Di dalam kamarnya swara masih saja menangis tanpa ada seorang pun yang mendengar.
Tangan kiri swara di penuhi darah. Ia memandangi lembaran isi paket yang tercecer dengan tatapan nanar. Matanya membengkak. Air matanya sudah tak terhingga. Membasahi wajah cantiknya dan menetes hingga ke lantai, bercampur dengan darah dari luka di tangannya.
Ia terisak. Tangannya memegang dada nya sendiri yang terasa begitu sesak.
Dewa... Aku sudah tidak bisa mempertahankan rumah tanggaku. Aku tidak akan sanggup hidup bersama pengkhianat seperti sanskar. Perbuatan nya sangat menjijikkan . Batin swara.
Swarat larut dalam kesedihan dan amarahnya. Dengan tertatih ia mencoba berdiri lalu berjalan ke kamar mandi dengan terhuyung huyung. Tubuhnya lunglai . Isi paket yang dilihatnya seakan menyedot semua tenaga yang ia miliki.
Di kamar mandi swara berdiri menghadap cermin. Ia melihat penampilan yang sangat tidak karuan, matanya sembab dan riasannya acak acakan . Swara menyalakan keran air lalu mencuci tangan yang penuh dengan darah. Ia menggigit bibir bawahnya menahan perih. Menurutnya luka ditangannya tidak seberapa dibanding luka dihatinya. Ia kemudian mencuci muka dan kembali menatap cermin dengan penuh amarah.
"Aku akan menemui pengacara" ucap swara dengan yakin.
Swara membalut tangannya dengan kassa lalu mengambil tas. Ia dengan segera meninggalkan rumah dan pergi menuju kantor pengacara.
***
Karan Singh lawyer advocate.
13.00"Aaaaaahhhhh nyonya swara. Selamat datang.. waahh senang bertemu dengan mu.. rasanya sudah lama sekali ya terakhir kita bertemu... Silahkan duduk nyonya" ucap Karan Singh. Sambil menjabat tangan swara.
Swara duduk dan tidak mengucapkan sepatah katapun.
"Dimana tuan sanskar ?" Tanya Karan Singh sambil celingukan.
Swara tetap diam dan tidak menjawab. Ia menatap tuan Karan Singh dengan tajam.
"Oke baiklah. Ada yang bisa aku bantu nyonya swara?"
"Segera urus perceraian ku!" Ucap swara tegas.
"Apa?? " Karan terperanjat matanya melebar.
"Aku tidak punya banyak waktu. Segera buatkan aku surat gugatan cerai!" Ucap swara lantang namun dengan mata berkaca kaca.
"Tunggu dulu.. tunggu dulu.. ada apa ini sebenarnya. Kau harus mengatakan padaku alasanmu ingin menggugat cerai tuan sanskar"
"Sebaiknya kau tidak usah banyak bertanya tuan"
"Tapi alasanmu sangat diperlukan di dalam surat tersebut"
"Aku sudah tidak sejalan dengannya." Ucap swara menutupi yang sebenarnya
"Hanya itu ? Kalau begitu aku akan melakukan mediasi terlebih dahulu. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Buang jauh jauh fikiran untuk bercerai."
"Tidak. Tidak perlu mediasi. Aku sudah yakin untuk menggugat cerai suamiku"
"Tenangkan dirimu nyonya.. sebagai pengacara keluarga Maheswari. Aku harus mengusahakan yang terbaik dan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada"
"Baiklah. Aku katakan yang sebenarnya. Sanskar mengkhianatiku"
Karan singh sontak terkejut. Ia mengernyitkan keningnya seolah tak percaya.
"Jadi tidak perlu ada mediasi diantara kami. Dan segeralah buatkan surat itu. Aku tunggu besok!. permisi"
Swara bangkit dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan ruangan dan kantor Karan Singh. Ia memasuki mobilnya kemudian kembali kerumah Maheswari.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TAK AKAN SALAH
ФэнтезиCerita ini lanjutan dr swaragini di antv. Pemeran dan tempat smuanya sama seperti aslinya. Kisah ini menceritakan tetang melawan ego, berkorban dn mengalah demi orang yg kita cintai untuk mmbuatnya bahagia