Kesibukan membuatku mengabaikan cerita2ku. Sory ya... Lama updatenya. Lagian lapak wattpad sekarang sepi hehehe...
Jangan lupa vote dan komentarnya!!
Angga membawa Resya ke rumah sakit. Angga selalu menutupi wajahnya dengan topi karena tidak ingin membuat keadaan tambah runyam. Setelah berita yang mengatakan jika dirinya gay, ia tidak ingin Resya terlibat gosip. Angga bahkan membeli masker untuk menutupi wajahnya agar tidak dikenali.
Setelah mengurus biyaya administrasi Angga kembali masuk kedalam ruang perawatan Resya. Ia membuka masker dan topinya. Ia melangkahkan kakinya mendekati Resya.
Angga menatap Resya yang terbaring lemah. Wanita cantik itu ternyata kelelahan dan terkena infeksi lambung. Angga duduk disamping Resya dan entah mengapa tangannya dengan lancangnya mengelus pipi Resya.
"Ada bekas jerawat tapi kamu tetap cantik" ucap Angga tanpa sadar. "Jangan sakit, kamu membuat saya khawatir" Angga menyelipkan rambut Resya yang mengganggu pandanganya untuk menatap wajah Resya.
Resya mengerjapkan matanya, ia membuka matanya dan terkejut melihat Angga yang saat ini sedang menatapnya sambil mengelus pipinya.
"Hmm... pak" ucap Resya gugup.
"Itu ada nyamuk dipipi kamu makanya saya elus" ucap Angga sambil menyunggingkan senyumannya karena saat ini ia benar-benar terlihat bodoh.
Wajah Angga masih sangat dekat dengan wajah Resya membuat Resya merasa gugup dan malu. "Hmm... Makasi pak" ucap Resya pelan.
"hahaha... Iya" Angga menggaruk kepalanya "Tapi jangan nangis kayak tadi ya!" ucapan Angga membuat Resya tersenyum. "Soalnya saya suka gemes sama cewek yang hobbynya nangis" ucap Angga.
Resya mencoba untuk duduk membuat Angga mendorong bahu Resya dengan pelan agar tetap berbaring. Angga menekan tombol yang ada di samping ranjang agar mengatur posisi punggung Resya agar bisa agak terduduk tanpa harus bergerak. "Kamu tadi mau dudukkan? bukan mau ke toilet?" tanya Angga setelah melihat ekspresi wajah Resya.
Resya menatap Angga dengan tatapan malu. "Sebenarnya saya mau ke toilet pak" ucap Resya.
"Waduh saya kok ngirain kamu mau duduk tadi. Ayo saya bantu!" ucap Angga membantu Resya turun dari ranjang. "Kamu pegang infusnya!" perintah Angga.
"Sasaya bisa sendiri ke toilet pak"ucap Resya gugup. Angga tidak mendengarkan ucapan Resya, ia segera menggendong Resya dan melangkahkan kakinya menuju toilet.
Angga menurunkan Resya dan menggantungkan kantung infus ke tiang yang ad didalam toilet. Angga mengamati Resya membuat wajah Resya memerah. "Maaf pak, saya mau pipis, bapak bisa menunggu diluar!" ucap Resya pelan.
Angga menganggukan kepalanya dan tersenyum masam. Ia merutuki kebodohanya karena lupa untuk keluar dari toilet. Angga melangkahkan kakinya keluar dan menunggu didepan pintu toilet.
Mau menang banyak lo Ngga? Mau lihat pantat anak gadis orang. Mana cantik lagi.
"Astagfirullah kenapa gue jadi mesum gini" Angga memukul kepalanya.
Resya keluar dari toilet dengan langkah lunglai membuat Angga berinisiatif menggendong Resya hingga Resya kembali terkejut. "Jarang-jarang Ceo ganteng gendong bawahanya kayak gini. Jadi jangan nolak Ya!" ucap Angga. Ia membawa Resya keatas ranjang dan membaringkannya.
"Hmmm... pak saya mau pulang. Besok ada rapat" pinta Resya dengan tatapan memohon.
"Siapa Bos kamu?" tanya Angga menatap Resya dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyembuh Luka (naik Cetak)
RomanceCerita ini diprivat. (follow aku jika ingin membaca cerita secara utuh) penyesalan datang terlambat. aku menyia-nyiakan cintanya. bodoh karena tidak mengejar dia agar kembali padaku. sekarang dia memiliki keluarga kecil yang membuat impianku hancur...