20 - PACAR BOHONGAN

100 4 0
                                    

"akan ada hari dimana ketakutan terbesarku adalah kehilangan dirimu"
-----------

Namun tiba tiba ada seorang cewek yang melihat tangan Radit berdarah langsung mendekatinya dan meraih
tangan tersebut, dan juga meniupnya

"ya ampun, kok bisa begini sih" ujar cewek tersebut khawatir, sesekali meniupnya.

Radit menatap sinis cewek tersebut, "yang sakit bukan tangan gue, tapi hati gue Raa"

Vitara mengernyit, dan menatap Radit penuh arti,"emang kenapa ka?"

Radit mendengus jengah, "ga perlu diceritain, ga penting juga, udah deh gausa ditiup tiup, lukanya juga bakal sembuh sendiri"

Vitara melepaskan tangan Radit pelan, dan Radit pun berjalan meninggalkan Vitara yang hanya diam mematung, menatap langkah Radit yang semakin menjauh darinya, kali ini ada yang berbeda dengan Radit, menurut Vitara.

Sedangkan Radit selalu saja mendencak sebal, dua stok cewek yang bakal ia jadiin pacar sementaranya disaat ultah Omanya kini telah berpaling, Karin dan Nazwa.

Akhirnya Radit memutuskan untuk kembali kekelasnya, menemui dua orang sahabatnya itu, tanpa basa basi lagi Radit langsung bergabung diantara keduanya, dengan memasang wajah yang mengkhawatirkan, melihat wajah Radit tersebut, Julian dan Fahri saling bertatapan, seperti mengirim isyarat diantara keduanya, keadaan masih hening, tidak ada yang berani membuka suara, hingga akhirnya Radit memecah keheningan diantara mereka.

"mati gue" ujar Radit memecah keheningan, sambil mengacak rambutnya frustasi.

Julian mengernyit, "mati apaan Dit?"

"stok cewek gue yang mati"

Julian membulatkan matanya tidak percaya, "serius lo, Nazwa dan Karin mati barengan?" Julian linglung

Pletakk!!!

Satu jitakan berhasil mendarat dijidat Julian, dan membuat anak itu meringis kesakitan.

"apes banget idup gue, punya temen yang ga punya otak macam lu Jul" ujar Radit sambil mengacak rambutnya lagi kasar

"ehh gue punya otak kok" cetus Julian

"udah udah, jangan ribut kek anak kecil, ingat umur oi" Cegat Fahri

"nyaut juga si manusia robot" ucap Radit asal dan mendapat tatapan sinis dari Fahri, "ehh marah dia, sori bos"

"yaya, emang ada apa sih Dit, ngomongnya jangan digantung" ujar Fahri

"gue ga punya stok lagi Rii, gimana gue bawa pacar saat ultahnya Oma" kali ini nada bicara Radit meluntur, seperti mengandung beban.

Julian dan Fahri mengangguk angguk paham sekarang.

"terus gimana nanti?" tanya Julian

"makanya gue sekarang frustasi Jul, gimana gue bawa pacar, stoknya aja udah pada kabur" Radit menunduk

Fahri dan Julian berfikir sejenak, memikirkan nasib sahabatnya tersebut, walau bagaimanapun sifat Radit kepada mereka, yang namanya sahabat itu selalu ada disaat suka maupun duka.

VITARADIT (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang