11 - RADIT NEMBAK

119 10 0
                                    

Gadis dengan tinggi badan 155 cm itu kini duduk dihalaman rumah Lukas, sesekali dia menyeka air mata yang turut menemaninya beberapa kali, hatinya terasa diiris dan diberi perasan jeruk nipis, sangat perih.

"kok nasib gue gini gini amat ya, hiks hiks..." Vitara bergumam sendiri, sambil menahan air mata yang selalu lolos terjun bebas tanpa diinginkan.

Vitara hanya duduk melamun, dia mencoba menetralkan suasana dengan mengotak atik hpnya, dilihat pukul yang terpampang menunjukkan pukul 10:05,sudah hampir satu jam dia berada dirumah Lukas, "apa gue harus chat Anggi ya,dan ngabarin kalau gue sedang terpuruk sekarang" batin Vitara.

Saat Vitara memutuskan untuk menelpon Anggi, datanglah Radit dengan wajah yang berseri seri menghampirinya, Vitara hanya menghiraukan kehadirannya tersebut dan niat Vitara ingin menelpon Anggi judes.

"udah lama nungguin?" tanya Radit, Vitara hanya mengangguk, "lo mau pulang?"

"terserah" jawab Vitara tidak berminat.

Radit menyadari bahwa Vitara sedang kesal terhadapnya, tapi Radit tetap tidak merasa bersalah sedikitpun walau Vitara marah sekalipun Radit hanya biasa saja.

"lo marah sama gue?" tanya Radit lagi

Vitara diam

"kalau ditanya ya dijawab bego" ujar Radit dan mengusak rambut Vitara seperti biasanya.

"aawww" Vitara kembali menguncir rambutnya, "kalau gue marah juga ga bakal ngaruh"

Radit menatap Vitara dari samping, namun Vitara tidak membalas tatapan tersebut, "maksud lo?"

"ckk, maksud gue, kalau gue marah lo tetap aja bakal mempermakukan gue terus terusan"

"betul" singkat Radit, Vitara yang mendengarnya merasa ada beban yang dipikul diantara benaknya.

"ya" singkat Vitara tanpa berminat sedikitpun menoleh kepada Radit.

"besok ada pertandingan basket antara sekolah kita sama sekolah tetangga" ujar Radit

"terus?"

"jangan terus mulu, entar nabrak baksonya Abang Ahmad lagi, hhhaa" Radit tertawa puas, sedangkan Vitara hanya menatap Radit aneh.

"ga lucu" ujar Vitara

"hah!! lucu, makasih makasih, hhheee, sumpah gue emang jago stand up lo" ujar Radit percaya diri, dan mencoba membuat Vitara tidak kesal lagi terhadapnya.

"gue bilang ga lucu, bukan lucu" ucap Vitara kesal.

"ya ampun ga usah teriak teriak napa, kalau mau muji itu ga harus teriak teriak, gue juga denger kale" kali ini Radit benar benar membuat Vitara kesal, ,"Radit jahil banget sih tapi tampan. Hhee" author

Vitara menghembuskan nafasnya kasar, "serah dah" ucapnya.

"gue mau lu harus standby disamping gue terus" ucap Radit seenaknya, Vitara membulatkan matanya kepada Radit.

"haahhh!!!, ga ah, besok ada ulangan harian, gue hanya sesekali datang kelapangan, entar kalau butuhin telpon aja" Vitara menolak mentah permintaan Radit kali ini.

"besok bakal jamkos seharian" cetus Radit.

Vitara berdecak sebal, "kena gue,kenapa harus jamkos sih" batin Vitara

"woyy" ucap Radit menyadarkan Vitara dari lamunannya.

"ehhh" Vitara linglung, "apa kata lo barusan?" tanya Vitara.

"besok jamkos seharian bego" ulang Radit.

"iya iya, gue mau kok" Vitara pasrah, "terpaksa" nada Vitara pelan, namun masih terdengar samar samar ditelinga Radit.

VITARADIT (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang