satu

4.1K 172 8
                                    

       Kevin berjalan dengan tenang menuju lift di perusahaannya, dia terlihat cool dengan setelan kemeja biru malam dan celana hitam yang sedikit menggantung disertai dengan sepatu snekersnya. Perpaduan yang sembarangan tapi terlihat keren.

Kepalanya bergoyang-goyang sebab sedang menikmati alunan musik dari headset yang di pasang ditelinga.

" Baby i Love you, yeeeeeahh " teriaknya ketika lift terbuka seakan-akan tadi itu yang di ucapkannya adalah mantra untuk membuka lift.  Kevin memasuki lift untuk ke ruangannya yang berada di lantai paling atas

Kevin melanjutkan langkah dengan siulan yang keluar dari mulutnya, langkahnya semakin cepat karena pintu dari sebuah ruangan teristimewanya sudah dekat.
Kevin membuka pintu ruangan kerjanya lalu masuk kedalamnya dan menghampiri kursi kebesarannya untuk di duduki.

The King of Vinsa, begitu dia menamai ruangan kerjanya yang serba mewah itu dengan perabotan lengkap selayaknya apartemen pribadi.

Kevin memutar kekiri kekanan kursi empuknya, menikmati kerileksan duduk di sana sebagai bos besar.
Dia lalu menghentikan aktivitasnya sejenak, beralih membuka tabletnya memeriksa setiap kerjaan yang masuk dari sektetaris sekaligus tangan kanannya.

Kevin hanya perlu tanda tangan sini tanda tanga situ, selebihnya dia tak berfikir lagi hanya Jonatan yang menjalankan perusahaan dan memikirkan perusahaan... dia cukup jadi bos yang santai dan menerima hasil.

Semacam bim salambim semua lancar untuknya. Dia Pria mewah yang bertaraf kemahalan sempurna!

" Aa aa tes tes.. Pevita, buatkan aku latte " Pintanya pada micropone kecil di atas meja kerjanya yang langsung terhubung pada aktivitas dapur kantornya

Kevin mendesain sedemikian nyaman perusahaannya bukan hanya untuk dia tapi karyawannya juga. Kevin membuat perusahaannya ini adalah rumah yang nyaman untuk di tempati, dia baik pada karyawan-karyawannya asal karyawannya bisa memberikan hubungan timbal balik yang menguntungkannya. Di juga tak segan memecat siapa saja yang merugikannya.

Pintu ruangannya diketuk pertanda latte pesannya sudah datang

" Masuk " perintah Kevin sambil bersandar di kursi dan memejamkan matanya

" ini kopinya pak " ujar suara di depannya dan terdengar bunyi piring menyentuh meja kerjanya

" ya silahkan pergi " suruh Kevin tanpa membuka mata masih menikmati suasana santainya

Kevin membuka mata lagi setelah mendengar pintu rungannya di buka, matanya memicing melihati OB baru yang baru saja keluar dari rungannya, tidak jelas seperti apa orangnya. Yang pasti itu OB baru sebab OB lama sudah Kevin pecat karena ketidakbecusan melayaninya.

Kevin menyeruput latte, dia tercekat sementara merasakan rasanya!
Apa ini latte buatan OB tadi? Rasanya sedikit berbeda dari biasanya, ini lebih enak.

Kevin hanya santai-santai di kantornya, dia menuju sofa besar di ruangannya. Kevin duduk di sana sambil meraih sebuah remote di meja dan menekannya!
Kevin melambai ketika kaca gelap yang menjadi pembatas dinding ruang itu berubah menjadi bening dan tembus pandang pada rungan di sebelahnya.

Siapa lagi kalau bukan Jonatan Christie yang di sapanya, temannya itu sedang ektra bekerja untuk dirinya.
Beruntunglah Kevin punya teman sebaik dan sesabar Jonatan, semua jalannya perusahaan Jonatan yang mengerjakan untuknya.

Sebenarnya Kevin terlihat kasar dengan caranya ini tapi demi kepuasan, dia tidak segan melakukan apapun. Siapa Jonatan dan kenapa bisa jadi tangan kanannya?!

Jonatan hanya anak supir pribadi Papanya, karena sejak kecil Jonatan sering ikut bapaknya yang kerja di rumahnya jadilah Kevin mau menemani walau awalnya dia sering mengeluarkan bullyan untuk Jonatan.

Kevin sendiri yang membiayai kuliah bisnis Jonatan sampai bisa ketahap yang sekarang, bagi Kevin mungkin kebaikannya itu yang membuat Jonatan melakukan apa saja yang dimintanya sebagai bentuk balas budi.

Kehidupan mewah, kekayaan! Kevin secara cuma-cuma memberikannya untuk Jonatan.

Jonatan terlihat mengibaskan tangan kearah Kevin dengan wajah dibuat kesal seolah mengatakan jangan ganggu pekerjaanku!

Kevin menyunggingkan senyum sinis dia lalu menuruti permintaan Jonatan untuk menutup saja dinding kaca yang menjadi pembatas ruangan mereka.

Kevin sudah mulai bosan ada di kantor, dia beranjak lagi. Kali ini ingin jalan-jalan mengwasi aktivitas karyawannya di kantor baru nanti kalau ada mood dia akan ke pabrik.

Kevin memperhatikan rintangan di depannya, OB-nya sedang mengepel lantai seperti bekas latte yang tumpah! Dia berjalanal santai dengan ke cool-an-nya melewati OB yang kevin sedang fikirkan itu, diakan yang memawakan latte keruangannya tadi.

Kevin menghentikan langkah sejenak dan berbalik menghadap OB kantornya, dia teringat Jonatan, sebaiknya dia minta OB membulatkan Jonatan kopi untuk mengusir rasa ngantuk!

" eh Mas buatkan kopi ya untuk Jonatan " ujar Kevin

" Iya Mbak " jawab OB menghentikan Aktivitas

Kevin memicing tajam, apa tadi? Mbak? Dia dipanggil Mbak?! Begitukah

" Ehh Mas Anda nggak liat kalau saya ini laki-laki, di panggil mbak " sewot Kevin

" ya saya kira cewek jadi saya panggil mbak " ujarnya

" bener-benar ya, Pevita nemu diamana orang kaya dia " kevin bersungut

" ya ketemu di bumi lah Mbak, saya orang pribumi asli bukan planet luar " jawabnya lagi

Kevin mencibirkan bibir, dia dipanggil mbak lagi? Kevin merenggangkan dasinya yang terasa mencekik hanya karena ucapan OB kantornya
" eh Mas, perlu anda ketahui ya saya ini bos disini. Pemilik perusahaan ini dan saya tu laki-laki "

" Ya saya OB di perusahaan yang mbak punya, ya saya tahu bos saya laki-laki tapi saya pengen manggil Anda Mbak " ujarnya semakin membuat seorang Kevin kesal bukan kepalang.
" yasuda ya, saya buakan kopi dulu buat pak Jonatan " dia segera berlalu

" Woy... Woy... " Kevin meneriaki dengan ketidakpercayaan, dia barusaja diapakan oleh karyawannya. Beraninya pergi gitu aja, seharusnya kan nunggu dia pergi dulu.

Kevin langsung melangkah maju ingin memaki tetapi seketika saja kakinya tergelincir dan membuat pantatnya harus mencium kerasnya lantai.

" aarrrhhhh.... sialan " umpatnya di dera kekesalan

Kevin langsung bangkit sebelum ada yang melihatnya terpeleset! Sumpah, Kevin akan ingat OB yang membuat dia menderita hari ini, lihat saja nanti pembalasannya!

Kevin sudah tidak punya mood lagi, niatnya ingin menyidak karyawan langsung hilang dan Kevin memilih kembali keruangan lagi menenangkan diri disana adalah hal tepat.

###

Jonatan menepuk-nepuk pipinya, mengusir kengantukan yang melanda sebab dia belum juga bisa tidur karena di kejar pekerjaan yang harus selesai siang ini padahal dia tidak pernah menumpukan pekerjaan dan tetap saja kerjaannya banyak.

" Permisi "

Jonatan menoleh kesumber suara, " silahkan masuk " ujarnya

Jonatan memperhatikan tamunya yang masuk yang membawakan secangkir kopi hitam, ahh dia memang menginginkan kopi

" terimakasih mbak " ucapnya sesaat setelah kopi ada diatas mejanya

" sama-sama " jawabnya
" saya permisi " ucapnya

Jonatan mengangguk seraya menyeruput kopinya selagi masih panas, nikmat.

" tunggu sebentar " cegat Jonatan seraya berdiri.

   Jonatan tiba-tiba jatuh cinta, pada kopi yang baru saja diminumnya.
Jonatan memang bukan penikmat kopi tapi untuk sesuatu hal yang kadang membuatnya nyaman Jonatan bisa langsung jatuh cinta! Semacam menghambur-hamburkan perasaan.

" Nama mbaknya siapa? " tanya Jonatan

Ini baru laki-laki waras!

" Apriyani Rahayu, panggil saja saya Apri " jawabnya lalu melanjutkan langkahnya pergi dari ruangan Jonatan

" Apri! " Jonatan bergumam pelan

Kevin Sanjaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang