Nggak diedit typo bertebaran. Selamat membaca!!!
Carla datang menemui Angga. Saat ini ia sedang berada didalam ruangan Angga. Tiga hari setelah kejadian itu Resya telah bekerja seperti biasanya. Angga memang meminta Agung mengajak Resya untuk membelikannya kopi kesukaannya. Angga tidak ingin kehadiran Resya membuat Carla memakinya. Angga sudah mendapatkan informasi jika Dania mengalami keguguran. Angga bahkan berhasil meminta pengacaranya untuk melakukan mediasi keapada keluarga Dania. Saat ini Angga secara pribadi meminta Carla menemuinya mengingat Carla adalah sahabat maminya.
"Silahkan duduk Tante!" pinta Angga.
Carla mengedarkan pandanganya seolah mencari sosok Resya "Resya nggak ada dan dia tidak perlu mendapatkan kemarahan dari tante" ucap Angga dingin.
Carla menghela napasnya "Kenapa kamu melindunginya? Sahabat macam apa yang tega mendorong sahabatnya yang sedang hamil hingga keguguran" ucap Carla menatap Angga dengan tajam.
Angga tersenyum, ia melipat kedua tangannya sambil menyandarkan tubuhnya disofa dengan santai. Satu hal yang bisa disimpulkan dari sikap Angga saat ini oleh Carla, Angga terlihat sangat menyebalkan.
"Saya akan melindungi wanita rapuh yang cantik seperti Resya Tante. Dia sungguh cantik dan ya...dia wanita yang baik" ucap Angga tersenyum manis tanpa beban.
"Kamu tahu dengan membelanya saya bisa saja mengadukan tingkahmu ini kepada kedua orang tuamu!" ucap Carla.
"Hahaha Tante kayak anak kecil aja. Kalau masalah kecil nggak usah dibesar-besarkan. Lagian mau Tante ngadu sama Mami sama Bunda sama presiden nggak ngaruh sama saya Tante" ucap Angga jenaka membuat Carla benar-benar murka.
"Kamu melindungi orang yang salah Angga saya bisa saja membatalkan kerja sama kita dan tentunya juga kerja sama perusahaan suami saya dengan kerabat-kerbatmu" ancam Carla.
"Wah...serem ya Tan. Angga jadi tatut...tapi Tan, Angga nggak peduli. Diatas langit masih ada langit Tan. Lagian ya Tan masalah pribadi nggak boleh dicampur sama masalah perusahaan pamali Tan" ucap Angga mencoba menasehati Carla dengan gaya jenakannya yabg tentu saja membuat Carla semakin bertambah kesal.
"Kalau kamu tidak mau memecatnya saya akan menempuh jalur hukum" ucap Carla.
Angga tersenyum manis "Silahkan Tante cantik, saya tidak akan mengubah keputusan saya. Resya akan tetap bekerja di perusahaan saya kecuali, Tante bisa mendepak saya dari jabatan saya. Saya sangat berterimakasih kalau Tante bisa membuat Tuan Alvaro dan Raffa Alexsander memecat saya dan Im freeeeeee" ucap Angga.
Carla menghela napasnya, sepertinya meminta Angga memecat Resya tidaklah muda. "Tante silahkan kalau mau menutut Resya tapi jika saya bisa membuktikan Resya tidak bersalah jangan salahkan saya jika saya akan menutut balik Dania" ucap Angga dingin. Angga menatap tajam Carla, membuat Carla merasa terintimidasi dan memilih untuk segera menyudahi pertemuan mereka.
"Saya permisi" ucap Carla keluar dari ruangan Angga dengan kesal.
Carla melangkahkan kakinya menuju lift dan saat lift terbuka sosok Resya keluar dari dalam lift membuat Carla segera menarik pegelangan tangan Resya dengan kasar.
"Saya tidak menyangka wajah polos kamu ternyata hanya tipuan. Kamu tega menyakiti sahabatmu sendiri. Dasar perempuan tidak punya hati" ucap Carla.
Resya menarik tangannya dari cengkraman Carla "Saya...saya tidak menyangka jika ibu juga tega menuduh saya tanpa mau mendengar penjelasan saya" ucap Resya dengan tatapan kecewa.
Carla menatap Resya sinis "keponakan saya segala-galanya bagi saya dan saya yakin kamulah yang bersalah. Jangan pernah kamu mendekati Xander putra saya. Dia tidak pantas bersanding dengan wanita redahan seperti kamu" ucapan Carla membuat Resya terluka. Rasanya Resya ingin menangis tapi ia tidak ingin membuat orang-orang disekitarnya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyembuh Luka (naik Cetak)
RomanceCerita ini diprivat. (follow aku jika ingin membaca cerita secara utuh) penyesalan datang terlambat. aku menyia-nyiakan cintanya. bodoh karena tidak mengejar dia agar kembali padaku. sekarang dia memiliki keluarga kecil yang membuat impianku hancur...