19 - MAKAN BUBUR BERDUA

90 3 0
                                    

"akan ada hari dimana yang tulus bakal kalah sama yang mulus"
----------

Hari ini Vitara sudah bisa masuk sekolah, sudah tiga hari dia terbaring lemah dirumahnya, rasanya dia sangat berbahagia, dia rindu akan pelajaran disekolah, rindu guru yang mengajar, rindu Anggi, rindu Radit,ehhh..

Vitara masuk kekelasnya dan saat diambang pintu Anggi langsung berlari mendekati Vitara disertai dengan senyum bahagianya.

"Raa, lo udah sembuh, kok ga kasih tau sih, padahal hari ini gue mau jengukin lo" ujarnya, memang Anggi ingin menjenguknya hari ini, sebab, hari hari sebelumnya ia sangat sibuk, ada saja halangan yang membuatnya mengurungkan niatnya untuk menjenguk Vitara.

Vitara hanya tersenyum tipis, sebenarnya, Vitara masih belum sembuh total, namun ia paksakan untuk bersekolah, menurutnya, kalau berada dirumah terus, rasanya tambah mager begitu.

"hhe sori Nggi, kemarin ada tugas atau apa gitu Nggi?" tanyanya sambil berjalan menuju tempat duduknya, disertai Anggi yang juga ikut menuntunnya.

"ga da Ra, eh Ra, ada berita penting loh" ujarnya, sambil mendaratkan bokongnya kekursinya

Vitara menatap Anggi sambil mengerutkan keningnya, "emangnya ada berita apa?" ujarnya sambil mengeluarkan alat tulis dan meletakkan kemejanya

Anggi juga mengeluarkan alat tulisnya, "Radit masuk RS Ra"

Vitara membulatkan matanya tidak percaya, "hahh masuk RS, kok bisa?"

Anggi mendengus, "bisa kok, buktinya dia udah ada di RS" ujar Anggi biasa saja, lain dengan Vitara, kali ini ia benar benar bingung, apa penyebab Radit masuk rumah sakit.

"Anggi, kok bisa dia masuk RS" ujar Vitara kembali mengulang pertanyaan

"kata Julian, kemarin, dia dikroyokin"

"hahh, dikroyokin, kok bisa?"

Anggi memutar bola matanya pelan, "mungkin karena ada suatu masalah gitu, mungkin aja, Radit kan anaknya yang nakalnya minta ampun"

"emang apa sih masalah sebenarnya?" tanya Vitara kembali.

"gue juga ga tau Ra, emang gue mikirin, kalau lo mau tau lebih jelas, mending tanya Julian atau ga kak Fahri"

Vitara mengangguk, "nanti temenin gue nanya kemereka ya"

Anggi mengangguk pelan bersemangat, kalau masalah Fahri, Anggi selalu bersemangat apapun itu, "sip bos" sambil menempelkan tangannya didahinya, menirukan gaya hormat.

Vitara tersenyum tipis, "ntar kita jengukin ka Radit ya" ujarnya lagi

Lantas Anggi langsung menggeleng, "ogah" singkatnya

Vitara memegang pundak Anggi, "pliiss Nggi" Vitara merengek

Namun Anggi masih tidak merubah niatnya, "ogah gue mah, lo aja jengukin dia"

Vitara menghembuskan nafasnya kasar, "yelah, serah dah, kalau mau ngikut kabarin gue ya"

Anggi mengangguk malas, Anggi memang sudah terlanjur membenci Radit, baginya Radit masuk rumah sakit itu adalah sebuah hoki untuknya, lain dengan Vitara, ia merasa sangat cemas, perasaan cemas bercampur kasihan kini membendung dipikiran Vitara.

Balas budi, itu yang harus Vitara lakukan, kemarin Radit yang jengukin dia, dan hari ini Vitara harus menjenguk anak itu, memastikan keadaannya, mungkin saat pulang sekolah Vitara sudah otw rumah sakit.

****
Vitara berjalan disepanjang koridor rumah sakit sambil memerhatikan nomor ruangan tersebut, hingga akhirnya dia menemukan nomor kamar Radit, dia begitu canggung akan memasuki kamar itu, awalnya Vitara ingin mengetuknya, namun ia urungkan kembali, sampai akhirnya ada seorang wanita menepuk pundak Vitara pelan, namun membuatnya nyaris mengeluarkan jantung dari tempat asalanya.

VITARADIT (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang