Capek! itu yang dirasakan Alana ketkka ia berlari sejauh 800 m. Itu karena ia kesiangan dan susah mencari angkutan umum. Dan ayahnya yang tidak mengantarnya karena terburu-buru juga.
Kini ia hanya berjalan dengan nafas yang tidak beraturan karena terlalu lelah. Sangat sulit memang untuk mencari angkutan umum jika sudah hampir siang seperti ini. Kalau taksi sudah jelas ada, tapi uang jajannya seminggu akan habis hanya di pakai untuk membayar taksi sekali.
Alana tersenyum sumringah ketika melihat pengendara motor yang menggunakan seragam seperti yang dikenakannya. Cewek itu menghadang pengendara motor sport besar itu.
"STOP!"
Alana berteriak! Sama seperti ia menghadang Dennis satu hari lalu. Cowok itu berhenti tanpa melepas helm full face yang digunakannya.
Tanpa permisi, Alana langsung menaiki jok belakang motor cowok itu. "Gue nebeng ya, udah gak ada angkot lewat soalnya" Alana membenarkan posisi duduknya, tangannya berpegangan dengan pundak cowok itu.
Cowok itu melepaskan helm full facennya memeringkan wajahnya untuk menatap Alana. Alana memelototkan matanya kaget saat melihat orang yang di boncennginya.
"Turun!" Ucap cowok itu dingin.
Tapi Alana tak mengindahkannya, jelas ia tahu siapa cowok itu. Teman Dennis yang paling dingin, Fattar. Siapa lagi memang?
"Udah please! Bantu gue kali ini aja. Gue janji setelah ini gue gak bakal usik lo ataupun nyapa lo. Jadi lo gak bakal keganggu" mohon Alana.
Tapi Fattar tidak sebaik malaikat. Cowok itu turun dari motornya agak sedikit susah karena Alana yang berada di jok motor belakangannya. Dengan kasar cowok berwajah datar itu menyeret Alana turun dari motornya.
"Argghhh" desis Alana mengelus-elus pergelangan tangannya yang memerah karena tarikan keras dari Fattar.
"Lo jadi cowok gak bisa lembut dikit apa" marahnya.
Fattar menatap Alana tajam. Tak mempedulikan desisan kesakitan cewek di depannya itu.
"Gue gak suka ada cewek yang naik motor gue" ucapnya tajam, dan menaiki motornya.
"Pelit banget sih jadi cowok" Alana menatap kesal Fattar yang menggunakan helmnya itu. "Baru aja motornya di naikin, apalagi di pinjem"
"Mana ada cewek yang suka cowok kasar pelit kayak gitu. Muka cakep tapi gak laku buat apa?" Cerocos Alana yang sama sekali tak gubris oleh Fattar, cowok itu terlihat sibuk menyalakan motornya.
"Dasar pel--"
Brum! Brum!
Fatar mengegas keras motornya, menimbulkan asap motor yang membuat Alana terbatuk-batuk.
"Uhukk.... uhukk..."
"Ya Tuhan! Sabarkanlah hambamu yang teraniaya ini" ucapnya dramatis, mengelus dadanya.
*
"Hahaha...."
"....hahaha"
"Ahaha...haha"
Cewek itu memegang ganggang pel dengan kesal. Mulutnya komat-kamit, menyumpahi duo demit yang tertawa keras. Meski begitu, tangannya tetap aktif menggerakkan ganggang pel itu.
"Sialan, lo berdua. Gak ada cita-cita bantuin gue apa?" Kesal Alana.
Bukanya membantu dua temannya itu malah mengarahkan kamera ponsel mereka ke wajah Alana, dengan niatan mengejek cewek yang biasanya berwajah sangar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delana (Fast Update)
Ficção AdolescenteDennis dan Alana, dimana si cewek tidak tahu malu bertemu dengan cowok ketus. Ketidak sengajaan yang menjadi pertemanan, dan selanjutnya apa? Ini kisah Alana si cewek petakilan yang selalu berubah nurut ketika diiming-imingi gratisan. *** Alana te...