[11] Salah atau?^

251 19 0
                                    

Bell pulang sekolah sudah berbunyi sejak beberapa detik lalu. Alana segera merapikan buku di mejanya. Ia buru-buru menemui Dennis untuk menagih cowok itu.

"Gue mau nagih janji lo buat traktir gue hari ini" Alana tersenyum sumringah mendekati Dennis yang menggunakan helmnya.

"Gue gak ada waktu" cowok itu memundurkan motornya.

"Nggak bisa gitu dong, lo kan udah janji sama gue" marahnya.

Dennis mengambil tangan kanan Alana melebarkan telapak tangan cewek itu. "Lo bisa makan sepuas lo pake duit ini"

Alana melebarkan matanya, Dennis memberikan uang seratus ribuan lima. "Maksud lo apa ini?"

"Lo minta di traktir kan? Itu uang buat lo biar gak ngemis traktiran lagi ke gue"

Bruk!

Dengan kasar Alana melempar uang itu tepat di dada Dennis. "Sorry Den, gue bukan cewek nggak tahu diri yang bisa nerima uang begitu saja dari orang."

Dennis tersenyum miring di balik helm full face-nya. "Gue baru tahu kalo lo bisa TAHU DIRI" cowok itu menekankan kata terakhirnya.

"Karna gue emang bukan cewek matre!"

Dennis mengangguk-angguk. "Fix kan? Duit ini gue ambil lagi." Ia mengembalikan uang itu di saku seragamnya. "Gue juga baru tahu kalo GAK TAHU DIRI sama BUKAN MATRE itu gak bisa di bedain" cowok itu kembali menekan beberapa kalimatnya.

"Maksud lo apa sih Den? Kalo lo nggak suka sama gue ya ngomong!" Alana meninggikan suaranya, ia pikir Dennis memberikannya uang memang cowok itu sibuk tidak bisa mentraktirnya, tapi Alana salah. Dennis memberinya uang karena cowok itu berniat mengejeknya.

Dennis melepas helmnya. "Sorry Al, dari awal emang gue gak suka sama lo. Gue pikir dari sifat gue yang ketus ke lo itu bisa ngebuat lo mikir kalo gue gak suka sama lo" ia kembali tersenyum miring, menunjukkan bahwa ia memang tak menyukai cewek itu. "Tapi ternyata lo emang cewek gak tahu dir-- oh, 'bukan matre' lebih tepatnya"

"Dennis stop! Lo kenapa sih?" tanya Alana bingung dengan perubahan Dennis. Ia tentu saja menyadari sikap ketus Dennis, itu memang sudah tabi'at Dennis. Tapi Dennis yang sering ia lihat bukan srperti ini.

"Gue gak apa-apa Al, cuma males aja sama CEWEK MURAHAN"  cowok itu segera menaiki motornya. "Kalo lo butuh duit, lo bisa minta bantuan gue buat cariin perempatan tempat mangkal" selanjutnya Dennis melajukan motornya. Meninggalkan Alana dengan ucapan nyelekit- nya, entah mengapa hatinya terasa lebih sakit ketika Dennis mengucapkan kata pedas itu. Tak di cegah lagi, sebulir air mata jatuh di pipinya.

*

Nyatanya ucapan Dennis begitu berpengaruh padanya. Sudah lebih dari 1 jam dirinya menangis sejak pulang sekolah. Merutuki dirinya yang selama ini bersikap tidak tahu malu. Alana bodoh! Alana bodoh!

Harusnya dirinya bisa jaga sikap, ternyata semenyakitkan ini ketika cowok sudah mau jujur padanya. Entah mimpi apa dirinya tadi malam, hari ini begitu menyakitkan rasanya. Kedua sahabatnya mendiamkannya, memang sebenarnya Elda tidak berniat mendiamkanya tapi karna Elda yang selalu bersama Fesya, cewek itu jadi tidak sempat untuk bertegur sapa dengannya. Apalagi di tambah dengan ucapan Dennis. Ah, Alana ingin menangis seharian saja.

"Alana udah dong nangisnya, ada temen kamu nih" ucap bunda di balik pintu.

"Bunda bohong kan, biar Alana berhenti menangis" jawab Alana dengan suaranya yang sudah serak.

"Bunda gak bohong kok, orangnya ganteng banget kayak di drakor yang kita tonton minggu lalu Songkok Songkok sapa sih namanya"

"Song Jong Ki Bun"

Delana (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang