ip.17

339 10 7
                                    

"Sampe kapan lo nginep?"

"Entah, mager gue dirumah berasa kaya anak broken home banget" tutur tasya sambil membereskan beberapa pakaiannya kedalam tas ungu soft nya.

Iya, sekarang mereka berdua ada dirumah tasya.

"Jangan diperjelas gitu ah, asal jangan lama-lama yak. Stok cemilan gue buat seminggu ntar udah abis aja lagi sama lu!" Sengit dita.

"Kan kan, katanya sahabat tapi pelit, ew"

"Lo kan kalo makan gak kira-kira" sinisnya.

Teng teng teng

"Eh bunyi apaan tuh, tas?"

"Bakso, kali"

Dita segera berlari menghampiri jendela kamar tasya, "BANG BELII BANGG!"

Lalu diberlari keluar kamar tasya, sebelumnya dia bertanya sama tasya, "mau kaga lu?"

"Boleh dah"

Dengan gerakan cepat dita turun kebawah kearah dapur mengambil 2 mangkuk lalu berlari keluar rumah. Dia celingak-celinguk mencari abang baksonya, dan- teryata abangnya menunggu rada jauh dari rumah tasya melewati 2 rumah lah.

"2 goceng, pedes ya bang" dita menyerahkan 2 mangkuk itu ke abang tukang baksonya.

"Siap neng!"

Dita memperhatikan abang baksonya yang sedang meracik punya-nya.

Lalu karena bosan dia memperhatikan keadaan komplek rumahnya dan juga tasya, walau rumah dirinya tidak diblok ini tapi dikomplek ini.

"Goceng, pedes"

Dita menengok kearah abang baksonya yang menerima 1 mangkuk dari seorang cowok disamping abang bakso tersebut, wajahnya agak tidak terlihat karena tertutup tubuh abang bakso tersebut.

"Nih neng!"

Dita menerima bakso tersebut, Lalu mengambil uang disaku seragamnya. Dia meraba-rabua sakunya tapi tidak ada, lalu beralih keroknya.. Tapi nihil. Ah, dia menabok pelan kepalanya saking semangatnya mau beli bakso dia sampe lupa ngambil duit.

"Kenapa, neng?"

Dita menengok kearah abang baksonya, dengan raut kikuk, "i-ni bang, maaf duit saya ketinggalan dikamar soalnya tadi saya buru-buru mau belinya beneran deh!" Dia mengangkat jari tengahnya dan telunjuknya.

"Saya ambil dulu deh bang duitnya, nanti saya kesini lagi" lanjutnya.

"Yah neng, nanti kalo enengnya kabur gimana?mau ngerjain saya doang?"

"E-engga bang, beneran deh. Nih ya bang rumah temen saya tuh yang itu tuh yang gerbang warna item" dia menunjuk gerbang rumah tasya.

"Yah neng, gabisa. Anak jaman sekarang banyak boong, kids jaman now kan gitu neng"

"Duh- gimana dong bang?"

Dita binggung sendiri, nih abang tukang baksonya juga ngeselin banget. Emang tampang dia kaya orang yang bakal lari tanpa bayar makanan apa? Ini juga hpnya gak kebawa. Bener-bener merepotkan.

"Nih"

Dita menengok kearah abang baksonya, lebih tepatnya orang yang berada disampingnya yang mengasikan uangnya ke abang baksonya.

"Oh, ini kembaliannya mas"

"Gak"

Abang baksonya mengerutkan dahinya, "Loh mas ini kembaliannya, kenapa ga diambil?"

"Buat bayar dia"

Lalu cowok tersebut pergi membawa semangkuk baksonya kearah rumahnya yang terletak didepan jalan.

Ice PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang