Satu demi satu makanan mulai terhidang di meja. Tema menu utamanya adalah sapi. Mulai dari daging sapi bakar, bulgogi, hingga sup iga sapi pedas kesukaan Jun. Hyesung juga menyiapkan empat jenis banchan - hidangan pelengkap. Seokmin dan Jihoon ikut bantu menata makanan dan piring-piring di atas meja. Setelah semuanya siap, Minghao membangunkan satu per satu member yang tertidur. Hyesung sendiri masih tampak sibuk membenahi dapurnya yang berantakan bersama Mingyu.
"Au," teriak Mingyu. Tanpa sengaja tangannya terkena wajan panas.
Hyesung langsung menarik tangan Mingyu yang terluka dan mengguyurnya dengan air kran dingin. Gadis itu melihat luka di tangan Mingyu dengan wajah khawatir. Diam-diam Mingyu tersenyum, senang karena Hyesung memperhatikannya.
"Tidak perlu khawatir, lukanya tidak parah kok."
"Kau duduk saja. Kalau tidak langsung diobati, lukanya bisa membekas," kata Hyesung.
Gadis itu melepas celemek yang dikenakannya dan berlalu mengambil obat di kotak P3K. Mingyu menurut dan membiarkan Hyesung mengoleskan obat luka bakar di tangannya. Pria itu duduk di salah satu bangku meja bar yang menjadi penyekat antara dapur dan ruang tv. Mingyu mengamati wajah serius Hyesung dari samping sambil menumpukan dagu pada sebelah tangannya.
"Apa kau selalu seserius ini pada pasienmu?" tanya Mingyu.
Hyesung mengangkat wajahnya menghadap Mingyu. Ia kemudian kembali menatap hasil pekerjaannya. "Tergantung situasi. Kalau pasienku ketakutan tentu saja aku harus membuatnya lebih tenang dan rileks. Tapi karena pasienku sekarang adalah orang seperti mu," Hyesung memukul pelan luka Mingyu yang sudah selesai diolesi obat. Membuat pria itu meringis menahan perih. "Aku tidak perlu terlalu lembut kan?"
"Ya, Han Hyesung!" seru Mingyu sambil menarik tangannya. "Kau dokter yang menakutkan."
Hyesung tertawa pelan dan berjalan menuju kotak P3K untuk mengembalikan obat oles yang tadi diambilnya. "Lepas celemekmu dan mari kita makan malam."
"It's my paradise," nyanyi Seungkwan sambil melihat seluruh permukaan meja yang sudah tertutup makanan.
Wajahnya bengkak karena sudah tidur selama satu setengah jam selama menunggu makan malam siap. Wonwoo dan Jun turun dari lantai atas dengan rambut berantakan sehabis bangun tidur. Lee chan baru saja keluar dari toilet setelah mencuci mukanya. Soonyoung akhirnya berhasil bangun setelah dipukuli Jihoon dengan bantal. Hyesung melihat wajah para member yang terlihat lelah dengan sedih. Pasti waktu istirahat mereka sangat kurang, pikirnya.
"Aku menyerah membangunkan Seungcheol hyung," kata Minghao keluar dari kamar. "Hyesung-ah, coba kau bangunkan dia. Mungkin kalau dibangunkan oleh suara wanita akan lebih gampang."
"Biar aku saja," seru Mingyu, mencegah Hyesung melangkah ke dalam kamar.
Tak lama kemudian terdengar suara gedebuk keras dari dalam kamar diikuti suara Mingyu mengaduh kesakitan. Hyesung buru-buru menyusul pria itu. Ia tertawa melihat Mingyu yang kini terperangkap dalam kuncian tangan Seungcheol. Sang leader itu sendiri masih belum mau bangun dari kasurnya.
"Seungcheol oppa, bangun." panggil Hyesung dengan sisa-sisa tawanya.
"Hmm," Seungcheol hanya memiringkan tubuhnya. Tangannya makin erat mengunci Mingyu seperti sedang memeluk boneka. Mingyu sendiri meronta-ronta memukul tangan kiri Seungcheol.
"Oppa, bangun. Kasihan Mingyu kau cekik begitu," ucap Hyesung sambil menepuk-nepuk pipi Seungcheol.
"Hmm, siapa yang memanggilku opp...," Seungcheol tersadar. Ia membuka kedua matanya dan segera terbangun. Tangannya otomatis melepaskan Mingyu. Mingyu langsung memegangi lengannya yang kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Being Loved Is Amazing
Romance[COMPLETE] [SVT FF Series] --- Sebuah kisah asmara antara dua insan yang tidak mengerti arti cinta. Lee Jihoon melalui 22 tahun kehidupannya tanpa mengenal kata pacaran. Penulis lirik lagu sekaligus komposer andalan sebuah boygroup ternama di Seven...