flashback (1)

419 48 0
                                    

Australia, 14 september 2000

"Bahaya, air ketubannya pecah dan terlalu banyak, cepat keluarkan! Ayo bu tarik nafas dalam dalam lalu dorong"

.
.
.

"Dokter, bayi laki laki telah berhasil dikeluarkan tapi tidak menangis"

"Sepertinya dia menghisap air ketubannya. Cepat, bantu aku menyelamatkannya "
.
.
.
"Selamat pa, sang ibu berhasil melahirkan anak laki laki dengan selamat"

"Terima kasih suster, bisa kah kulihat mereka?"

"Untuk bayi anda masih dalam penanganan dokter karena meminum sedikit air ketuban ibunya, tapi bayi anda terselamatkan. Untuk sang ibu anda bisa menengoknya diruang inap, sebentar lagi akan kami pindahkan. Untuk itu bisa diselesaikan terlebih dahulu administrasinya."

"Terima kasih suster"

"Sama sama, saya pamit"
.
.
.
.
.
"Apa kau gila?"

"Ya, aku gila karena mengikuti perkataanmu, dan aku menyesalinya"

"Aku akan bertanggung jawab, sungguh aku akan pergi kekorea menemui kedua orang tuamu dan meminta izin untuk menikahi mu."

"Dan appa akan mengginggal karena serangan jantung ketika mengetahui aku memiliki anak diluar nikah dan sudah melahirkan? Disana bukan australia yang bebas, kedua orang tuaku pemeluk agama yang kuat, apa yang akan terjadi jika mereka mengetahui kenyataan ini? Seharusnya aku menggugurkannya saat itu"

"Astaga, dan kau akan di cap menjadi seorang pembunuh seumur hidup. Jangan keras kepala, ayo membangun keluarga bahagia bersama, aku sudah berjanji untuk bertanggung jawab."

"..."

"Kita berbahagia bersama, aku,kamu, anak kita dan riel. Jika waktunya tepat kita terbang kekorea untuk menemui kedua orang tua mu."

"Tidak. Itu keputusan finalku, aku akan melepas tanggung jawabku sebagai ibu, aku akan membuang anak itu."

"Tapi...aku mencintai mu dan aku bahagia dia lahir sebagai pelengkap diantara kita."

"Tapi aku tak suka, aku membenci mu. Jika kau mau uruslah dia dan aku akan kembali kekorea"

"Tidak!"

"Ya, itu final. jadi Keluar dari sini. KELUAR!!"

Dengan langkah gontai peria tersebut keluar ruang inap, dia memikirkan bagaimana nasibnya dan anaknya.

.
.
.

"Andai saja ini tidak pernah terjadi" aiden merenungi kesalahannya di ruang tunggu depan ruang inap.

"Ka bagaimana? Apakah ibu dan anaknya lahir dengan selamat? Apakah bayinya perempuan?" riel darang kerumah sakit sepulang sekolahnya ketika mendengar calon kaka ipar kesayangannya telah melahirkan.

"Bisakah tidak membicarakan ini terlebih dahulu, aku akan menemui dokter, kau pulang lah."

"Tapi ka..." riel tidak melanjutkan kata katanya karena merasa kakanya benar benar tak ingin membicarakannya. Dia pun berlalu

.

.

.

"Bayi anda selamat, tapi mengapa sang ibu tak ingin melihat bayinya? Jika anda menganggap ini privasi anda, anda boleh tidak menceritakannya tapi satu hal, jika bayinya tidak diberi asi, kemungkinan bayi anda akan mengalami berbagai komplikasi dan sistem imunnya tidak akan sebaik bayi pada umumnya karena seperti anda ketahui anak anda hampir saja keracunan air ketuban. "

" saya sendiri juga bingung dok, jika sang ibu tak bisa memberinya asi bagaimana." Ucap aiden putus asa.

"Mungkin anda bisa mencari donatur asi,  untuk memberikan asi kepada anak anda."

"Dimana saya bisa menemukannya dok?" Tanyanya semangat, merasa memiliki kesempatan

"Akan saya bantu, ini ada lah kartu nama seseorang yang bisa kau hubungi untuk menemui orang yang mampu mendonasikan asinya."

"Terima kasih dok."

.
.
.
.
Aiden memutuskan pulang kerumah karena merasa percuma berbicara dengan 'dia' ketika amarahnya masih memuncak yang akan berakhir dengan penyesalan.
Sampai dirumah ia menceritakannya kepada riel, dan dia meminta adiknya untuk membantu membujuk calon kaka iparnya.

.

.

Namun,

.

.

Keesokan harinya
Saat mendatangi ruang inap untuk mencoba membujuk, ruangan tersebut sudah kosong.

TBC

Haii guyss!!

Alur cerita ini bakalan maju mundur, tapi tetep pantengin ya semoga suka.

Tolong tinggalkan jejak, terima kasih:))

broken compass ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang