dua manusia berbatang yang berada disekelilingku saat ini.
"Sekarang Mark adalah kekasihku! Hei! Kau, kanebo kitty! Kau bukan kekasihku! Jadi, jangan ganggu aku lagi!" sambarku seperti orang kerasukan roh jahat dengan jemari menunjuk-nunjuk orang yang sedang kuteriaki. Sayangnya, responnya hanya sebatas cuek.
"Terserahlah, berikan aku segelas air. Aku haus" balasnya tak peduli, seakan aku adalah Casper disini, hantu yang baik hati.
"Dengar! Tamu tak diundang dan kurang dihajar! Dengan ini, aku mengusirmu!" cetusan bersama jari telunjuk yang mengarah pada pintu, mata menatap lekat pria yang sedang mengorek-ngorek telinganya tidak peduli; itu semua membuatku benar-benar kehilangan akal sehat.
"Sudahlah. Ayo makan malam bersama" disini harus kuakui, hanya Mark yang waras dan mampi menjadi penengah walupun ia berwajah masam.
~•~
Malam semakin larut, Mark dan kanebo kitty itu sudah pergi pulang ke alam masing-masing beberapa detik yang lalu.
Sekarang, berdirilah aku ditengah ketenangan yang menghanyutkan ini, rasanya aku ingin cepat-cepat tidur dan menenangkan pikiran juga isi kepalaku. Baru saja aku melangkah menjauh dari pintu masuk, terdengar kembali suara bel membuatku menggeram kesal. Siapa lagi yang bertamu malam-malam begini?
"Nuguseyo?" tanyaku malas tanpa menatap layar intercom di dinding.
(Siapa, ya?)
"Yoongi. Aku melupakan sesuatu" dari sini, aku sudah bisa menebak bahwa manusia yang berdiri di luar sana adalah artis sekaligus pengemis cintaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel: Dream✔
Fanfiction𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍: 𝑫𝒓𝒆𝒂𝒎 note: disarankan membaca cerita sebelumnya yang bertajuk 'DREAM'. Hanya sekedar goresan tentang bagaimana kisah asmara yang pernah terjalin antara aku dan dirinya. Apakah akan berlanjut dan membawaku pada akhir yang didambak...