Seorang gadis berseragam putih abu-abu berlarian dikolidor, tas biru lautnya sudah compang-camping kesana-kemari.
Tapi gadis itu tidak perduli, walau sesekali dia membenarkan tasnya. Dia berlari cepat menuju kelasnya yang terletak diujung timur dan itu sangat jauh. Tidak perduli dengan siswa-siswi yang menatapnya aneh dari balik jendela. Dia terus menatap kedepan dan berlari sekencang kelinci.
Gadis itu menambah kecepatan berlarinya ketika dia sudah berada diarea gedung timur. Kelasnya didepan, tinggal 3 kelas lagi harus dia lewati. Dia jadi merasa kalo ternyata sekolahnya ini sangat luas, merepotkan kalau-kalau ada keadaan genting seperti ini.
Sampai sudah didepan kelasnya, gadis itu tetap berlari. Bukan, bukan karena dia lupa letak kelasnya, tapi mendadak kakinya gabisa ngerem. Kakinya terus berlari, gadis itu binggung dengan kakinya.
'Aha!'
Gadis itu mendapat ide, walau ide ini akan memalukannya tapi ini harus dia lakukan daripada dia nyusruk pager samping, kan ga lucu. Dia berbelok arah, memasuki kelas orang lain entah kelas apa ini dia tidak tau. Mendadak dia memegang pintu kelas yang terbuka membuat decitan, hingga penghuni kelas tersebut menatapnya dengan tatapan binggung dan aneh.
Kakinya sudah berenti, keringatnya mengucur dari dahi keleher jenjangnya. Dia mengatur nafasnya yang ngos-ngossan.
"Huft" gadis itu mengambil nafas dan membuangnya. Setelah merasa nafasnya sudah enak, dia menatap kearah depan. Banyak siswa-siswi penghuni kelas itu yajg menatapnya aneh.
"Andita, kenapa denganmu?" Ucap bu nadin yang sedang mengajar dikelas tersebut. Iya gadis itu adalah dita.
Dita tersenyum kikuk, menggaruk tengkuk lehernya yang tiba-tiba gatal. "Maaf bu, tadi kaki saya ga bisa ngerem jadi saya asal masuk kelas aja terus pegangan sama pintu biar kakinya ngerem. Eh bisa" ucapnya polos dan malu.
Siswa-siswi yang mendengar ucapan dita tidak dapat menahan tawanya. Bu nadin juga ikut tertawa pelan, reaksi mereka semua membuat dita binggung sekaligus bertambah malu.
'Ucapan gue emang lucu?'
"Haduh, dit lo ada-ada aja sih pagi-pagi" ucap siswi berkacamata yang tak lain adalah teman satu ekskul dengan dita.
Dita hanya tersenyum polos, walau tidak ngerti dengan maksud temannya itu. Dita tau ini masih pagi, lalu kenapa?
"Rem kaki lo blong kali dit" celetuk aland, badboy sekaligus most wanted dirajawali.
"Aduh bilang aja dita kangen sama gue kan?" Goda kevan, badboy dan mostwanted rajawali juga.
"Yeh, ndasmu!" Ucap dita, lalu menatap tajam aland dan kevan.
"Aneh" celetuk sinis cakra, badboy dan most wanted unggulan rajawali.
Dita menatap tajam cakra, dia baru menyadari kalo ini kelas cakra. "Apasilo!" Nyolotnya.
"Sudah-sudah, yasudah andita silahkan kamu kembali kekelas kamu"
"Iya bu, dita minta maaf ya bu udah ganggu. Assalamualaikum"
Ucap dita sopan, lalu menutup pintu dan berjalan pelan kearah kelasnya yang berjarak 2 kelas dari kelas cakra ini. Dia tidak mau berlari lagi, takut-takut gabisa ngerem. Mungkin bener kata aland tadi rem kaki dita blong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince
Teen FictionBumi dan matahari akan selalu bersama, termasuk bersama bulan dan bintang juga. Bulan tanpa bintang memang sudah biasa? Tapi apa akibatnya jika bumi tanpa matahari dan bulan? Tanpa bulan bumi akan gelap gulita, tanpa matahari pun sama, siang akan te...