18 - DIKROYOK

87 3 0
                                    

"jangan salahkan cinta, salahkan saja pertemuan yang mempertemukan kita"
----------

Komat kamit penjelasan guru sejarah dikelasnya membuatnya hanya menelungkupkan kepalanya, menyembunyikan dari segala hal yang berkaitan dengan pelajarannya sekarang, Radit sangat tidak berminat mengikuti pelajaran yang menurutnya sangat membosankan itu.

Disaat tengah tengah pelajaran, ponselnya bergetar, tanda sebuah pesan masuk dari ponselnya, bergegas ia membukanya diam diam, terlihat jelas disana sebuah nama yang tadi malam bersamanya, gebetannya.

Karin : ketemuan dibelakang sekolah,jam istirahat

Radit membacanya disertai senyum miring, tanda bahwa Karin telah baper kepadanya, itu menurut Radit, namun entah bagaimana kenyataannya, Radit tidak membalasnya,hanya membacanya saja, diletakannya kembali ponselnya tersebut disaku bajunya.

Bel istirahatpun berbunyi, teringat akan sebuah janji dengan Karin yang membuatnya bergegas menuju taman belakang, dia tidak ikut bersama Julian dan Fahri kekantin, katanya dia akan menyusul setelah menyelesaikan sebuah urusan penting, emang sepenting apa?

Saat Radit tiba dihalaman belakang, dia tidak melihat sosok Karin disana, hanya ada segerombol anak kelas 12 saja, Radit jadi kesal, sebab kali ini Karin terlambat, dia yang membuat janji, dia juga yang terlambat, Radit bersandar dipohon dekatnya, namun segerombol anak kelas 12 itu mendekatinya, Radit melemparkan senyum kepada semuanya, namun mereka hanya mendatarkan wajahnya.

Sebenarnya mereka hanya bertiga, Radit bingung dengan tatapan salah seorang anak tersebut, dia menatap dengan penuh emosi, kenapa?

"eh lo, jangan sementang lo ketos disini, lo bisa berbuat apapun semau lo" ujarnya dengan tatapan elangnya.

Radit menatap bingung, "emang ada apa ya" Radit membalas tatapan tersebut dengan tatapan datar, walau sang anak itu menatapnya sangat tajam.

Anak itu langsung mencengkram kerah leher baju Radit, "sebagai ketos, harusnya lo contohin yang baik" dengan nada yang lumayan keras dan membuat Radit menutup telinganya sebentar.

Radit mencoba melepaskan cengkraman tersebut, namun karena tangan anak itu terlalu kuat, dan Radit tidak mampu melepaskannya, dia hanya pasrah, 3 lawan 1 itu mustahil.

"ngomong itu yang jelas dong" ujar Radit menatap anak itu mulai panas

"lo tau siapa gue?" tanyanya

Radit mendengus, "ya,gue tau kok, siapa sih yang ga tau siapa lo, lo itu Bara kan, Bara Alfian Denandra, anak kelas 12ips4, seorang ketua geng motor sebelah komplek gue,"

Bara tersenyum miring, dia memang sangat terkenal dikalangan anak seumurannya, selain anak geng motor, dia juga anak yang ganteng, berbadan tinggi, dengan kulit yang tidak terlalu putih, dan juga sama seperti Radit, Julian, dan Fahri. Geng Bara juga sangat terkenal karena kegantengan mereka.

"bagus deh kalau tau, gue dapet informasi, katanya lo ngajak pacar gue ngedate" ujarnya sembari melempar tatapan super tajam

Radit membulatkan matanya, dia bingung dengan ucapan Bara barusan, "apa!, pacar?, maksud lo?" ujarnya, dan Bara semakin memanas dan semakin mengeratkan cengkramannya.

"jangan sok ga tau ya, jangan mentang mentang karena wajah lo bule gue bakal mundur, ga mungkin"

Radit menatap Bara kesal, tangannya mulai panas ingin menonjok keras wajah anak itu, namun ditahannya, ia sadar sekarang posisinya tidak menguntungkan, dikarenakan dia hanya sendiri, dan Bara bersama dua orang temannya.

"ngomong itu yang jelas dong, kita ngomongnya baik baik aja, mendingan lu sekarang lepasin kerah baju gue, kusut entar" ujar Radit, dan akhirnya Bara melepaskan cengkramannya

VITARADIT (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang