Cover : Reta Hill
Hobi membaca membuat Fika menjadi suka menulis. Tapi, tulisan yang ia buat tak wajar karena ia menjadikan Cello, bos di kantornya menjadi tokoh utama di cerita yang ia buat hanya untuk sekedar lelucon. Setiap hari Cello pun jadi ba...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oke. Selesai. Publish." Fika menekan tulisan 'publikasikan' pada layar. Ceritanya pagi ini pun dipublikasikan. Sekarang ia harus segera mandi dan berangkat ke kantor.
Kantornya tak begitu jauh dari kost-kostannya sekarang. Cukup naik angkutan umum dengan tarif dua ribu rupiah. Sangat dekat. Fika turun dari angkot dengan susah payah, kemudian merapikan stelan kerjanya sedikit sebelum masuk ke dalam.
Dewi tertawa dan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah temannya itu. Mereka berdua berjalan menuju kubikel mereka masing-masing.
Kantor mulai ramai karena jam kerja sudah hampir dimulai. Dewi dan Fika pun sudah duduk di kubikel masing-masing, membuka komputer, dan menyalakan musik dengan volume kecil.
Lalu terdengar suara gemuruh langkah menuju ke arah meja Fika. Fika dan Dewi yang kebetulan duduk bersebelahan pun mengangkat leher mereka untuk melihat kegaduhan tersebut. Nina dan Zacky terlambat masuk.
"Telat?" Tanya Dewi dengan nada setengah mengejek.
"Enggak! Kita datang tepat waktu, Dewi!" Balas Zacky jutek.
"Untung aja dese belum datang," kata Dewi geli.
"Untung deh." Nina mengembuskan napas lega. Ia pun mengatur napas dulu, sebelum benar-benar duduk. Nina,Zacky, Dewi dan Fika duduk dalam satu kubikel berbentuk huruf U yang disatukan. Sehingga mereka berempat seperti dalam satu ruangan kecil. Hal itu menyebabkan mereka terlihat kompak.
"Ini gara-gara Fika tau enggak, sih," gerutu Zacky sambil mengibaskan kemejanya karena kegerahan. Udara dingin di ruangan ini belum mampu menghilangkan rasa panas di tubuhnya.
"Kok gara-gara aku?" Fika menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.
"Ya Iya,lah. Kita lagi di jalan, update cerita si dese. Lah, kita kan kepo. Ya udah... Cuss.. minggirin mobil. Baca sebentar. Eh...malah kita jadi ngegosip sampe lupa waktu," jelas Zacky sambil melap keningnya yang berkeringat dengan tisu.
Suara ketukan sepatu terdengar dari jauh. Tanpa aba-aba, Zacky, Nina, Fika, dan Dewi langsung membuka komputer mereka masing-masing.
Pria bertubuh tinggi, kurus, dan memiliki wajah mirip Tom Cruise itu lewat, hendak memasuki ruangannya.
"Selamat pagi, Pak, hari ini kita jadi berkunjung ke kantor cabang, kan, Pak? Tanya Haris, salah satu supervisor di sini.
"Hmm...Iya, jadi." Usai menjawab Cello langsung masuk ke ruangannya. Tinggallah Haris yang terlihat kebingungan. Keempat makhluk di balik kubikel itu hanya bisa menunduk sambil cekikikan.