5

13.4K 1.7K 86
                                    

Suasana hati hari ini lagi baik hehehe...karena libur aku bisa nulis beberapa part. Untuk menemani kalian yang nggak liburan dan nggak kemana-mana maka aku berhasil menulis beberapa part hari ini...

Prok...prok....

Selamat Membaca!!!

Resya kagum dengan hotel yang saat ini ada dihadapan. Hotel ini terletak didaerah Dago. Dari depan saja Resya bisa melihat kemegahan hotel Ciarra. Terdapat kebun Bunga dengan pemandangan kota Badung yang begitu indah.

"Wah...kayaknya menginap disini meyenangkan. Mana gratis dan hehehe kita bisa makan sepuasnya" ucap Kayla.

"Ckckckc dasar rakus" ucap Enda sambil menatap ponselnya.

"Ayo masuk dan ke resepsionis ambil kartu!" ajak Kayla bersemangat. Ketiganya keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam lobi hotel. Di lobi terlihat beberapa orang sibuk  menata persiapan pesta.

Ketiga melihat sosok lelaki tampan dengan rambut berantakkan dan beberapa kali membuka mulutnya karena masih mengantuk. Penampilan laki-laki sangat buruk untuk ukuran orang yang menginap di hotel. Baju kaos putih kusut dengan jeans pendek dan tak lupa sandal bututnya.

"Cakep ya, sayang penampilannya kayak gembel" ucap kayla memperhatikan laki-laki itu dari atas hingga ke bawah

"Kay, jangan keras-keras nanti orangnya tersinggung" bisik Resya.

Laki-laki itu menatap sinis ketiganya. Ia mengambil tisu dan brusss...menghembuskan cairan kental yang ada di hidungnya tanpa malu.

"Ihhh...jorok" ucap Resya keras membuat laki-laki itu menatap Resya tajam.

"Ya...lo yang minta gue ngomongnya jangan keras-keras tapi malahan yang lo teriak. Lo terlalu jujur" ucap Kayla.

"Ganteng sih tapi kalau jorok...ih...bukan tipe gue" cicit Enda.

"Aduh gimana nih dia kesini..." bisik Resya ketakutan.

Laki-laki itu melangkahkan kakinya dengan cuek dan menatap sinis Resya. Resya menelan ludahnya saat laki-laki itu berhenti di hadapannya. Laki-laki itu menujuk tangan Resya membuat Resya bingung. Laki-laki menarik tisu yang ada di tangan Resya.

"Karena anda sudah mengatakan saya jorok. Anda harus bertanggung jawab" ucap laki-laki itu dingin.

Mati gue...takutttt...

Laki-laki itu menarik tisu ditangan Resya tanpa kata dan sengaja menabrak tubuh Resya dengan keras.
"Anak remaja jaman sekarang banyak yang nggak sopan" ucapnya sambil melangkahkan kakinya dengan santai meninggalkan Resya, Enda dan Kayla yang masih menatap punggung laki-laki itu.

"Ganteng, jorok, nyebelin, sok misterius ckckck...dia itu berbahaya. Banyak cowok nggak guna sok kaya. Tampang aja keren" ucap Kayla.

"Remaja? Helo...kita ini sudah dewasa" kesal Enda.

"Udah, salah gue juga. Untung dia hanya minta tisu ditangan gue dan nabrak bahu gue kalau dia marah-marah gimana?" ucap Resya menatap kedua sahabatnya itu dengan tatapan ketakutan.

"Udah ayo kita ke resepsionis dan langsung ke kamar kita" ucap Enda penuh semangat.

Resya dan Kayla menganggukkan kepalanya dan mengikuti Enda yang sedang berbicara kepada resepsionis.

Sementara itu laki-laki tampan yang menyebalkan itu masuk ke sebuah ruangan mewah dan  menatap tiga orang manajer dengan tatapan sengit.

"Ngapain bangunin gue hah?" ucapnya kesal.

"Gini Pak, ini tentang acara pernikahan yang akan diadakan nanti malam" ucap manajer perempuan bagian pemasaran.

"Jelaskan!" ucapnya.

"Hmmm...kebetulan yang menikah ini anak rekan bisnis Pak Revan Dirgantara jadi beliau minta Pak Angga mewakilinya untuk hadir" ucap manajer.

"Ogah...ini pasti akal-akalan Sesil kalau nggak pakek nama Kak Revan, pasti pakek nama suaminya. Bilang ya sama Nyonya besar saya nggak suka pesta dan stop usir perempuan-perempuan yang mau mereka kenalkan!" teriak Angga.

"Tapi Pak...".

"Apa? Kalian mau saya ngilang lagi tanpa kabar. Saya disini hanya satu minggu. Saya bisa pecat kalian semua kalau saya mau! Saya ini siapanya kalian?" tanya Angga menatap tajam ketiga manajernya.

"Anda Ceo kami" ucap ketiganya.

"Nah...itu kalian tahu. Pak Kenzo itu hanya ketua grup yang tidak menangani kalian secara langsung. Panggil direktur hotel ini. Bisanya main perempuan saja. Bilang kalau lima menit dia tidak menemui saya, saya pecat dia !" ancam Angga.

Jangan harap gue mau ketemu cewek yang disiapkan Mami dan Sesil.

Tak Lama kemudian seorang laki-laki parubaya dengan pakaian formalnya tergopoh-gopoh memasuki ruangannya yang untuk sementara ini menjadi ruangan Angga.

"Maaf Pak saya sedang berbincang dengan tamu kita Pak" ucapnya sopan.

Angga tersenyum sinis "Tamu yang mana? Yang bisa dicium-cium dan kamu sodok itu maksud kamu?" ucapan Angga membuat ketiga manajer menahan tawanya. Sebenarnya ketiga manajer ini sangat membenci direktur mereka yang sering sekali bersikap semena-mena kepada mereka.

Udah beberapa kali gue menemukan atasan yang tidak becus seperti ini.
Batin Angga.

Sebenarnya Angga melakukan penyamaran ini atas saran Davi adik iparnya yang sering kali memeriksa perusahaan keluargannya.

"bubukan Pak" ucap laki-laki itu.

Angga menarik sudut bibirnya "Hey Nasir, udah punyak anak tiga tapi masih saja main perempuan dan diajak nginap gratis di hotel keluarga gue...ckckckc. Choky hitung biaya  penginapan yang dipakek bapak Choky untuk bobok sambil sodok-sodokan sama pelacurnya. Enak aja gratis... Fasilitas gratis itu buat keluarga inti karyawan" teriak Angga.

Penyamaran Angga beberapa hari yang lalu mendapatkan informasi yang mengejutkan. Salah satu direktur hotel menggunakan fasilitas hotel untuk berbuat maksiat.  Apa lagi angga melihat dengan jelas jika direktur ini kerap kali berbuat mesum dengan karyawan hotel.

"Riki besok siang siapkan rapat  dan saya minta kepada semua yang memegang jabatan penting di hotel hadir semua tanpa kecuali. Besok saya akan memilih secara langsung direktur yang baru!" ucap Angga sambil menggaruk tubuhnya.

"Siap Pak" ucap Riki asisten Angga yang cekatan.

"Kehadiran saya disini masih harus dirahasiakan. Ngerti kalian. Jangan sampai hotel Fai tahu saya di Bandung. Bukan hanya hotel ini yang akan saya periksa. Ngerti kalian!" ucap Angga tegas.

"Iya Pak" ucap mereka bersamaan.

Angga melihat kilat amarah diwajah Nasir namun bukan Angga namanya jika ia takut dengan amarah sibapak. Menurutnya kelakuan Nasir tidak bisa di tolerir lagi.

Angga meninggalkan ruangan diikuti Riki. "Ki, siapkan pakaian pelayan. Gue datang  ke pesta tapi pakek baju pelayan. Biar Sesil dan Mami gue tahu gue datang ke pesta itu" ucap Angga.

"Siap Pak" ucap Riki.

"Gue tunggu di kamar gue" ucap Angga.

Angga melihat ketiga wanita yang mengatakan dirinya jorok. Ketiga wanita itu sedang mengambil foto dengan bermacam-macam gaya dan ekspresi. Angga sengaja melewati mereka dan tiba-tiba ia berhenti di belakang ketiganya dan ikut berfoto dengan menaikan sudut bibirnya, tersenyum sinis.

Klik...
Ketiganya terkejut melihat foto yang hasilnya ada Angga di belakang mereka.  Angga menahan tawanya sambil melewati mereka bertiga. Kayla membuka mulutnya sedangkan Enda berdecak tidak suka dengan sikap laki-laki yang baru saja berfoto bersama mereka.

"Dasar kurang kerjaan..." ucap Enda yang ingin segera menghapus foto mereka namun Kayla segera menarik ponselnya yang ada ditangan  Enda.

"Jangan dihapus Nda, dia ganteng banget. Senyum sinis aja ganteng apa lagi senyum beneran" ucap Kayla kagum.

Resya masih memandang Angga yang berjalan menjauh dan ia terkejut saat Angga membalik tubuhnya dan menatapnya. Angga mengedipkan matanya kearah Resya membuat Resya membuka mulutnya.

Ganteng-ganteng tapi gila...
Batin Resya.

Tbc....

Penyembuh Luka (naik Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang