[18.2] Mantan^

129 11 2
                                    

Dennis merasa gelisah, kejadian kemarin membuatnya tak tenang. Ia merasa bersalah dengan Alana, ia sudah membuat janji ke Alana tapi tidak menepatinya bahkan mengatakan untuk batal saja tidak.

"Kenapa lo Den, kelihatan gelisah"

Dennis menatap Ali yang berada di depannya, ia menggeleng pelan. "Gak apa-apa"

"Karna seseorang kan?"

Dennis hanya bergeming.

"Kalo karna seorang, cepet selesain gih mumpung orangnya masih ada. Orangnya tiba-tiba hilang, gelisah seumur hidup lo"

Dennis menatap Ali lekat. "Tumben otak lo bener, abis nabrak tiang listrik lagi lo?"

Ali menggeleng-gelengkan kepalanya. "Astagfirullahhaladzim, di kasaih tahu malah nyolot dasar--" Ali menghentikan ucapannya.

"Dasar, dasar apa? Dasar sialan coba lo ngomong sialan" ledek Dennis, karna Ali tak mungkin ngomong sialan.

"Dasar lo baik sekali ya Den" ucap Ali di buat sehalus mungkin, berniat menyindir cowok itu.

Dennis malah terbahak, Ali seperti itu malah terkesan seperti cewek. "Anggun banget si lo"

"Anggun mbahmu!" ucap Ali keras.

Dennis semakin terbahak keras karena berhasil memancing emosi Ali. "Lah gitu kan keliatan kayak anak muda lo"

"Terserah den terserah"

Dennis menghentikan tawanya lalu mengedarkan kepalanya ke seluruh penjuru kelas. "Fatar sama pacar lo dimana?"

"Pacar gue? Gue gak punya pacar kalo lo inget."

"Lah Rizza kan pacar lo"

Ali kembali menatap sinis Dennis. "Sakarepmu Den sakarepmu"

Dennis terkekeh. "Terus si Fatar kemana?"

"Gue bukan dukun, gak usah tanya-tanya"

"Muka lo kayak dukun"

"Astagfirullah" Ali mendesah dramatis. "Kuatkan hamba Ya Allah, hamba masih ingin mencium aroma surgamu jangan biarkan hamba terjerumus oleh setan di depan hamba." cowok itu melebarkan telapak tangganya berdoa.

"Lo kayaknya butuh kaca mata deh Li"

Ali langsung menoleh Dennis. "Maksud lo?"

"Gue ganteng gini lo bilang setan, pasti mata lo minus."

Ali speechless, Ya Tuhan! Ali benar-benar di uji kesabarannya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya sedangkan Dennis terbahak seperti gerakan slow motion di matanya.

"Audzubillahhiminassyaitonnirrojim" ucap Ali spontan.

"Gue bukan setan woy"

Ali memejamkan matanya. "Bismillahhirohman nirrohim"

Mulai lagi! Batin Dennis. Cowok itu langsung bangkit berdiri dan meninggalkan Ali yang mengucapkan segala jenis doa. Sialan! Berasa mau di rukyah Ali dirinya.

"Alana"

Pucuk di cinta ulam pun tiba, ketika keluar dari kelas ia langsung melihat Alana. Cewek yang membuatnya gelisah dari tadi.

Alana melirik sekilas Dennis, ia tak menggubrisnya. Alana terus berjalan saja.

"Al gue mau bicara"

"Lepasin!" teriak Alana melepas tangan Dennis yang mencekal lengan Alana. Hal itu sontak membuat pandangan beberapa siswa yang berada di koridor.

Dennis menghembuskan napasnya pelan. "Kenapa sih Al? Gue kan cuma mau ngomong sama lo" ucap Dennis mulai kesal.

Delana (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang