sembilan

841 80 6
                                    

Kevin diam saja mengekor Masita yang ikut mendorong ranjang Apri memasuki ruang emergency, sekalipun Kevin tahu kalau korban kecelakaan adalah OB kantornya.

"Vin tolong dong bukain tas dia, cariin identitasnya" Masita berhenti sebentar dan memberikan tas Apri ke Kevin

"Apri!"

Kevin dan Masita menoleh secara bersamaan ketika seorang Pria mendekat dan menyebutkan nama Apri pada si pasien korban kecelakaan barusan.

"Rian" Kevin menggumam tipis, keningnya mengernyit mendengar Rian menyebutkan nama 'Apri'

"Rian, kamu kenal dia" Masita bergegas menghampiri

Rian Ardianto, untuk dikalangan anak pengusaha apalagi pebisnis mereka pasti saling mengenal.
Begitulah mereka bertiga, ada satu komunitas terbentuk beranggotakan anak-anak pengusaha.

"Dia Kenapa Ta?" Rian bukannya menjawab lebih memilih bertanya, ekspresinya. berubah cemas

"Kecelakaan, nggak benar bawa motor kali" Kevin menyahut sewot dan memang selalu sewot walau dia dekat dengan Rian

Rian tersenyum kecut mendengar cara bicara Kevin yang kadang bisa sekasar itu
"Saya kira kalian tabrak terus kalian tanggung jawab membawa dia kesini takut di amuk masa" ucap Rian halus namun dibumbui kekasaran didalamnya

Kevin terang saja mengeluarkan tawa sinisnya, baginya Rian tidak ada bedanya dengan Masita sekarang, yang sok peduli orang lain bagi Kevin kebaikan tak berarti ini bisa merugikan diri sendiri.

"Beri perawatan yang terbaik sus" ucap Rian beralih ke suster yang akan membawa Apri masuk ruangan.

Wajah kecemasan Rian sampai terlihat oleh Masita dan membuat Masita sedikit bingung, pasalnya Rian termasuk tife-tife yang jarang mau mengurusi orang lain kalau tidak dalam kepentingannya tetapi kali ini, siapa kira-kira yang bisa membuat Rian bahkan secemas sekarang!

"Kamu Kenal dia Ian" Masita tidak sanggup lagi memendam rasa penasarannya, lebih-lebih sekarang Rian mondar-mandir gelisah layaknya orang sedang dilanda dilema tinggi

Kevin yang sejak tadi diam sebenarnya penasaran juga tetapi gengsi mengeluarkan suara, dia memasang telinga tajam-tajam ingin mendengarkan jawaban dari Rian

"Sebatas kenal Ta" jawab Rian singkat

Kevin tertawa kecil mendengar jawaban ketidakyakinan dari mulut Rian, terdengar dusta dan tidak mau mengakui.

"Dokter, bagaimana keadaannya" Masita berdiri dari duduknya, dia langsung menghampiri dokter yang keluar dari ruangan Apri diikuti Rian dibelakang sedang Kevin tetap duduk tidak peduli apalagi tertarik untuk tahu

"Dia sudah sadar dan baik-baik saja, tidak ada luka serius hanya syok ringan" kata Dokter

"Syukurlah, saya boleh masuk dokter" kata Rian

"Ya silahkan" jawab dokter
"Mari saya permisi" lanjutnya

"Aku sendiri dulu ya ta" pinta Rian

Masita mengiyakan saja walau hatinya semakin penasaran saja, kenapa Rian tidak mau masuk bersamaan dengannya.
Siapa Rian yang ada di dalam?!

Apri menoleh ketika pintu ruangannya terbuka, terakhir kali dia masih sadar Apri meyakini orang yang membantunnya adalah seorang perempuan.

Apri sempat tercengang beberapa saat melihat yang masuk adalah laki-laki, beberapa detik kemudia apri menyadari siapa yang berdiri sekarang diambang pintu dan sekatika saja Apri langsung membuang muka kearah lain tidak ingin menatap sama sekali Rian.

"Pergi Ian" pinta Apri serak

Rian melangkah mendekati Apri, senyumnya teduh ketika berdiri di hadapan Apri namun Apri malah membuang muka tidak mau sama sekali bertatapan.

Kevin Sanjaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang