duapuluh delapan

961 69 12
                                    

Entah bagaimana bisa dengan sendirinya Apri bergerak, membalas ciumannya Kevin.
Dia tidak mengerti dengan ucapan teka-teki Kevin mengenai balas atau tidak, semua tiba-tiba berubah setelah Apri tahu kunci jawabannya yang pada akhirnya ia memilih membalas.

Semua terasa digerakan oleh kemauan hatinya yang lebih berat untuk Kevin, jika tidak maka tidak mungkin dia melakukan ini, mau membalas ciuman Kevin.
Ahh sudalah, Apri malu mengingat kejadian tadi.
Dia jelas-jelas dipergoki Kevin sudah memakan omongan sendiri, benar dan Apri setuju, cinta datang dari hati bukan dari mulut, seberapa besarpun mulutnya bicara menolak cinta Kevin sebesar itu pula perasaan hatinya bicara yang sejujurnya.
Masalah hati sebuah permasalah yang sulit ditebak.

Kevin sekarang sedang diberikan pengobatan oleh Dokter, Bisma yang langsung datang membawakan dokter kerumah.

Apri berdiri agak jauhan, memperhatikan Mereka.

"Makasih dokter" Apri langsung membuang muka setelah nelihat om Bisma mengucapkan terima kasih pada dokter sudah mengobati luka Kevin, rasanya Apri tidak berani jika diajak om bisma bicara.

"Kamu harus minta maaf Vin. Secara resmi ke pihak mereka" suruh Bisma, dan Kevin diam seoalah.

"Papa pergi banyak urusan, jangan terlibat masalah lagi"  nasehat Bisma, dia tidak banyak bicara dan langsung pergi dari sana.

Menyisakan Apri yang masih betah berdiri, Kevin sengaja tidak membiarkan Masita dan Jonatan masuk yang sudah pasti Kevin akan merasa terganggu.
Pada masita yang menatap tajam Apri dan pada Jonatan yang punya tatapan berbeda pada Apri yang Kevin percayai tatapan kasih sayang ke lawan jenis.

Apri menghela nafas berat setelah tekanan demi tekanan yang dilalui, dia baru terfikirkan nasib Yulfira sekarang setelah berhari-behari banyak memikirkan keadaannya sendiri.
Egois sekali dia sampai melupakan Yulfira, lalu apa yang harus Apri lakukan.
Pergi mencari? Itu ide gila, dia sama saja menyerahkan diri jika sampai keluar dari titik perlindungan Kevin.

Apri harap Yulfira baik-baik saja, dia tidak bisa berbuat banyak sekarang.

"Aku baik-baik saja sekarang, tidak udah cemas"

Apri langsung mendengus, dia melangkah dan duduk di sofa bad.
"Siapa yang mencemaskan kamu, aku memikirkan Yulfira"

Kevin tersenyum, dia bangkit duduk," dia aman, berada di genggaman ku"

"Maksud kamu?" Baru Apri duduk, dia kini sudah berdiri lagi

"Aku ingin menyelamatkannya tapi ternyata harus membelinya, berhenti berteman dengannya, dia jalang"

"Kevin, kamu tidak tahu Yulfira jadi jangan bicara yang macam-macam" Apri langsun geram mendengar Kevin begitu merendahkan Yulfira,

"Kenyataan dia jalang Apri"

"Itu bukan kemauannya, katakan dimana dia sekarang"

"Dia akan baik-baik saja,"

"Atau aku yang mencari sendiri" ancam Apri

"Kamu pergi dariku akan dikejar Aban buah papa kamu"

Cihhh,, Apri mendesis kesal mendengar Kevin mencoba mengancamnya balik

"Perlu kamu ketahui, Rian ada dibelakang Aku Vin. Dia yang menahan bang Age membawa aku pulang"

"Lalu kenapa kemaren kamu hampir ditangkap"

Apri tergugu, tidak mungkin dia mengatakan pada Kevin kalau dia sendiri meminta Rian berhenti padanya dan itu artinya ah apri tidak bisa memastikan Rian masih melindunginya atau sudah benar-benar berhenti karena ucapannya di mall lalu?!

Kevin Sanjaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang