[4] Hoodie^

380 27 3
                                    

"Baju lo kenapa?" Itu adalah pertanyaan Rizza ketika cowok itu berpas-pasan dengan Alana di koridor.

"Tadi jatuh" Alana memperhatikan keseluruhan tubuhnya yang sangat kotor, karena terjatuh tadi.

"Kok bisa?" 

"Iya, lantainya licin gue malah lari"

"Oh" Riza mengangguk-angguk, cowok itu memperhatikan seragam bagian depan Alana yang berwarna kecoklatan karena kotor. Sampai tatapan cowok itu jatuh di kancing nomor dua seragam Alana. Rizza jelas bisa melihat apa yang tercetak jelas di situ, bahkan warna sesuatu yang di gunakan cewek itu Rizza tahu. Pasalnya baju kotor nan basah itu mencetak jelas tubuh Alana.

"Pake hoodie gue aja ya?" Tawar Rizza, cowok itu berusaha mengalihkan perhatiannya kearah yang seharusnya tidak ia lihat.

"Gak usah, biar gue nanti pinjem seragam olahraga kelas lain aja"

Rizza sudah menduga kalau cewek itu akan menolak. Tapi masalahnya, akan semakin banyak orang yang melihat lekuk tubuh cewek itu jika tidak segera berganti.

"Udah, pake hoodie gue aja. Entar lo keburu masuk angin seragam lo itu terlalu basah"

Alana kembali memperhatikan seragamnya. Matanya melotot tangannya buru-buru menyilang di depan dada, begitu ia sadar sesuatu yang ia kenakan di dalam itu tercetak jelas. Wajahnya memerah, apalagi jika mengingat Rizza yang sempat memandanginya.

"Lo liat ya?" Alana menatap Rizza horor. Cowok itu tersenyum salah tingkah menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal.

"Udah, gue ambilin hoodie gue dulu" ucap Rizza berlalu pergi.

Alana merasakan wajahnya panas, ia yakin wajahnya kini memerah. Demi sempaknya superman yang  kelihatan, Alana sungguh malu. Apalagi ia baru mengenal Rizza kemarin, bagaimana kalau cowok itu menganggapnya cewek tidak tahu malu?

Oh Alana, apa ia lupa kalo ia memang selalu bertindak tak punya malu? Tapi masalahnya ini beda, cowok itu sudah melihat sesuatu di balik seragam putihnya.

"Ini hoodie gue, lo pake aja" Rizza kembali dengan mengulurkan hoodie  merah marunnya ke arah Alana yang masih menyilangkan lengannya di depan dada, dan terlihat malu-malu untuk menerima hoodie itu.

"Ambil aja, daripada lo masuk angin" ada hal yang lebih dari masuk angin, tapi Rizza tidak mungkin mengatakannya langsung. Alana tahu itu.

"Gue pinjem ya"

Rizza mengangguk, "udah cepetan sana ganti"

Alana berbalik kearah berlawanan dengan Rizza untuk mengganti seragamnya dengan hoodie. Baru beberapa langkah, cewek itu membalikkan badannya.

"Rizza"

"Iya" balas Rizza ikut membalikkan badannya menatap Alana.

"Makasih" ucap Alana pelan.

Cowok itu mengangguk dan tersenyum tulus. Dan menurut Alana sangat manis. Shit! Cukup Alana, berhenti untuk mengagumi senyum cowok, itu akan ngebuat lo gila dan berakhir senyum-senyum sendiri di sepanjang jalan. Ya! Benar, itu akan membuatnya gila.

Ia kembali berjalan cepat dengan tangan yang memukul kepalanya dan berguman "bodoh, bodoh,bodoh"

Ia mengerutkan keningnya ketika sampai di toilet. Lantai itu masih seperti semula, kotor! Lalu dimana Dennis yang akan mengepel tadi, matanya memincing ketika melihat gerombolan cewek-cewek yang terlihat mengerubungi sesuatu.

Mulutnya sedikit terbuka, mengetahui siapa gerangan yang di kerubungi para cewek kecentilan itu. Siapa lagi kalau bukan Dennis?

Dengan kesal Alana menghampiri gerombolan para cewek itu, dengan kasar Alana menarik lengan salah satu di antara mereka.

Delana (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang