episode 14

966 52 5
                                    

Swara berjalan dengan emosi. Ia beringsut ke lemarinya, meletakkan jas sanskar kemudian mengambil beberapa baju miliknya  dan memasukkan kedalam tas. Ia berlari kluar kamar dan hendak meninggalkan rumah maheswari sembari menahan tangisnya.

Sebelum swara keluar dari rumah ia berpapasan dengan annapurna.

"Swara. Nak.. kau mau kemana membawa tas seperti ini" ucap anapurna sambil memandangi tas yang di jinjing swara.

Swara melihat kelangit langit beberapa saat agar air matanya tidak jadi menetes. Lalu menarik nafas dalam kemudian menatap annapurna.

"Aku akan ke baadi bibi."

"Tapi ada apa tiba tiba kau..."

"Maaf bibi aku terburu buru"

Belum sempat annapurna menyelesaikan pertanyaannya , swara menyela kemudian ia cepat cepat keluar dari rumah dan meninggalkan rumah maheswari menuju ke baadi menggunakan taksi.

Didalam taksi selama perjalanan menuju baadi swara mengeluarkan air matanya tak henti henti. Ia sungguh tidak mengira apa yang dia lihat di baju suaminya. Bahkan rasanya ia ingin sekali tidak mempercayai penglihatannya. Tapi hati nya merasa  sakit. Swara tidak bisa menerima hal ini. Belakangan ini hal hal kecil saja bisa membuat perasaan swara tak karuan dan emosional. Apalagi dengan hal sebesar ini. Swara merasa benci pada suaminya.

**

Baadi 01.00pm

Sesampainya di baadi swara menghapus air matanya dan membersihkan wajah cantikya dengan sapu tangan sebelum masuk kerumah. Ia tidak ingin orang tuanya, nenek dan adiknya melihat keadaannya seperti ini.

"Swaraa..."
Sebelum sempat swara mengetuk pintu. Seseorang keluar dari rumah dan terkejut dengan kedatangan swara

"Ada apa kau tiba tiba kemari dan membawa tas begini  ?
Dan wajahmuu.. sepertinya kau..." ucap sharmistha sambil menyentuh wajah putrinya.

"Aku tidak apa apa ibu" swara memandang sarmista dan tersenyum kecil untuk menutupi perasaannya.

"Ayo kita  kedalam"
Sarmista mengajak swara masuk. Perasaannya sebagai seorang ibu sangat tajam. Dia merasa ada sesuatu yang terjadi pada putrinya.
Kemudian mereka berdua langsung menuju kamar swara.

Sharmistha ingin sekali menanyakan semua pertanyaan yang muncul di benaknya pada swara. Tapi dia mengurung kan niatnya dan membiarkan swara istirahat terlebih dahulu.

"Swara. Kau terlihat pucat nak. Kau istirahatlah. Apa kau belum makan ? Ibu akan membawakan makanan ke kamarmu"

"Ibuu.."
Swara yang duduk di ranjang menahan tangan sarmista yang hendak berjalan kluar kamar"

"Iya sayang.." sharmista mengambil posisi duduk di sebelah swara.

"Ada yang ingin kau katakan pada ibu ?"

"Aahh tidak bu. Tadi ibu mau pergi kemana ketika aku baru sampai ? Dann.. kenapa sepi sekali dirumah. Kemana nenek shoba. Ayah. Dan ragini ?"

"Tadi ibu akan berangkat ke toko ayah. Hari ini ibu yang akan menggantikan ayah di toko sampai beberapa hari kedepan. Nenekmu sedang menidurkan chotu dikamar. Karena ini Waktunya dia tidur siang."

"Lalu ayah dan ragini? "

"Nak.. maaf kan ibu belum sempat memberi tahu mu. Kemarin ayah dan ragini pergi ke mumbai. Ayahmu mendapat telepon dari bibinya yang memberi kabar kalau nenek parvati jatuh terpeleset dikamar mandi."

"Apaaa? Lalu bagaimana keadaan nenek bu, apakah nenek baik baik saja?" Swara terkejut dan bersedih.

"Nenek parvati langsung dibawa kerumah sakit. Akibat jatuhnya nenek mengalami stroke dan kelumpuhan di bagian kanan tubuhnya, sekarang nenek masih dalam perawatan intensive"

CINTA TAK AKAN SALAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang