episode 21

1K 50 19
                                        

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Laks telah tertidur setelah diberi obat.

Setelah selesai dengan semua urusan laks. Rasa kantuk dan letih menyerang swara.

Swara terduduk di sofa kamar laks dan bersandar. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskan ya.
Rasanya ia ingin sekali menyemprotkan kekesalan pada laks.

swara selalu tak bisa berkutik setiap kali terlintas wajah Annapurna dan juga ragini dalam benaknya. Hanya diam yg bisa swara lakukan. Entah laks merasa atau tidak dengan sikap dingin swara setelah perlakuan laks tadi pagi.

 Entah laks merasa atau tidak dengan sikap dingin swara setelah perlakuan laks tadi pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ditambah lagi masalah rumah tangganya dengan sanskar semakin rumit dan buntu.

Kelopak matanya terkulai lemas. Begitu juga dengan tubuhnya. Tak terasa swara meneteskan air mata. Begitu banyak beban hidup yang harus swara hadapi.

Swara terisak. Ia membiarkan air matanya membanjiri wajah cantiknya. Setelah menangis beberapa saat swara merasa sedikit lega.  ia mulai menyeka air mata dengan telapak tangannya.

Swara lalu bangkit dari duduknya dan berdiri. Ia memilih untuk tidur di kamar tamu malam ini. Ia takut jika laks akan mencoba menyentuhnya lagi. Dan ia juga tak mau bertemu sanskar.

"Ssshhhh aaaawwww" swara mengerang pelan dan memegang perutnya.
Raut wajahnya seperti menahan rasa sakit. Ia terduduk kembali.

"Aduuhh perutku.. kenapa sakit sekali. Aawwhhh"

"Kenapa perutku sering sekali tiba tiba seperti ini. Ssshhhh"

Swara menarik nafas dalam dalam dan  melepaskannya. Beberapa kali ia mencoba mengatur nafasnya.

Setelah dirasa sakit perutnya sedikit berkurang. Ia berjalan pelan dan perlahan. meninggalkan kamar laks dan menuju kamar tamu.

Swara merebahkan tubuhnya di ranjang. Matanya menatap kosong ke langit langit.

Ia meraba raba laci tepat disebelah ranjang dan berusaha menemukan kotak obat. Setelah didapatnya, swara mengambil posisi duduk. Ia mengambil segelas air di sebelah lampu tidur dan meminum sebutir obat penghilang rasa sakit.

Setelah selesai swara mematikan lampu lalu kembali berbaring dan memejamkan mata.

2 menit

3 menit

5 menit

10 menit

15 menit berlalu ....

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Swara mengambil posisi miring ke kanan dan ke kiri tetapi tak bisa tidur juga.

Tiba tiba ia teringat dengan ragini.

"Ragini. Ya. Aku harus meneleponnya. Aku sangat merindukannya"

Swara bangkit dari tempat tidur,mengambil ponselnya lalu pergi ke halaman belakang rumah.

CINTA TAK AKAN SALAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang