"Bang mau ituuu" rengek dita kearya.
Mereka berdua sedang ada disebuah pusat pembelanjaan dijakarta. Arya yang tiba-tiba mengajak jalan malam-malam katanya sebagai tanda maaf karena sudah ingkar janji tidak bisa menjemput dita waktu itu.
"Banggg, beli es krim yukk" ajak dita seperti anak kecil.
"Tapi ini udah malem ta" ucap arya menatap dita.
"Is, siapa juga yang bilang ini pagi! Udah ayokk" dita menarik sebelah tangan arya mengajaknya kesebuah restoran es krim yang berada didalam mall tersebut.
Sepanjang perjalanan mereka selalu dilitin para pengunjung, karena dita dan arya yang selalu bertengkar dam kadang dita yang manja sama abangnya itu, seperti orang pacaran. Baju mereka juga sangat mendukung, dita memakai jeans hitam dengan hoodie crop warna putih dan sepatu berwarna putih juga. Lalu arya yang memakai jeans hitam sobek-sobek dilututnya dan baju putih oblong ditutupi dengan jaket bomber berwarna abu-abu.
Arya yang ditarik dita hanya pasrah saja. Mereka mengantri dimeja kasir, "ta ini udah malem loh, nanti lo pilek tau rasa!" Ucap arya.
"Sst- abang jangan berisik!" Titah dita.
"Silahkan ka mau pesen apa?"
"Saya mau es krim banana dengan toping lengkap, sama es krim coklat no toping. Lo mau ga bang?" Dita menoleh kesamping kirinya menatap arya, arya hanya menggeleng.
"Yaudah itu aja mba"
"Ok, semua jadi 120 ribu ya ka"
Dita menyenggol lengan arya, "bayar" bisiknya.
Arya memutar bola matanya, "berapa mba?"
"120rb ka"
Arya mengambil dompetnya dan memberikan selembar uang 100rb dan 50rb.
"Ini, kembaliannya. Silahkan ditunggu ya, dimeja 23" mba-mba kasirnya memberikan kartu bertuliskan '23'.
Dita mengambil itu dan menarik tangan arya untuk duduk dibangku nomor 23 itu. Keadaan restoran ini cukup ramai, diisi remaja-remaja seumurannya.
"Gue kira lo bayar sendiri" ucap arya.
Dita menatap abangnya, "ga ikhlas?".
"Yeh, ikhlas elah!"
"Yaudah"
"Tapi nanti lo pilek loh ta" ucap arya dengan nada khawatir.
"Engga, gue 'kan emang udah biasa ye ga?santay makanya"
"Awas lo kalo ngadu pilek-pilek kegue" ancam arya.
"Uh atutt" dita berdekik takut.
"Bang, masa pada ngeliatin kita mulu ya? Gue cakep banget apa ya?" Ucap dita sambil melihat tampilannya dengan tersenyum.
Arya yang mendengar itu menjitak kepala adiknya, "ko li ke PD'an sih ta"
"Aw. Abisnya diliatin mulu risih" dita menatap sekelilingnya dengan risih.
"Jalannya ama gue si, aura gue kan emang susah ditolak"
"Aura horor iya" nyolot dita.
"Aura kegantengan lah" arya mengibas-ngibaskan tangannya.
Dita berdekik geli melihat abangnya, "jadi ga beli earphone?" Tanya dita.
Ya, sebenernya alasan ke2 kenapa arya tiba-tiba mengajak itu karena arya hendak membeli earphone baru karna yang lama rusak.
"Jadi dong, harus temenin!" ucap arya.
"Ok, tapi beliin gue novel-nya boy candra ya, ya?" Dita menatap abangnya dengan wajah puppy eyesnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince
Teen FictionBumi dan matahari akan selalu bersama, termasuk bersama bulan dan bintang juga. Bulan tanpa bintang memang sudah biasa? Tapi apa akibatnya jika bumi tanpa matahari dan bulan? Tanpa bulan bumi akan gelap gulita, tanpa matahari pun sama, siang akan te...