No edit typo bertebaranSelamat membaca!!!
Hari ini akan diadakan pertemuan dari pihak penyelenggara pameran dengan para staf kreatif. Acara pameran kali merupakan pameran perhiasan yang cukup besar karena akan diadakan acara pelelangan periasan pada malam pembukaan pameran itu.
Resya menyusun kertas yang merupakan data presentasi untuk penyelenggara acara itu. Tim kreatif telah menyusun acara hampir 80 persen. Tinggal menunggu persetujuan pihak penyelenggara pameran.
"Ya, semua persiapan rapat udah beres?" tanya Pipit.
"Sudah mbak" ucap Resya menyeka keringatnya. Resya harus datang pagi-pagi karena ia takut terlambat. Tadi malam ibunya kembali mengamuk membuat Resya memutuskan untuk menginap dirumah sakit. Jarak dari rumah sakit tempat ibunya dirawat sangat jauh hingga ia harus pulang jam empat pagi agar tidak terlambat ke kantor.
"Ya, muka kamu pucat" ucap Pipit.
"masa sih mbak? Mungkin aku lupa pake make up" ucap Resya.
Satu persatu peserta rapat masuk kedalam ruangan. Resya membeku ketika seorang lelaki tampan dan seorang perempuan yang ia kenal tersenyum penuh makna kepadanya. Udara didalam ruangan ini membuat Resya merasa sesak. Kenapa harus ia harus bertemu dengan mereka. Apa belum cukup rasa sakitnya membuat sedikit berharap agar tak ada pertemuanya kepada keluarga yang jelas-jelas menghina ibunya.
"Silahkan duduk ibu Hapsari dan bapak Dito. Sebentar lagi rapat akan di mulai Pak Riki sedang dalam perjalanan kemari" ucap Agung.
Hapsari tersenyum sinis "Hai, Resya. Kamu tidak cukup memiliki kemapuan hingga bisa bekerja disini dan duduk bersama kita. Kali ini siapa yang kamu rayu?" tanya Hapsari.
"Mi... Ini kantor" ucap Dito. Ia tidak nyaman ketika urusan pribadinya harus dibicarakan dihadapan beberapa karyawan lainnya.
"Tamat SMA aja sudah bisa masuk tim kreatif. Kamu itu parasit ya... Gitu sih bisanya kalau yang hanya bisa menyusahkan orang lain saja" ucap Hapsari mami Dito.
Resya tidak mengatakan sepatah katapun membuat Pipit iba saat menatap wajah Resya yang semakin pucat. "Ya... Kalau kamu nggak enak badan kamu nggak usah ikut rapat Ya" bisik Pipit.
Resya menghela napasnya. Ia tidak ingin melihat Hapsari ataupun Dito tertawa melihat penderitaanya saat ini. Ia harus kuat karena masih banyak yang harus ia pikirkan dibandingkan meratapi kesedihan. Resya tak ingin terlihat bodoh.
Riki masuk kedalam ruangan lima menit kemudian. Rapat seperti ini biasanya tidak akan dihadiri Angga Alexsander.Riki menjabat sebagai asisten Angga yang mengurusi cabang mall di kawasan ini dan ada juga beberapa asisten lainnya yang memgurusi cabang Alexsander mall yang terdapat di seluruh Indonesia.
Dalam kerjasama kali ini Alexsander Mall sebagai penyedia tempat pameran memang menyediakan beberapa fasilitas dengan menjelaskan beberapa ketentuan. Acara kali ini diharapkan agar pengunjung mall dalam bulan ini bisa meningkat.
"Ceo kami akan datang langsung ke acara pembukaan pameran ini dan juga para tamu undangan yang merpakan orang-orang kelas atas. Jadi saya harap pak Riki dan Tim bisa bekerja sama dengan pantia kami dalam penyelenggaraan pameran ini" jelas Hapsari sambil menatap Resya dengan tatapan sinis.
"Baiklah ibu Hapsari. Tim saya adalah tim yang terbentuk oleh Tuan Angga Alexsander sendiri jadi kemampuan mereka tidak diragukan lagi. Karena acara ini juga menyangkut nama baik mall kami. Saya harap kita bisa bekerjasama dengan baik" ucap Riki.
"Tapi saya bisa mengajukan syarat Pak Riki dalam kerjasma ini?" ucapan Hapsari membuat jantung Resya berdetak kencang.
Please jangan mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Kalau kali ibu jika gue dipecat gue...harus mencari pekerjaan kemana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyembuh Luka (naik Cetak)
RomanceCerita ini diprivat. (follow aku jika ingin membaca cerita secara utuh) penyesalan datang terlambat. aku menyia-nyiakan cintanya. bodoh karena tidak mengejar dia agar kembali padaku. sekarang dia memiliki keluarga kecil yang membuat impianku hancur...