dua puluh empat

803 78 11
                                    

Sebut saja mereka sedang jual beli keuntungan.
Apri tiba-tiba berubah fikiran untuk kembali kerumah yang dia tempati bersama Yulfira, daripada akan diawasi dan disuatu waktu bisa di bawa pulang lagi apa salahnya berlindung pada Kevin.

Biarkan saja dia di bawah kendali Kevin, tapi meski dibawah kendali tidak serta merta Apri mau diperbudak. Mereka selalu bersitegang setiap hari dan parahnya jika Kevin pergi bekerja Apri harus ikut, kembali lagi menjadi Oficce girl di kantor lalu jika Kevin pergi kuliah, Apri juga harus pergi kuliah.

"Enak aja mau diam, ya berangkatlah" Kevin menarik bangun Apri dari tempat tidur

Kesalnya Kevin mulai menumpuk lagi dan sebentar lagi mulutnya pasti akan ceremah tidak henti-hentinya.

"Enggak mau hari ini" Apri menolak mentah-mentah, untuk kali ini dia berat hati mau pergi

"Heh.. bangun Pri bangun, mandi" mereka sudah selayaknya suami istri, dimana Kevin  seolah bertindak sebagai suami yang membujuk istrinya untuk segera mandi

"Aku mau nemuin Yulfira, bukan kampus" Apri sewot Tiba-tiba,
Dia tidak suka kampus yang disuatu waktu bisa saja mereka bertemu ah yang Apri maksud Ayahnya.

"Kamu tuh hidup disini, jadi nurut sama aku" Kevin sudah bak raja saja yang sok berkuasa

"Karena kamu mau balas dendam" Apri menekan dada Kevin yang langsung Kevin raih tangannya

"Kamu melakukan ini untuk menyakiti masita kan, seolah aku jalang kamu yang bisa kamu mainkan kapan saja dihadapannya. Kamu fikir dia cemburu sementara hatinya sudah pada Jojo" Apri menatap tajam Kevin, jangan Kevin fikir dia tidak tahu maksud kevin menyembunyikannya dikamar ini.

Kevin terdiam, ucapan Apri bisa saja dia benarkan. Dengan cepat Kevin membuang muka menghindari mereka saling bertatapan, bukan dia takut melihat tatapan tajam Apri tapi tatapan itu mengibakan, ada kerapuhan yang selalu terlihat

" sana pergi, aku nggak mau kalau ngampus" Apri berlagak sudah menjadi yang empunya kamar, mengusir Kevin dengan segala titahnya

Kevin kalah, dia mundur kali ini dengan mulut komat-kamit menggerutui Apri.

"Dasar tidak tahu diri, sudah numpang sok memerintah" ujar Kevin akhirnya pergi ngampus sendirian.

Kevin banyak sebenarnya punya fikiran tentang Apri tapi untuk saat ini dia belum benar-benar memikirkannya dikarenakan ada fikiran lain yang membelenggu di kepalanya, tentu saja Masita.

Bagaimana tidak, hubungannya begitu spesial dengan masita sebelum akhirnya hancur ketika masita menyetujui pengangkatan anak oleh Papa.
Status awal mereka sebagai pasangan kekasih tiba-tiba menjadi saudara meski saudara angkat, dan parahnya Kevin merasa dikhianti oleh teman kepercayaannya.

Jonatan orangnya, semua menjadi rumit begitu Jojo membuatnya sepeti tidak dihargai setelah menerima perjodohan dengan masita.
Jika perasaan dia saja tidak dihargai mengapa orang lain harus dia hargai, percayalah pemikiran busuk itu yang
Sampai kini merusak Kevin, menjadikan sosok yang sombong dan angkuh.

#####

Tempat ternyaman, bisakah Apri menyebut Kevin seperti itu.
Untuk kurun waktu saat ini, dia benar-benar merasa aman dan nyaman di dekat Kevin.

Mau kemana pun jika itu bersama Kevin, Apri merasa bebas, merasa bisa bernafas di keramaian.
Tentu, sebelumnya aktivitasnya apapun itu selalu di awasi dikarenan statusnya anak dari Abraham.
Meski dia anak konglomerat, percayalah tidak banyak yang tahu karena ayah sama sekali tidak mempublikasinya keluar.

Jikalau ada yang tahu identitas nya, itupun sudah menjadi orang kepercayaan Ayah.

"Nih baju, berenti memakai baju aku" Kevin melemparkan beberapa paper bag, dia sengaja membelinya untuk apri

Kevin Sanjaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang