Sory eror...
Selamat membaca!!!
Angga menatap langit-langit kamarnya. Penyesalan mungkin datang terlambat. Ia ingat bagaimana senyuman Mili kepadanya setiap mereka bertemu. Wanita itu terlalu baik untuk dirinya hingga ia merasa benar-benar membuat Mili kecewa.
Melupakan seseorang yang ia cintai memang sangatlah sulit. Sesil cinta pertama yang membuatnya harus mengubur dalam-dalam rasa cintannya itu. Berulang kali Angga tidak menyerah mendekati Sesil tapi apa daya Sesil tak pernah menerima niat baiknya untuk menjadikan Sesil sebagai wanitanya.
Angga memejamkan matanya mengingat semua yang dilakukannya selama ini membuat hati Milinya bersedih. Bodoh...ia merasa dirinya sangat bodoh. Empat tahun kedekatannya dengan Mili tak sekalipun ia mengajak Mili untuk menuju jenjang pernikahan. Cinta? Ia sendiri bingung apakah dirinya mencintai Mili saat itu sedangkan ia selalu membandingkan sosok Mili dengan sosok istri Kakak sepupunya itu.
Angga bangun dan ia mengambil sebungkus rokok yang ada di mejanya. Ia membuka pintu yang terhubung dengan kolam berenang. Angga menghidupkan rokoknya dan menghisapnya penuh nikmat. Jika saja para wanita dikeluarganya tahu tingkahnya Angga bisa dihukum karena merusak polusi udara.
Mengingat kemarahan sang Adik Puri membuat Angga terbahak. Puri pasti akan memukul pantatnya jika ia terlihat sedang menghisap rokok. Apa lagi Sesil yang akan mengejeknya patah hati yang membawa penyakit dan dengan bangganya ia akan mengatakan jika dirinya adalah wanita yang sangat cantik hingga Angga sangat sulit melupakanya. Mendengar ucapan Sesil membuat Angga kesal kepada dirinya kenapa ia bisa jatuh cinta kepada wanita super pede itu. Hanya keluarganya yang membuatnya tersenyum.
"Jika saja kau tahu, aku juga merasakan luka yang sama dengan yang kau rasakan, walaupun itu terlambat".
Angga memilih menjongkokkan tubuhnya sambil melihat kolam renang yang dipenuhi beberapa tamu. Mata Angga melihat seorang perempuan tersenyum bersama kedua temannya. Melihat keceriaan perempuan itu membuat Angga menyunggingkan senyumanya. Sosok perempuan cantik yang memiliki senyuman yang terlihat tulus.
"Senyum yang tulus bisa hilang ketika seseorang menyakitinya sangat dalam" ucap Angga masih menatap Resya dan kedua temannya.
Angga mengambil kamera didalam kamarnya dan ia memotret Resya. "Waw...cantik".
Angga kembali mengabadikan Resya bersama ketiga temanya namun fokus Angga tetap kepada Resya yang memiliki daya tarik menurutnya. Cipratan air membuat wajah Resya terlihat sangat polos dan menawan.
Angga menghembuskan napasnya saat ponselnya berbunyi. Ia sengaja tidak mengangkatnya dan ia memilih menatap pemandangan yang ada dihadapanya.
"Jika kau masih ada bersamaku bisakah kau tertawa seperti dia? Kau benar mungkin aku tidak pantas bahagia" Angga menggenggam puntung rokok yang masih hidup. Ia tidak meringis kesakitan saat rokok itu mengenai kulit telapak tangannya.
"Rasanya sangat sakit saat ditinggalkan. Mili kau memang benar telah menghancurkanku dan kau berhasil" ucap Angga sendu.
***
"Tada ini dikirim sama Dania buat kita" ucap Kayla menujukkan seragam untuk mereka bertiga.
"Wah ini, gila pasti mahal banget harganya" ucap Enda kagum.
Saat ini mereka bertiga sedang berada didalam kamar. "Gue penasaran sama calon suami Dania".
"Lagian Dania nggak ngirim undangan buat kita. Dia cuma minta kita datang ke hotel tempat dimana dia mengadakan acara pernikahan" ucap Kayla.
Resya tersenyum "Itu berarti dia udah menganggap kita sebagai keluargannya".
"Bisa jadi sih, mengingat persahabatan kita yang sudah begini" ucap Kayla mengaitkan kedua jari kelingking kiri dan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyembuh Luka (naik Cetak)
RomanceCerita ini diprivat. (follow aku jika ingin membaca cerita secara utuh) penyesalan datang terlambat. aku menyia-nyiakan cintanya. bodoh karena tidak mengejar dia agar kembali padaku. sekarang dia memiliki keluarga kecil yang membuat impianku hancur...