A.S.M.A [30]

9.3K 275 14
                                    

SATU minggu telah berlalu setelah kejadian di taman. Cowok yang selalu menganggu ketentraman hidup Alitta kini tak pernah terlihat lagi di sekolah.
Entah, Alitta tidak tau apa yang terjadi. Ingin sekali rasanya ia memberanikam diri untuk menghubunginya, namun otak berkata lain. Ia tak mau, Ammar nantinya akan kembali mengganggu dirinya lagi.

Pagi ini, seperti biasa. Rutinitas setiap pagi hari di hari senin. UPACARA. Sudah menjadi rutinitas saat upacara dimulai, siswa ataupun siswi banyak yang mengobrol satu sama lain, menjahili teman yang berada di barisan depannya, pura-pura sakit supaya bisa terhindar dari panas atau hanya sekedar menyuci mata melihat petugas PMR yang cantik maupun tampan, saat hormat bendera terkadang ada saja yang menyandarkan sikunya pada teman sebelahnya dan banyaknya siswa maupun siswi yang dipares karena atribut tak lengkap.

Tetapi ada beberapa anak yang memiliki semangat untuk upacara yaitu dia yang memiliki doi agar bisa bertemu dengannya, bisa dibilang moodboster.

"Anak-anak sekalian, kurang satu minggu lagi kalian akan melaksanakan ujian akhir semester. Ujian akan dilaksanakan pada hari senin. Dimohon untuk ditingkatkan kembali semangat belajarnya. Untuk info lebih lanjutnya akan disampaikan wali kelas masing-masing."  ucap pembina upacara yang tak lain adalah kepala sekolah SMA Garuda Bangsa, Pak Widoro.

"Dan yang kedua adalah, seperti yang saya sampaikan saat MOS bahwa kelas 10 wajib mengikuti ekstrakulikuler yang ada di sekolah ini. Barangsiapa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler di semester dua, siswa tersebut tidak akan naik kelas. Hanya itu yang saya sampaikan, Saya akhiri, terimakasih"

"Untung gue punya ekstra"

"Gak asik banget sih harus ikut ekstra."

"Alamat! jam tidur gue berkurang."

"Sial! Mending gue pindah sekolah kalo gini ceritanya."

Ya itulah umpatan para siswa maupun siswi yang gak ikut ekstra, termasuk gue.

***

Alitta POV

Tentram, damai. Itulah yang gue rasain sekarang. Hidup gue tentram dan damai tanpa ada gangguan dari si cowok yang super-super resek. Tapi, ada kalanya gue ngerasain ada yang hilang dari hari gue.

Apa gue rindu?

Sayangnya gue gak tau, rindu ini untuk siapa. Apa ini untuk tingkahnya, ataukah orangnya? I don't know. Bisa saja, rindu yang sekarang menjalar ini untuk orang lain.

Ah, gue gak tau pastinya gimana.

"Woy. Ngelamun aja neng! Tuh makanan dimakan jangan di-grape-in!" Ucap Rahma ngagetin gue.

Ya, gue sekarang lagi di kantin sama temen-temen gesrek gua. Sayangnya, kita cuman bertiga. Zakyya hari ini izin karena sakit.

"di-grape-in?" tanya Ernia bingung.

"Iyaa... dianggurin." jawab Rahma.

"Tai!!!" balas Ernia kesal.

"Lu tai, gue mah yang meroduksi tai" saut Rahma.

"Lu tai nya tai!" saut Ernia pada Rahma.

"Apaan sih kalian. Gak usah ngomong tai deh. Ini lagi makan malah pada bahas dirinya sendiri. Dasar! tai teriak tai." saut gue dengan malas.

Anak SMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang