Alana tersenyum melas saat melihat wajah teman-temanya sangat garang layaknya singa yang akan mencabik-cabik mangsanya."Maafin gue ya, gak bakal gue ulangin lagi deh" ucap Alana memohon.
Tapi malah mendapatkan pelototan oleh teman-temannya itu. Bagaimana tidak? Kemarin saat ia kabur di kejar-kejar itu karena dia yang melempar sepatu teman-temannya di atas musholla saat setelah teman-temannya itu sholat dhuhur, hanya karena dia yang kesal tidak ada salah satu temannya yang meminjamkan tali sepatu hitam untuknya saat razia tiap kelas.
Dengan seribu alasan yang ia berikan pada Pak Rafi akhirnya ia di hukum membersihkan toilet sekolah, membuatnya ingin mengutuk teman-temannya yang jahat itu.
Dan kini teman-temannya itu menatapnya garang.
"Aduh maaffin gue deh, gak bakalan gue ulangin suwer" ia mengancungkan kedua jarinya membentuk 'v'
"Semuanya ada pertanggung jawabannya Al" ucap salah satu dari mereka.
"Aduh udah deh kalian minta apa? Gue turutin asal jangan minta traktir" ucap Alana pasrah.
Teman-temannya itu tampak memikirkan sesuatu. Alana hanya mendengus kesal, cewek itu menatap ingin membunuh kearah Fesya dan Elda yang tertawa menatapnya di bangku bagian belakang. Ingin saja ia memutilasi kedua bocah sialan itu.
"Oke kali ini lo kita maafin, tapi inget lo masih punya utang sama kita" ucap salah satu temannya membuat Alana mendesah lega.
Utang satu permintaan tidak masalah baginya, asalkan nanti ia pura-pura lupa jika di tanya. Gampang bukan?
Ia berjalan menghampiri Fesya dan Elda menatap garang kedua temannya itu. "Vangke! Gak ada cita-cita bantuin gue apa?" Ucap Alana kesal dan duduk di samping Elda.
"Masalah yang buat lo sendiri ya selesain sendiri" ucap Elda mengendikan bahunya acuh.
"Lagian mana berani sih Al, gue lawan orang segitu banyaknya yang ada gue malah kena" timpal Fesya.
Alana bangkit berdiri dengan kesal. "Yaudah kalian gue pecat jadi anak buah gue" ucap Alana akan berlalu pergi.
"Sejak kapan kita jadi anak buah lo? Kapan lo nikah sama buah dan ngasilin anak buah jadi kita"
Alana berbalik menatap kesal Fesya yang kembali menimpali ucapannya. "Karna kalian bantah, gue angkat lagi jadi anak buah"
"Dan tentang Bapak buah kalian, entar biar gue cariin di google siapa tahu nemu" ucap Alana terakhir sebelum pergi yang membuat Fesya dan Elda hanya geleng-geleng kepala.
"El, iuran yuk" ajak Fesya
"Buat apa?"
"Buat beliin obat gilanya Alana mungkin obat gilanya habis"
*
Sepanjang jam pelajarannya Bu Marwah, Alana hanya menguap dan sesekali menekan perutnya yang terlalu lapar. Padahal ia sudah sarapan banyak tadi pagi, tapi masih saja saat menjelang jam istirahat seperti ini ia sudah kelaparan.
"Alana coba sekarang kamu maju kerjakan soal nomer 21"
Alana yang semula menempelkan kepalanya di meja kini mendongak menatap Bu Marwah horor.
"Jangan menatap saya seperti itu, saya bukan hantu"
"Bu, saya kan nggak bisa"
"Makanya coba biar bisa, sini kamu maju"
"Bu saya gak bis--"
"Saya ajarin" Alana mendekat, ia menulis soal matematika tentang peluang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delana (Fast Update)
Teen FictionDennis dan Alana, dimana si cewek tidak tahu malu bertemu dengan cowok ketus. Ketidak sengajaan yang menjadi pertemanan, dan selanjutnya apa? Ini kisah Alana si cewek petakilan yang selalu berubah nurut ketika diiming-imingi gratisan. *** Alana te...