3

15.4K 1.7K 74
                                        

Resya memang menginginkan pekerjaan lembur agar ia bisa membantu tabungan Rizal yang berencana akan melanjutkan kuliahnya. Lelah? Tentu saja Resya merasa lelah namun demi kedua adiknya ia akan melakukan apapun asal ia bisa memberikan uang halal hasil keringatnya.

Semua karyawan yang ada di Mall ini mengenal Resya karena Resya sangat Ranjin dan ulet. "Yaya lo nggak istrahat?" Tanya Ani  melihat Resya yang masih berkutat mengetik beberapa laporan.

"Tanggung Ni, soalnya besok aku shif pagi di kasir dan laporan ini harus cepat selesai. Lagian mana boleh laporan ini dibawa pulang" jelas Resya menjawab pertanyaan yang belum sempat diutarakan Ani. Resya bisa menebak apa yang ingin diucapkan Ani karena ia tahu Ani kasihan melihatnya yang sepertinya tidak kenal lelah.

"Gue balik duluan ya Ya" ucap Ani.

Yaya mengangkat jempolnya dan jarinya kembali berkutat di keyboard. Seorang laki-laki berkaca mata dengan tubuh tegapnya mendekati Resya.

"Mbak Resya mau nginap ya disini?" tanyanya.

"Xander, buatin kopi dong please!" pintar Resya kepada laki-laki itu.

"Ya ampun Mbak, tugas saya itu membereskan dan merapikan barang di market bukan buat kopi Mbak" kesal Xander.

"Xander cakep, lo itu lebih tua  dari gue jadi nggak usah sok muda deh. Panggil Mbak segala" ucap Resya. Berdebat dengan Xander membuat hari-hari Resya terasa berbeda. Xander merupakan karyawan bagian sayur dan buah. Setiap pagi ia menyusun sayuran dan buah di rak dan menimbang buah-buahan untuk pelanggan sampai jam 12 siang setelah itu Xander akan pergi melakukan pekerjaan lainya dan kembali ketika malam  hari.

"Mbak Yaya baru sadar kalau saya cakep ya?" goda Xander.

"Dari dulu lo memang cakep. Banyak anak kosmetik yang suka lo Xander. Tapi kata mereka lo sombong dan angkuh" jujur Resya.

Xander menyunggingkan senyumannya. "Tapi sama Mbak Resya kan nggak sombong hehehe" kekeh Xander.

"Xander, lo ada kerjaan paru waktu lagi nggak? Lo kan terkenal banyak pekerjaaan paru waktu. Gue lagi butuh duit buat bantu adek gue bayar uang awal kuliah Xan" jelas Resya.

"Entar ya Mbak aku carikan" ucap Xander menatap wanita yang ada dihadapanya dengan sendu.

"Xander...kopi...please!" pinta Resya dengan tatapan memohon.

Xander tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia melangkahkan kakinya menuju dapur kantor untuk membuatkan Resya secangkir kopi.

Xander meletakkan secangkir kopi di meja Resya "Setiap pekerjaan itu ada batasnya mbak. Jangan berlebihan nanti Mbak sakit" ucap Xander. Ia mendengar semua pembicaraan karyawan kantor tentang Resya yang ingin lembur agar mendapatkan uang tambahan.

"Gue sehat kok, nih lihat..." Resya menunjukan lengannya yang kurus.

"Cari suami kaya aja Mbak. Biar nggak susah kerja" ucap Xander.

Resya menatap Xander dengan tatapan kesal "kalau ini sinetron atau drama korea mungkin bisa terjadi kalau mertua dari sang peremuan tidak menghina latar belakang keluarga gue. Sayangnya gue belum memikirkan untuk mencari orang kaya hahaha" tawa Yaya.

Xander melipat kedua tanganya "Kalau wajah saya Mbak. Bisa nggak dapet tante-tante kaya?" goda Xander menujuk wajah tampanya.

"Hmmm kayaknya bisa sih, tapi kasihan orang tua lo punya anak penuh dosa kayak gini hehehe" goda Resya membuat Xander kesal.

"Nah....data gue hilang" teriak Resya mencengkram rambutnya. "Lo sih Xan buat gue nggak fokus, hiks...hiks...aduh bagamana nih?. Gue udah ngetik dari tadi dan semuanya hilang" teriak Resya. Ia melihat jam didinding menunjukan jam 9 malam.

Penyembuh Luka (naik Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang