7 - AKU TIDAK CINTA DIA

137 16 6
                                    

"Aku mencintaimu,lebih dari matahari kepada bumi,lebih dari hujan kepada awan,dan lebih dari yang engkau sadari saat kau ada disisiku"
----------

"siapa dia Vitara?" tanya Ratih dengan tatapan penuh kecurigaan terhadap putri kesayangannya tersebut.

"a..anu bu ka.. Radit" Vitara sangat susah melafalkan kalimatnya,ia takut kalau nanti ibunya bertanya alasan ia sampai diantar sama Radit.

"kenapa kamu ngomong gitu Vitara,santai aja nak,ibu kan ga marah,ibu cuma bertanya sayang" Ratih mengelus rambut Vitara perlahan,karena ia sangat menyayangi putrinya tersebut.

"Ibuu,emm.. Vitara mau ceritain sesuatu,tapi setelah Vitara mandi dan sholat magrib ya bu" Vitara berjalan kedalam rumah meninggalkan ibunya yang masih menatap heran kepada Vitara.

"habis sholat kamu langsung kemeja makan yaa,ibu udah buat makanan kesukaan kamu" nada Ratih sedikit berteriak karena Vitara mulai jauh darinya,dan Vitara hanya menjawabnya dengan ya.

****

"mau tambah lagi nasi nya nak?" ucap Ratih seraya mengambil nasi untuk diletakkan lagi dipiringnya Vitara namun ditahan Vitara

"ga bu, Vitara sudah kenyang" singkat Vitara dengan mulut yang penuh dengan makanan

"loh kok kenyang, biasanya nambah terus" Ucap Ratih yang mengurungkan niatnya untuk menambahkan nasi kedalam piring Vitara tadi.

"tadi Vitara udah makan bak.." Vitara hampir kecoplosan dan membuat pose mungunci mulutnya, Ratih menatap Vitara curiga

"makan apa tadi, kok langsung dipotong gitu kalimatnya" kali ini Vitara benar benar tertangkap basah oleh Ratih.

"emm... Ga papa bu" Vitara berusaha mengalihkan pembicaraannya bersama ibunya, namun Ratih tetap penasaran dengan apa yang telah dikatakan anaknya tadi.

"kamu tadi makan apa Vitara" Ratih mengulangi pertanyaan yang baru saja ia katakan, akhirnya Vitara mendengus pelan, mau tidak mau ia harus menceritakan semua kejadian antara dia dan Radit.

"jadi gini bu, tadi Vitara nemenin ka Radit ngegym, terus pulangnya Vitara ditraktir ka Radit makan bakso dipinggir jalan" terang Vitara kepada Ratih, dan Ratih hanya mengangguk, sesekali tersenyum dan geleng geleng kepala.

"pasti dia suka Vitara" singkat Ratih, namun mendengar perkataan Ratih barusan Vitara langsung keselek dan batuk batuk hingga Ratih memberikan segelas air kepada Vitara.

"ahh Ibu, dia ga mungkin suka Vitara" cetus Vitara, dan meminum kembali air yang ibunya berikan.

"terus kenapa dia minta kamu nemenin dia ngegym terus pulangnya ditraktir bakso lagi"

"ceritanya panjang bu" singkat Vitara dan kembali memasukkan sesuap nasi kemulutnya.

"ceritain aja kali, ibu kan juga berhak tahu" Ratih juga memasukkan sesuap nasi kemulutnya.

"jadi gini bu .... Jadi gitu ceritanya" Vitara menghembuskan nafas panjangnya dan Ratih hanya menatap tidak percaya, bisa bisanya anak kesayangannya itu melakukan kesalahan besar.

"aduhh Vitara kok kamu bisa sembunyiin hal itu sama ibu"

"Vitara hanya takut ibu khawatir, entar ibu malah kerepotan sama masalahnya Vitara, Vitara bisa kok menanggungnya sendiri"

"bukannya gitu, tapi itukan bisa mengganggu konsentrasi belajar kamu nak" Ratih sangat iba dengan apa yang terjadi ada anaknya, dia merasa sedikit kesal karena Radit menjadikan bodyguardnya.

"ini memang sudah takdir bu, mungkin ini ujian bu untuk Vitara" Vitara telah menyelesaikan acara makannya namun ia masih duduk ditempat asal menemani sang ibu yang masih menyantap makanan yang tertinggal sedikit.

VITARADIT (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang