Bab-13

2.7K 443 46
                                    

Fika masuk ke dalam kamar kostnya. Entah kenapa hatinya terasa sunyi. Tidak ada pesan-pesan yang masuk seperti biasa. Hari ini ia juga tidak bicara banyak dengan ketiga temannya. Tapi, setidaknya ada kabar bahagia hari ini. Sahabatnya, Chica akan menikah.

Fika tersenyum menatap layar ponselnya. Fotonya bersama Chica saat mereka masih duduk di bangku kuliah.

Andai aku menjadi dia, tentu aku akan bahagia.
Andai aku bukanlah aku, tentu sepi ini tidak akan pernah terjadi.
Dinding kumuh, kasur lusuh, serta tetesan air mata yang luruh...
Aku rindu.

Air mata Fika mengalir deras saat menuliskan itu di wattpadnya. Postingannya yang selalu berisi cerita kocak dan menggelikan kali ini justru senang terisi dengan kalimat-kalimat sedih. Biasanya setelah dia update, grup chatting akan langsung ramai. Tapi, mungkin ini bukan tentang Pak Cello. Lagi pula, kata-katanya barusan tidak bermakna. Fika merebahkan dirinya di tempat tidur, memejamkan matanya dan kelamaan tertidur dalam keadaan masih mengenakan pakaian kerja.

Sementara itu di kediaman keluarga James Morinho tampak sibuk mempersiapkan pernikahan Delta, sepupu Cello. Di ruang tengah, Gamma, Leon, dan Cello sedang berkumpul. Cello berbaring di sofa sambil memainkan ponsel. Sementara Leon dan Gamma sedang diskusi.

"Cello, jemput Mama sama Papa di Bandara sana!" perintah Gamma saat melirik jam tangannya.

Cello melirik kakaknya kesal."sebentar lagi deh, Kak."

Gamma mengambil ponsel Cello."Mau jam berapa lagi, Cello? Jangan bikin Mama sama Papa nunggu, ya!"

Melihat kejadian itu Leon terkekeh."Kenapa, sih ini anak. Biasanya langsung pergi kalau disuruh."

"Kalian deh yang berlebihan. Mama sama Papa itu baru nyampe di Singapore. Sejam lagi baru berangkat ke sini." Cello mengambil ponselnya dari tangan Gamma. Tiba-tiba ia tertawa keras membuat Gamma dan Leon tersentak kaget.

"Sial ini anak. Bikin kaget aja! Pindah tempat deh, Lee." Gamma memberi isyarat pada Leon agar mereka mencari tempat lain saja untuk berdiskusi.

"Oke."

"Cello jangan lupa jemput Mama sama Papa!" teriak Gamma sambil jalan.

"Iya!" balas Cello sambil senyum-senyum sendiri. Ia menscroll ponselnya. Raut wajahnya berubah-ubah. Terkadang terlihat senang, kesal, dan terkadang merona.

Cello melirik jam tangan, sudah waktunya ia menjemput Mama dan Papanya di bandara. Kedatangan kedua orangtuanya dari London adalah untuk menghadiri pernikahan Delta dan Chica. Baru saja ia bangkit, perhatiannya teralihkan oleh notifikasi yang baru masuk. Keningnya berkerut, hatinya menjadi resah. Setelah membacanya, ia langsung menyimpan ponselnya baik-baik. Kemudian mengambil kunci mobil dan pergi.

****
😂😂😂
Numpang lewat.

Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang