[5] Demi Makanan^

349 30 4
                                    


Alana berjalan  dengan senyum tersungging di bibirnya di sepanjang koridor.  "Siti! Lihat hoodie gue baru" ia mengangkat kupluk hoodienya bangga. Ia berjalan kearah Siti yang duduk di depan kelas XI Ips 1.

"Paling juga pinjem" ucap Siti meneliti hoodie yang di gunakan Alana, setelah cewek itu duduk di sampingnya.

"Hahaha... lo tahu aja"

Siti mendengus, ia melanjutkan acara membacanya yang tertunda.

"Lo kok sukanya di koridor sendirian sih? Kesambet baru tahu"

"Bodoh ah!" Siti menutup bukunya. "Lo yang kesambet tiap hari aja nggak tahu-tahu"

"Ah gue terhura" mengusap-usap pipinya dramatis. "Lo segitunya perhatiin gue"

Siti melirik sebentar Alana dan geleng-geleng kepala. "Sit! Kal--"

"Siti! Bukan Sit!" Potong Siti kesal"

Alana mencemberutkan bibirnya, melirik Siti kesal. "Baperan banget sih! Nama lo kan emang Sit, sebagai teman lo dari orok gue pengen manggil lo beda"

"Iya, tapi nama gue bukan Sit" bantah Siti.

"Salah sendiri namanya Siti, norak banget"

"Eh ini nama pemberian almarhum kakek gue ya"

"Kenapa nama lo gak ganti Dila"

"Dila?"

Alana mengangguk-angguk semangat. "Iya Dila, dilarang merokok karena menyebabkan kanker serangan jantung im--"

"Udah! Udah! Gila gue ngomong sama lo terus" ucap Siti kesal, cewek itu kembali menutup bukunya, meletakkan di sampingnya. "Tadi lo mau ngomong apa?"

Alana tampak berfikir "tadi gue mau ngomong apa ya?" Cewek itu mengelus-elus dagunya. "Oh iya, gue inget" cewek itu menepuk tangannya sebagai tanda ia mengingatnya.

"Kalau seandainya gue garuk-garuk tembok lo video terus masukin ke channel lo, bisa viral nggak ya?"

"Apaan sih? Garing banget"

"Gue gak lagi ngelawak Siti, gue pengen viral aja. Siapa tahu nanti kalo orang lihat gue ada yang bilang gini"

"Alana si manis cantik jelita gue minta tanda tangan dong" ucapnya seperti menirukan suara seseorang. "Kan gue jadi terkenal" menepuk dada bangga.

"Gila aja lo"

"Btw, maksud gue kesini bukan itu sih sebenarnya"

"Apa?"

"Gue mau nebeng pulang nanti"

"Alah, bosen Al" ucap Siti mendengus.

Alana mengambil tangan Siti dan menggoyang-goyangkannya. "Ayolah Sit, biar gue gak perlu bayar angkot nanti"

"Kayak lo pernah bayar aja"

"Emang jarang sih" Alana menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Karna itu gue nebeng ke lo aja, kasian tukang angkotnya jarang gue bayar, kalau lo bantu gue sekarang sama aja lo bantu dua orang"

"Dua orang?"

"Iya, gue sama tukang angkot"

"Yaudah sana pergi"

"Jadi lo ngijinin gue?"

"Iya" Siti mengangguk dengan tidak ikhlas. Dengan  girang Alana meninggalkan Siti, Alana berlonjak-lonjak senang seperti mendapat lotre saja. Siti menggelengkan kepalanya pelan, lalu mengucap istigfar supaya jin yang berada di tubuh Alana tidak nempel padanya.

Delana (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang