tigapuluh

872 79 43
                                    

Apri seakan menjadi mayat hidup sekarang, terkurung dan di tekan!
Semua terasa berat untuknya melangkah, hidupnya hancur berkeping-keping hanya karena wanita penggoda itu.

Fikiran buruk terus membelenggu dan melumpuhkan jiwa, pradigma negatif terus menyugesti hal-hal diluar nalar untuk dikendalikannya

Semua dimentahkan, haruskau hidupnya berakhir saja. Katakanlah dia sebuah gelas kaca yang sudah pecah, yang sudah hancur tidak bisa diperbaiki lagi.

"Pri" teguran Fajar mengganggu lamunan Apri namun Apri masih diam dan enggan bergerak dari posisinya

"Pri" Fajar menyentuh pundak Apri agar gadis itu mau menatapnya dan berhenti diam saja bagai patung hidup
"Jangan begini pri, makan dulu. Kamu bisa sakit" tetap, Apri tidak merespon

Fajar melepas tangannya dipundak Apri, dia duduk disebelahnya
"Apa yang kamu mau Pri?" Setidaknya katakankah Apri menginginkan apa, jika fajar bisa membantu dia akan bantu walau kemungkinan hanya sekian 0 dia bisa membantu

"Pergi dari sini...., Kamu!" Ucap Apri sempat terjeda

"Jika aku pergi makanannya dimakan, aku tidak mau tau setelah aku kembali semua sudah habis ya kalau enggak aku enggak akan bantu apa-apa lagi dan abang Age bisa mengambil Alih mengawasi kamu. Ayah kamu sudah tahu kamu disini dan mama kamu lagi berantem sama beliau" beritahu Fajar,
"Pa Rijal juga tidak berani terlalu jauh ikut campur" Fajar kelihatan sewot, dia pergi dengan muka kusut meninggalkan Apri yang kembali terkunci sendirian diruang sepi ini.

Pranggg.......

Fajar berdiri didepan pintu, dia menghela nafas lelahnya mendengar bunyi pecahan benda, pasti ulah Apri menyingkirkan semua makanan yang dia bawakan.
Sampai kapan Apri akan mogok makan dan menyiksa diri seperti itu, Fajar benci bahkan sangat membenci tindakan bodohnya Apri yang membahayakan diri.

Fajar menggeleng, tidak seharusnya dia tadi marah. Apri harus makan!

"Apri!" Fajar tersentak kaget, dia sudah membuka kembali kunci kamar apri tapi pintunya tiba-tiba tidak bisa dibuka dari luar

"Apri, buka!" Teriak Fajar keras dilanjutkan dengan gedoran kasar, Fajar tiba-tiba meriding entah secepat kilat fikiran buruk menguasainya

Fajar berusaha mendobrak pintu, dia berusaha semampunya.
Kacau, Fajar merasa keinginan Apru bukan meminta dia pergi tapi Apri yang ingin pergi!

"Apri tolong buka!" Fajar tidak hentinya berusaha membuka, setidaknya Apri bersuara jangan diam didalam sana

"Jar kenapa?" Reza dan Gio datang mendengar keributan

"Buka pintunya sekarang," perintah Fajar sambil bergemetar ketakutan

Gio dan Reza langsung melakukan apa yang Fajar minta, beberapa kali dobrakan barulah pintu bisa terbuka itupun harus dijebolkan.
Fajar lebih dulu masuk, makanan sudah berhamburan dilantai dan piring serta gelasnya sudah hancur berserakan, lalu Apri dimana,

Fajar berlari kearah kamar mandi, pintu terkunci dari dalam. Apri mengurung diri disana!

"Buka" mereka kembali mendobrak Pintu

"Jangan nekat pri" fajar sudah diujung tanduk, dia tidak bisa memaafkan diri kalau sampau apri terluka

Brakkjss.... dua pintu sudah terjebol,
"Apri" Fajar terperangah, tak percaya apri senekat itu.
Dengan gemerat dia berlari menuju bathub dan menarik apri keluar

"Siapin mobil" teriak fajar panik

Reza langsung pergi sedang Gio membantu fajar
"Bangun, sadar Pri" Fajar pucat pasi melihat Apri terkulai

Kevin Sanjaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang