Bab 7

6.6K 582 32
                                    

Ketiga teman Fika mulai melirik jam tangan masing-masing. Waktu sudah menunjukkan jam makan siang tapi Fika belum juga keluar.

"Fika ngapain aja, sih, di dalam. Lama banget," kata Zacky.

Dewi mengangguk setuju. Dari ketiga orang itu. Dirinyalah yang paling khawatir."Iya. Apa jangan-jangan Fika disuruh kerja rodi di dalam. Biar enggak bisa kerja sambil gosipin dia."

"Mungkin aja, sih. Jangan-jangan dia dimarahin habis-habisan sama Pak Cello. Karena, kan, dia udah kepergok beberapa kali nyeritain Doi." Zacky melipat kedua tangannya sambil menatap ke arah ruangan Direktur.

"Jadi gimana? Udah lapar, nih," kata Nina tak sabar.

"Sabar, toh, Nin. Ini juga belum jam makan siang. Enggak mungkin juga Pak Cello ngebiarin Fika enggak makan. Enggak manusiawi banget kalau itu," kata Dewi.

Nina kembali duduk dan sibuk dengan ponselnya. Sementara itu Dewi terlihat cemas."Apa kita ke sana aja lihat Fika, ya, Ze?"

Zacky meringis."Mau ngapain. Yang ada nanti kita enggak ikutan keluar dari sana juga."

Sementara itu, Barno, office boy di kantor ini lewat di hadapan mereka.dengan membawa nampan berisi banyak makanan.

"Eh...Barno!" Panggil Dewi sambil menggerakkan tangannya memanggil.

Barno berhenti."Ada apa, Mbak?"

"Kamu mau kemana? Ruangan Pak Cello, kan? Nanti liatin ya Fika lagi ngapain? Soalnya kami mau makan siang bareng. Kok enggak keluar-keluar, ya." Dewi garuk-garuk kepala.

Barno mengernyitkan dahinya sambil menatap nampan yang ia pegang."ini saya bawakan makan siang untuk Pak Cello dan Mbak Fika. Iya sih saya tau Mbak Fika ada di dalam."

Zacky, Nina, dan Dewi menganga tak percaya."Serius?"

"Lah, Iya...serius. ya udah saya antar dulu ke dalam. Nanti kalau kelamaan saya dimarahin." Barno segera berlalu.

"Barno seriusan bilang kalau Fika di dalam terus...bakalan makan bareng Pak Cello?" Nina menatap kedua temannya yang kasih bengong.

"Mung-kin." Zacky mengangkat kedua bahunya.

"Ya mungkin Fika disuruh kerja di dalam. Lgi di hukum karena ngejekin beliau. Tapi, kan enggak mungkin juga Fika enggak makan siang." Dewi menambahkan.

"Ya udah, sih, nanti kita tanyain aja dia. Sekarang kita yang makan." Zacky mendorong Dewi dan Nina.

Sementara itu di dalam, Fika terbangun. Setelah sarapan tadi ia tertidur pulas di sofa yang ada di ruangan Cello. Ia tersentak kaget karena menyadari bahwa ia masih ada di ruangan Cello. Ia segera bangkit dan menghampiri Cello yang masih terlihat serius di depan laptop.

"Pak, maafkan saya, Pak. Saya ketiduran." Fika membungkukkan badannya berkali-kali.

Cello melirik Fika."Kamu sudah sehat?"

"Memangnya saya sakit, Pak?" Fika menatap Cello dengan nada polos.

Cello terkekeh."Iya. Kamu sakit. Sakit jiwa."

"Ih, Bapak tau aja deh. Tapi, Bapak lebih sakit jiwa sih soalnya mempekerjakan wanita yang sakit jiwa seperti saya," sambung Fika sambil tertawa geli. Tanpa ia sadari sekarang Cello tengah menatapnya tajam.

"Eh, Bapak enggak sakit jiwa kok. Saya, Pak, saya yang sakit." Fika meringis setelah menyadari tatapan itu.

Kemudian pintu diketok, Barno masuk. Mata Fika langsung membulat melihat banyak makanan itu."Wah, makannya Pak Cello banyak juga ya."

"Lah ini kan buat Mbak juga." Barno menyusun makanan di meja.

Fika menatap Cello dengan takjub."Bapak baik banget."

Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang