33

11.7K 2.1K 111
                                    

Resya menghela napasnya, ia menatap rumah megah yang ada dihadapannya dengan tatapan kagum sekaligus takut. Reko dan Rizal membuka mulutnya saat pagar tinggi itu terbuka dengan sendirinya. 

"Ini rumah apa istana Kak?" bisik Reko kepada Rizal.

"jangan buat malu Ko" tegur Rizal.

Wiliam tersenyum mendengar ucapan Rizal dan Reko. "Anggap rumah kaliam sendiri" ucap Wiliam. ia keluar dari mobil. dua orang laki-laki segera mendekati wiliam dan membantu membawa barang-barang yang ada dibagasi.

Carla tersenyum melihat kedatangan Wiliam dan seorang bocah kecil berlarian  memeluk kaki Wiliam. "Papi...Kak Xander nggak mau  beliin Ale  es krim" adu Mahesa.

Resya, Reko dan Rizal keluar dari mobil membuat Carla menatap ketiganya dengan tatapan terkejut. Apalagi melihat tas yang mereka bawa.

"Kenapa mas membawa mereka kemari?" tanya Carla menatap Resya dengan tatapan tak suka.

"Mereka anak-anak saya" ucap Wiliam.

"Apa maksud mas?" teriak Carla membuat Resya, Reko dan Rizal meringis karena mereka menjadi penyebab pertengkaran Carla dan Wiliam.

"Mereka anak-anak Ina" ucap Wiliam.

"Dimana Ina Mas? Dimana anak kita Mas?" tanya Carla menatap Wiliam dengan tatapan memohon.

"Resya kemari nak!" ucap Wiliam membuat Carla memundurkan langkahnya. "Itu Mami kamu dan ini adik kamu!" ucap Wilam sambik mencium pipi Mahesa.

Tiba-tiba  Dania datang dan segera mendorong tubuh Resya hingga Resya terjatuh "Pembunuh...dia yang membunuh anak aku Pi" teriak Dania. Ia kemudian mencoba memukul Resya namun Xander segera menarik tangan Dania dengan kasar.

"Jaga ucapan kamu! resya putri saya dan dia bukan pembunuh seperti tuduhan kamu itu!" ucap Wiliam dingin membuat Dania menatap Wilian dengan tatapan kesal.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Xander menatap Resya dengan tatapan khawatir. Resya menggelengkan kepalanya dan memilih menundukkan kepalanya.

"Tidak mungkin, dia bukan anak kita Mas!" ucap Carla membuat Resya menahan air matanya agar tidak menetes.

Wiliam menatap Carla dengan tajam "Terserah kalau kamu tidak percaya, mulai saat ini Resya dan anak-anak ina akan menjadi tanggung jawabku dan jika kalian tidak suka silahkan pergi dari rumahku!" ucap Wiliam menggendong Mahesa dan menarik tangan Resya agar segera masuk kedalam rumahnya.

Carla menatap Wiliam dengan tatapan tidak percaya karena memperlakukanya seperti ini. Ia dan suaminya tidak pernah bertengkar lagi sejak mereka kehilangan bayi perempuan mereka. Wiliam selalu bersikap lembut dan selalu menuruti semua keinginanya sejak saat itu.

"Xander hiks..." panggil Carla. Xander menghentikan langkahnya, tadinya ia ingin  mengikuti Papinya dan berbicara mengenai Resya.

"Mi..." Xander mendekati Carla saat melihat Carla yang menjadi linglung dengan air mata yang menetes.

"Itu semua nggak benar kan nak. Perempuan itu bukan adik kamu hiks...hiks..." lirih Carla.

Xander memapah Carla dan diikuti Dania berserta Rukmana yang saat ini menatap Carla dengan geram.

"Mbak jangan percaya begitu saja. Siapa tahu si Resya itu sengaja berbohong untuk menarik simpati Mas Wiliam" ucap Rukmana.

"Iya Mi...Resya itu licik. mami harus percaya sama Dania" ucap Dania mendekati Carla dan memeluk Carla dengan erat.

Xander menarik tangan Dania dengan kasar agar Dania menjauh dari Carla "Mi, Mami percaya Xander  dan Papi atau mereka?" tanya Xander.

Carla menatap Xander dengan bingung "Kalau mami lebih percaya mereka, maaf Xander tidak bisa berada disisi Mami" ucap Xander melepaskan tangannya yang digenggam Carla. Ia melangkahkan kakinya mencari keberadaan Wiliam.

Penyembuh Luka (naik Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang