ip.3

323 17 1
                                    

Dita dan cakra sampai didepan gedung apartement dita. "Makasih cak" ucap dita sambil membuka pintu mobil cakra.

Cakra hanya menganggukan kepala sebagai jawaban, lalu dia menjalankan mobilnya kembali keluar dari area gedung apartement.

Dita yang melihat mobil cakra sudah pergi, bergegas memasuki gedung apartement. Dia menaiki lift, dan menekan tombol lantai 24.

Dita terdiam dilift sendirian, dia lumayan masih tidak percaya jika cakra yang menolongnya. This is impossible pikirnya.

Ting

Pintu terbuka, membuat lamunan dita sadar. Lalu dia bergegas keluar dari lift, dan berjalan cepat dikolidor lantai 24 ini.

No.234

Dita mencari kartu identitas apartemennya, disekitar rok abu-abunya.

Dita menepuk jidatnya pelan, dia baru ingat jika tas dan ponselnya tertinggal dikelas. Lalu bagaimana sekarang?

Dita menghela napas pelan, dia membunyikan bel apartemennya. Satu kali belum ada yang buka, dua kali juga belum.

Dita mengusap wajahnya kasar, sekarang dia harus kemana?pasti arya abangnya belum balik kuliah. Tidak mungkin kan dita menunggu didepan pintu apart ini, seperti orang ilang pikirnya.

Ceklek

Dita sontak menatap kearah pintu, ternyata arya sudah pulang.

Arya yang menatap adiknya dengan raut binggung. "Kenapa ga pake kartu lo aja?"

Dita memanyunkan bibirnya kesal. "Tas sama hp gue ketinggalan dikelas!" Gerutunya.

Arya binggung dengan ucapan dita ingin menanyakan 'kenapa bisa?', tetapi dita sudah terlebih dahulu masuk.

Dita duduk disofa biru laut yang berada diruang tamu, yang berhadapan didepan tv.

"Gue laperrrr" rengeknya

"Gue udah delivery makanan" ucap arya dengan duduk disamping dita dan memperhatikan gadis itu.

"Tas sama hp lo kok bisa ketinggalan?" Lanjutnya

Dita menoleh, dengan ekpresi polosnya. "Panjang ceritanya" katnya.

Arya memicingkan matanya, menatap dita selidik. "Lo bolos yak!?" Tuduhnya.

Dita menoleh lagi, dengan melototkan matanya. Lalu sebelah tangannya menabok pelan tangan arya. "Ndasmu! Anak rajin kaya gue mana ada kata bolos!" Ketusnya.

"Ya, terus kenapa?" Ucap arya.

Dita akhirnya menceritakan kejadiannya kepada arya, agar tidak membuat arya khawatir. "Tadi kan pas istirahat ke2, gue kan lagi nonton basket dipinggir lapangan. Nah karena gue bosen, gue pengin pergi tuh. Eh tapi taunya pas gue lagi jalan, kepala gue kegebok bola" jelas dita dengan nada diakhirnya kesal.

Arya mengerutkan dahinya, khawatir. Dia memegang jidat dita yang agak memerah, mengelusnya pelan. "Tapi lo ga kenapa-kenapa kan?" Ucapnya dengan nada khawatir.

Dita tersenyum. "It's ok, gue kan strong grils" ucapnya dengan menepuk dadanya pelan sambil tersenyum bangga.

Arya yang melihat itu, menggelengkan kepalanya. Lalu dia mengambil tangan dita yang sedang dia pakai untuk menepuk dadanya, tanda bangga. "Jangan kaya gitu, nanti dada lo sakit" tuturnya.

Dita tersenyum manis. Abangnya memang selalu khawatir dengan keadaannya. Padahal dita dan arya hanya sebatas adik-kakak tiri. "Ululuuu bang arya so sweet banget sih!?".

Arya memutar bola matanya malas, mendengar godaan dita. "Udeh ah, sana masuk kamar. Bersih-bersih bau badan lo!" Usir arya dengan mendorong bahu dita pelan.

Ice PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang