tiga puluh tiga

1K 58 4
                                    

Ini Tentang Rindu.
Rindu itu kata orang Indah, katanya juga berat.
Dan Rindu kamu adalah hal berat yang berakhir indah bilamana kita bertemu

"Kamu tahu dimana diakan, kamu sembunyikan dimana!" Kevin malah menuduh Yulfira tentang keberadaan Apri

Yulfira berusaha melepaskan cekalan Kevin, dia kembali memeriksa ponselnya tapi nihil. Panggilan terakhir dari nomor pribadi yang masuk
"Aku enggak tau Vin, seharusnya kamu diam jika itu memang Apri yang menelepon" Yulfira jadi kesal dituduh-tuduh Kevin menyembunyikan Apri
"Lagipula itu belum tentu Apri, kamu jangan terlalu yakin" kata Yulfira pelan, menghindari segala kemungkinan yang menelepon itu memang Apri, karena akan menyakitkan bagi Kevin jika itu bukanlah Apri dan hanya perasaan Kevin saja

"Bagaimana mungkin aku tidak mengenali suaranya, itu memang dia. Apri barusaja menelepon kamu"

Yulfira menatap Kevin mengiba, dia menggeleng tidak membenarkan Kevin
"Kamu berhalusinasi Vin, kamu hanya terlalu merindukan dia" lirih Yulfira

"Tidak, Yulfira. Itu memang dia, sini ponsel kamu biar aku yang pegang. Apri pasti akan menelepon lagi nanti"

"Kevin apa-apaan sih" Yulfira menyentakan tangan, menolak ponselnya diambil Kevin
"Ini pemberian Apri, aku enggak mau ngasih ke kamu"

"Tapi dia barusaja menghubungi kamu,"

"Kamu berhalusinasi Vin, ha..lu..si..na..si" Yulfira menekan kata-katanya
"Terserah, aku capek dan sudah cukup lelah disini. Silahkan kamu kerja sendiri, mulai saat ini aku tidak akan masuk di hari weekend. Aku butuh liburan Vin, aku bukan kamu yang menyibukan diri bekrja alih-alih menghilangkan Apri di fikiran kamu. Itu percuma, sekeras apapun kamu bekerja Apri akan tetap masuk di fikiran kamu karena kamu tidak bisa melupakannya sedetikpun tidak bisa." Yulfira malah mengomel, bicara panjang lebar dengan sedikit kesal

"Kamu punya banyak uang banyak koneksi, banyak orang kepercayaan. Hanya mencari satu orang saja sulit, kamu tidak berusaha lebih keras vin jika kamu mencintainya sungguh-sungguh kamu pasti menemukannya" Yulfira mengambil tasnya
"Aku pulang duluan" pamitnya seraya pergi

Kevin terpaku hidup-hidup ditempat, dia tertohok atas ucapan Yulfira yang terasa menyakitkan.
Kurang usaha apalagi dia untuk menemukan Apri, dia sudah mengerahkan semua kemampuannya, semua yang bisa di lakukan untuk mencari keberadaan Apri tapi hasilnya nihil. Bahkan disetiap kota Kevin punya orang-orang suruhan dan tidak ada satupun yang menemukan jejak Apri.

#######

Panggilan privat yang masuk di telepon Yulfira membuat Kevin semakin terpesok dalam, dalam keterpurukannya. Dia sampai gila kerja disetiap waktu untuk membuang jauh-jauh ingatannya tentang Apri, terlalu sakit untuk di fikirkan dan Kevin rasanya sudah lupa caranya bahagia.

"Vin" Yulfira menegur dari kursi tempat duduknya, dia menatap kasihan bos nya yang terlihat begitu menyedihkan ahh mengenaskan juga, sudah seminggu terakhir Kevin betah di tempat kerja tanpa pulang.
Wajah itu sudah kelihatan sangat lelah, dengan otot-otot wajah yang tertarik kebawah ditambah lingkaran hitam yang begitu kontras dengan kulit

"Vin mau kemana?" Yulfira berdiri melihat Kevin beranjak hendak meninggalkan ruangan, bahaya jika bosnya itu berkeliaran dengan keadaan menyedihkan seperti itu.

Ya,  meski Kevin memang sudah berubah banyak dalam bersikap, dia tidak memandang rendah lagi orang-orang, dia tidak sombong lagi pada orang-orang, dia mencoba lebih baik dari dirinya sebelumnya tapi tetap saja Yulfira tidak yakin dengan bosnya itu untuk keluar sendirian

"Vin kamu mau pergi kemana dengan keadaan berantakan begini?" Yulfira menahannya

"Aku bisa gila jika diam begini Fira, dia terus muncul dan muncul. aku sudah berusaha tidak memikirkannya tapi tidak bisa" Kevin dengan prustasinya berucap, dia bahkan mengacak gemes rambutnya sendiri

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kevin Sanjaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang