Hari bergulir begitu saja. Tak terasa, sudah 2 hari berlalu sejak aku menjadi gadis matre tempo hari. Aku tak tau itu berhasil atau tidak sama sekali, yang pasti aku sudah memegang sebuah janji saat ini. Sebelum aku masuk kedalam apartementku hari itu dengan wajah datar, Yoongi tiba-tiba memanggilku dan membuat tubuhku berbalik padanya. Ia berkata…
"Baiklah. Aku akan memintanya untukmu. Kau tak perlu menjanjikan apapun, cukup tunggu aku lusa di suatu tempat. Akan kukabari nanti"
Perkataannya terus terngiang di kepalaku, memberikan sensasi bahagia tiada tara. Mendapatkan tanda tangan seorang artis dari salah satu artis lainnya. Sungguh, inikah nikmat yang pernah kurasakan dulu saat benar-benar menjalin hubungan dengan makhluk albino itu? Besok-besok, aku harus melakukan hal yang lebih terhadapnya agar ia ingin memberikan foto paloroid dengan tanda tangan Taehyung disana.
BOOM-BOOM BA! BOOM-BOOM BA!
OPPA!Jantungku yang malang ini dibuat hampir saja loncat dari wadahnya kala sedang bersantai di cafeteria kantorku dan mendapat sebuah panggilan masuk. Wah~ setelah sekian lama aku bekerja disini, padahal ternyata hanya beberapa bulan sajaㅡ akhirnya, gedung megah ini membuka cafeteria dengan harga yang membuatku menangis saking fantastisnya.
Sedih aku, Tuhan.
"Halo?" sahutku bersama raut datar yang tercetak jelas bahwa panggilan ini membuat mood ku rusak. Bahkan, aku tak memperhatikan nama peneleponnya.
"Ini aku, creamy~" tubuhku menegak sempurna saking kagetnya, lenganku bahkan menggebrak meja yang berada dihadapanku. Mataku yang bulat seakan semakin bulat.
"Mark?! Astaga! Kau kemana saja?! Aku terus-menerus menghubungimu selama ini!" racauku padanya yang hanya menanggapiku dengan kekehan pelan itu. Terdengar, tawanya begitu terpaksa.
"Maaf, ya? Mamaku sakit. Aku harus pulang ke Indonesia. Belakangan ini aku nggak pegang hp jadi nggak tau kalau kamu telepon" jawabnya menggunakan bahasa tanah air, merespon pertanyaanku tadi dengan begitu tenangnya. Aku disini sudah heboh sendiri.
"Ok, nggak apa-apa. Sampaikan salamku untuk Mama kamu. Semoga cepat sembuh"
"Iya. Gimana kabarmu disana? Ng… orang itu masih gangguin kamu lagi? Aku bisaㅡ"
"Ayem fine. Lagian, dia kumanfaatkan sekarang untuk jadi supir pribadinya aku terus dia kupaksa mintain tanda tangan V BTS! Oh! Astaga, Mark! Aku bisa gila" dan percakapan itu terus berlangsung untuk waktu yang lama sampai-sampai terdengar pemberitahuan bagi para pekerja disini untuk kembali pada rutinitasnya, berkutat dengan segala pekerjaan segunung itu. Akhirnya dengan berat hati, panggilan tersebut kami putuskan, namun Mark berjanji akan kembali menghubungiku malam nanti.
Kutapaki kakiku memasuki wilayah kerjaku yang tampak dipenuhi oleh rekan-rekan yang lain. Sejenak aku terdiam menanggapi situasi yang terbentuk saat ini, mereka seakan mengatakan 'Hei! Yen ada disini! Haruskah kita menyuruhnya?'
Aku tau, aku tau~ Bakat dan IQ ku memang tinggi, dengan sekali tatap aku bisa memahami isi otak mereka.Tiba-tiba salah satu dari kawanan makhluk yang selama ini sering bisik-bisik sendiri, ah sebut saja tukang gosip; ia menghampiriku. Wajahnya tampak seperti tokoh antagonis di drama perkantoran biasanya. Matanya yang dihiasi berbagai macam pasir mengkilap berwarna-warni juga bulu kucing hitam itu, mengerling kesana-kemari mengintimidasiku.
"Kenapa?" tanyaku seadanya, bahkan sebenarnya aku malas untuk bertanya.
"Berhubung kau orang baru dan kami adalah seniormu. Tolong pergi ke Restaurant Porrrnesian Parrrapio. Belikan makan siang untuk kami," suruhnya seenak pantat berlapis bantalan kapas itu. Entah apa yang merasukiku, aku diam dan menunggunya melanjutkan ucapan nistanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/139426519-288-k656442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel: Dream✔
Фанфик𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍: 𝑫𝒓𝒆𝒂𝒎 note: disarankan membaca cerita sebelumnya yang bertajuk 'DREAM'. Hanya sekedar goresan tentang bagaimana kisah asmara yang pernah terjalin antara aku dan dirinya. Apakah akan berlanjut dan membawaku pada akhir yang didambak...