SENIN adalah hari pertama dimana SMA Garuda Bangsa akan melaksanakan ujian akhir semester ganjil. Ujian dimulai pukul 07.00 WIB, sehingga banyak murid yang datang ke sekolah sedikit lebih siang dari biasanya.
Berhubung sekarang masih menunjukkan pukul 06.00, suasana sekolah masih terlihat sepi. Hanya ada beberapa murid dengan kategori anak rajin yang sudah datang pada pukul 06.00 entah untuk belajar di taman atau hanya sekedar memburu wifi sekolah. Tak terkecuali, Alitta. Siswi berambut panjang itu baru saja datang.
Ia segera mencari dimana kelas yang akan ia tempati selama ujian akhir semester ganjil ini. Setahu Alitta, kelasnya akan satu ruang dengan kelas XII-A4. Dan yang tentunya Alitta akan satu bangku dengan kakak kelas dua belas.
Seluruh kelas baik dari kelas X, XI dan XII terbagi menjadi dua. Semua akan diacak dari sekolah. Kelas X akan ada yang satu ruangan dengan kelas XI atau pun XII. Dan kelas XI bisa saja satu ruangan dengan kelas X ataupun XII. Tidak ada yang akan satu angkatan dari kelas lain yang satu ruang. Tempat dudukpun sama, pihak sekolah yang menentukan.
"Kenapa gak seruang aja sih sama kelasnya kak Aldo? Kan enak gitu kalo seruangan." Batin Alitta sambil senyum-senyum sendiri seperti orang yang kurang waras.
Alitta terus berjalan hingga ia sampai di ruangan kelas XII-A6. Di luar kelas tersebut juga terdapat beberapa teman Alitta.
"Eh, di dalem ada kakak kelas gak?" Tanya Alitta pada Chika, teman kelasnya yang sedang duduk di bangku depan kelas dengan membawa buku yang ia buka. Dan ternyata dibalik buku, terdapat handphone.
"Ada cuman dua." Jawabnya.
"Lo duduk sama cowok apa cewek, Chik?" Tanya Alitta.
"Untungnya sih gue sama cewek."
"Enak itu sama cowok. Apalagi kalo cowoknya ganteng." Balas Alitta.
"Ya kan elo, Al."
"Rajin banget sih lo? Jam segini udah dateng." Kata Alitta.
"Gue gak berani kalo ntar udah banyak kakel yang dateng."
"Sama sih, Chik. Eh di dalem ada temen kelas kita gak?"
"Ada tuh, si Rahma sama Difa." Jawab Chika, setelah tahu ada temannya di dalam ruang XII-A6 ia segera masuk tanpa berterima kasih terlebih dahulu kepada Chika.
Brak..
Alitta menggebrak meja Rahma, membuat Rahma terkejut dan melotot ke arah Alitta.
"Anjir banget ya lo! Untung gue gak punya riwayat osteporosis. Kalo gue ginjalan gimana?" Teriak Rahma ngawur.
"Eh geblek. Hubungannya sama penyakit tulang sama ginjal apa, hah? Yang bener itu riwayat jantung, kalo jantungan gimana! Lo hampir tujuh tahun belajar IPA, Rahma!" Omel Alitta lepas kontrol, ia lupa bahwa di dalam kelas terdapat kelas XII.
Kakak kelaspun melemparkan tatapan tajam ke arah mereka berdua.
"Ya itu maksud gue, Al. Namanya juga kaget, refleks aja sih ngomongnya ngawur." Balas Rahma memelankan suara.
"Serah lo dah!" Saut Alitta singkat dan ia memutuskan untuk duduk di depan Rahma.
Tempat duduk Rahma berada di deretan pertama dekat pintu barisan ke dua. Sedangakan Alitta berada satu deret dengan Rahma, hanya saja ia berada di deretan ke tiga setelah deretan Rahma.
"Lo duduk sama siapa, Al?" Tanya Rahma.
"Kayanya sih cewek. Di depan tadi gue lihat namanya kak Meisya." Jawab Alitta.
"Ya masa cowok namanya Meisya, dodol!" Balas Rahma sengit.
"Ya kali aja cowok gitu. Lo sebangku sama cowok apa cewek, Ma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak SMA [ON GOING]
Teen FictionBukan penulis beneran, ok;) Jangan lupa tambahkan ke reading list kalian ya... Happy reading !! cover by pinterest.